Please, Cium!

1K 101 22
                                    

Dahyun mengantar Sana kekampus. Berjalan saling bergandengan tangan tanpa peduli beberapa pasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Diambang pintu, Jeong dan Chaeng ternganga.

"Jeong. Itu_" Chaeng kehabisan kata-kata.

"Itu baru Dubu gue" Jeong tersenyum bangga melihat sahabatnya bersikap gentle hari ini.

Disisi lain,

"Dub, anak-anak pada gak curigakan kita gandengan gini?" Sana sedikit gugup.

"Kayaknya gak deh! Yah, kecuali dua sahabat sotoy gue." Ujar Dahyun.

Hari ini dua insan itu mulai menujukkan kedekatan mereka layaknya orang pacaran. Meskipun ada beberapa orang yang beranggapan aneh, tapi sebagian besar dari mereka menganggapnya itu adalah hal yang biasa. Toh mereka taunya Sana dan Dahyun itu hanyalah sahabatan. Jadi, tak heran jika mereka saling bergandengan tangan. Jihyo dan Momo pun beranggapan begitu. Terkecuali dua sahabat Dahyun. Meskipun Dahyun tidak menceritakan soal hubungan mereka tapi dua orang itu tau jelas bahwa sekarang mereka sedang menjalin hubungan.

"Pokoknya Lo harus jaga jarak ama Taehyung. Gue gak mau Lo deket ama dia!" Dahyun mulai memperingati Sana.

"Iya pacar"

"Daniel juga. Hati-hati sama dia!"

"Iya sayang"

"Satu lagi. Kalo suasana kelihatan mulai mendung, lo harus jauh-jauh sama cowok. Jangan sampe kelepasan lagi"

"Aduh protect banget sih sayang!" Sana tersenyum sumringah. "Iya..iya!"

Dahyun mengambil sesuatu dari sakunya lalu menyodorkannya pada Sana. "Pake ini."

Sana memelototi benda yang disodorkan Dahyun. "Ini buat apa?"

"Ya buat dipakelah masa buat makan!" Dahyun berekspresi serius bermaksud memberi saran. "Kalo udah kelihatan mendung putar lagu kuat-kuat biar pas ada kilat sama guntur, lo gak terlalu kaget."

Sana menatap earphone berwarna pink dengan rasa haru. Matanya berbinar-binar. "Dub..."

"Tapi selebihnya sih, gue akan tetap ngawasin Lo. Itu cuma bagian dari pencegahan aja kalo gue kebetulan gak ada didekat Lo!"

Sampe segitunya perhatian Dahyun! Mantap sekali. Sana beralih menatap sang pacar dengan sorot tak menyangka. Hatinya merasa sangat tersentuh melihat perlakukan manis Dahyun terhadapnya. Hal itu semakin membuat perasaan Sana nyaman menjalin hubungan dengan Dahyun.

"Dub, cium gue please!" Sana memohon dengan raut wajah ingin menangis.

"Heh!" Dahyun sedikit menjauhkan wajahnya. "Kita ini lagi gak dikamar sayang" Dahyun berusaha menyadarkan kewarasan sang pacar.

"Cium" Sana mulai merengek.

"Aishh" Dahyun sedikit meringis. Ia menatap sang pacar lemah. Saat-saat tidak memungkinkan seperti ini bisa-bisanya Sana memancing hasratnya.

Dahyun menarik Sana melewati koridor sambil melihat-lihat ruangan yang kosong. Tapi sayang, ruangan penuh. Dahyun kembali mengurung niatnya.

"Dirumah aja yah ciumnya" Bujuk Dahyun sambil berbisik.

"Gak mau!" Sana sedikit meronta. "Sekarang!"

Sana berlagak seperti anak kecil yang sedang meminta permen. Ia mencebik seraya melipat tangan.

"Gak ada tempat kosong sayang, emang Lo mau gue cium disini?" Bisik Dahyun lagi.

"Bodo!"

Dahyun berekspresi memangsa layaknya singa. Ia benar-benar gemas melihat tingkah laku Sana. Entah bagaimana lagi ia harus memperlakukan Sang pacar. Masakan Sana minta dicium didepan umum? Sayang sih sayang tapi gak gitu juga kali. Agresif banget.

"Dirumah aja ya." Dahyun kembali memohon pengertian Sana. "Ntar gue perpanjang durasinya."

"Beneran?"

"Iya sayang"

"Oke. Gue tunggu!" Bisik Sana pelan. "Yaudah. Gue duluan" Sana langsung melangkah meninggalkan Sang pacar.

Dahyun membeo.

Sana melambai. "Daaa!"

"Awas lo ya!" Dahyun tersenyum simpul.

Sementara melangkah Sana berhenti dan kembali berbalik. *Klik* Sana mengedipkan mata kemudian memonyongkan bibirnya. Ia melempar kecupan berbentuk hati.

"Dasar ular." Dahyun terkekeh. "Lama-lama gue telanjangin juga tu anak" Batin Dahyun mengandai-andai.

____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang