Tatapan terakhir

906 108 32
                                    

Tante mohon.....

Tante mohon.....

Tante mohon.....

Kata-kata Sofia terus aja membayang-banyangi pikiran Dahyun. Meskipun seharian ini ia menghabiskan waktu bersama Sana, namun pikirannya terus saja mengambang.

"Na, hal apa yang paling lo gak suka dihidup lo?" Tanya Dahyun asal.

"Yang paling gue gak suka?!" Sana bergeming sejenak. "Ya, berantem sama lo"

"Yaelah, gue lagi!" Dahyun memutar bola matanya malas. "Maksud gue itu, hal-hal yang lo benci dalam hidup lo dan lo gak mau itu terulang lagi"

"Ya cuma itu, BERANTEM SAMA LO!"

Dahyun menghela nafas berat. "Duh ni anak. Gimana ya gue ngarahin pembicaraan ini biar gak terkesan mencurigakan" Batinya.

"Oke..oke itu satu!" Dahyun menatap Sana lekat. "Selain itu ada gak? yang menyangkut kehidupan lo."

"Mmm, selain itu!?" Sana merenung sejenak. "Pertikaian nyokap bokap gue dulu!"

Dahyun menelan ludah.

"Intinya, gue gak mau hal itu terulang lagi." Sana kembali menatap Dahyun bingung. "Kenapa sih lo nanya soal itu? Aneh banget!"

Dahyun mengendus sembari membuang muka. "Yah gue kan cuma nanya" Sahutnya datar.

Dari gelagatnya, Dahyun seperti menyembunyikan sesuatu.

"Na, Kenapa harus gue?" Batinya lagi.

**

Memasuki ujian akhir semester, hubungan mereka tampak baik-baik saja. Sana begitu senang melihat sikap Dahyun yang tidak lagi mempersoalkan kedekatannya dengan Taehyung. Meskipun beberapa kali Dahyun mendapati kehadiran Taehyung dirumah Sana, tapi ia tidak lagi menunjukan sikap kecemburuannya. Ia bahkan lebih dewasa lagi menanggapi setiap situasi yang ia temui walaupun hal itu semakin membuatnya terluka.

Dahyun paham betul kehadiran Taehyung ditengah-tengah mereka. Keinginan John dan Sofia untuk mempersatukan anak semata wayang mereka dengan Taehyung nampaknya tak kunjung sirnah. Meskipun Sana telah beberapa kali memperingati kedua orang tuanya, mereka tetap saja berusaha memaksa Sana untuk menerima Taehyung.

"Mikirin apa sih sayang?" Sana mendongak menatap wajah Dahyun. "Kok belom tidur?"

"Belom ngantuk sayang" Dahyun tersenyum. Ia menarik Sana dalam dekapannya. "Na?"

"mmm?"

"Gue sayang banget sama lo" Dahyun memeluk Sana erat-erat. "Sayang banget!"

Sana merenung sejenak. Akhir-akhir ini, ia merasa ada sesuatu berbeda dengan Dahyun. Baik pertanyaan maupun ungkapan perasaan, keduanya terkesan aneh bagi Sana.

Setelah merenung sejenak, Sana beralih menatap manik coklat Dahyun. "Gue seneng dengar kata-kata sayang dari lo. Tapi sebenarnya gue gak terlalu mengharapkan kata-kata itu. Dengan adanya lo disamping gue, itu udah cukup ngebuktiin rasa sayang lo ke gue. Jadi tanpa lo bilang kata-kata sayangpun, gue udah pasti senang kok."

Dahyun mengendus lemah.

"Dub, lo baik-baik aja kan?" Kali ini Sana balik bertanya.

"Ya baiklah!"

"Tapi kenapa ya, akhir-akhir ini gue ngerasa lo agak aneh!?"

Dahyun mengecup kepala Sana. "Gue kan memang aneh. Sinting lagi. Kan lo sering bilang gue kayak gitu" Sindirnya. Tak mau dicurigai, Dahyun pun pura-pura mengalihkan pembicaraan lain.

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang