Putus lagi?

884 96 20
                                    

Diambang pintu, Sana terpaksa mengantar dosen muda itu kedepan rumah. Dengan perasaan gelisah, Sana juga terpaksa membalas lambaian tangan Taehyung.

"Pergi ya!"

"Iya.. hati-hati mulut curut, eh...pak, eh....Taehyung!" Sahutnya.

Meskipun Taehyung agak merasa risih dengan nada panggilan itu, ia tetap melayangkan senyum kepada Sana lalu pergi.

Tanpa menunggu lagi, Sana langsung beranjak kekamarnya. Ia mengendus seraya melakukan video call. "Semoga gak ada pertengkaran!" gumamnya.

*tut..tut..tut* Dahyun tidak mengaktifkan WA-nya.
"Tuh kan, Ngambek!"

Sana beralih melakukan panggilan via telpon biasa.

*Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif*
Sana menghela nafas berat lalu mulai memijat bagian alisnya. "Yaudah, gue samperin dah."

Sana memutuskan untuk menemui Dahyun disaat itu juga. Ia menuruni tangga sambil melirik-lirik keadaan sekitar berharap John dan Sofia tidak memergoki dirinya yang hendak keluar saat sudah menjelang tengah malam.

Disisi lain,

"Taehyung ngasih lo les privat dan lo gak ngomong ke gue! Oke fine" Umpat Dahyun kesal.

Sekali lagi Dahyun dikuasai oleh perasaan cemburu. Bukan hanya cemburu, tapi sudah dengan pikiran salah paham. "Si Taehyung ngapain coba pegang-pegang hp Sana? Terus Si Sana, ngapain juga hpnya dibiarin dipegang sama Taehyung!? iishhh"

Dahyun bersandar disofa sambil mengunyah coklat dengan perasaan malas bercampur kesal.

Selang beberapa menit, seseorang mengetuk pintu...

Dahyun berhenti mengunyah dan beralih mendengarkan suara ketukan pintu itu. "Sana?" Ia bergeming. "Ah, gak mungkin. Udah malam gini mana bisa dia keluar." Ia kembali mengunyah.

Suara ketukan pintu lagi...

Dahyun menghela nafas berat lalu berjalan sepoyongan. "Siapa sih? ganguin aja. Orang lagi malas juga!" Keluhnya.

Diambang pintu, seseorang menyodorkan box kecil berisikan kue coklat tanpa menampakkan rupanya. Dahyun memutar bola matanya bersamaan dengan kesadaran yang tadinya sempat membuat ia linglung.

"Cemen banget sih Lo. Gitu aja dicemburuin!" Sana bersuara membuyarkan lamunan Dahyun. "Ngambek, gak aktifin WA sama nomer. Kenapa gak sekalian aja buang tuh hp Lo? Cara lo marah itu jadul banget tau gak?"

Tunggu. Bukannya menjelaskan kesalapahaman ini, Sana malah mempersudut kecemburuan Sang pacar. Sana mau ngajakin berantem ya?

Untuk seorang Dahyun, ia tidak suka imegenya dipersudut ataupun direndahkan seperti ini. Dahyun mengendus dan langsung melangkah mundur. Ia menutup pintu kamarnya.

"Yah, Dub? Kok ditutup sih?"

"Ngomongnya nanti aja. Gue lagi malas adu mulut sekarang" Sahut Dahyun dibalik pintu.

"Yaelah Dub, gue udah capek-capek nyamperin lo juga."

Dahyun bungkam.

"Jahat amat sih sayang!?" Ujar Sana sedikit berbisik. "Sumpah, Gue gak tau kalo Taehyung mampir kerumah!" Sana pura-pura beralasan.

Dari dalam Dahyun mendengarkan penjelasan Sana dengan seksama.

"Dia ngangkat telpon lo itu tanpa seijin gue. Gue aja gak nyangka kalo dia berani ngerampas hp gue terus angkat telpon dari lo!" Sana berusaha menjelaskan situasi yang membuat Dahyun salah paham. "Percaya sama gue dub. Gue gak bohong, beneran!"

Dahyun masih mendengarkan ocehan Sana tapi ia tetap diam sambil merenung. Dahyun merasa masih ada sesuatu yang mengganjal dihatinya dan itu membuat dia enggan untuk berbicara. Yah, tentu saja soal ucapan Taehyung. Les privat. Sana belum menjelaskan soal itu.

"Dub? bukain napa!"

"Ini udah malam. Mending lo pulang" Kali ini Dahyun menyahutinya.

"Gak mau. Gue pengen ngomong tatapan muka sama lo" Bantah Sana. "Kalo lo gak bukain pintu, gue bakal tunggu disini"

"Gak usah keras kepala." Dahyun berhenti sejenak. "Kalo lo mau nunggu disitu, mending kita putus aja. Lo pilih mana, pulang apa putus?"

"Putus?" Sana menghembuskan nafas panjang lalu berdecih. "Kenapa sih segampang itu Lo ngomongin putus? lo pikir gue apaan? Mainan Lo?"

Dahyun kembali mereply ucapannya. Ia sendiri bingung, kenapa bisa ia mengeluarkan kata-kata itu. Seperti pasangan kekasih pada umumnya, kata-kata yang diucapkan tanpa memikirkan dampaknya sering berujung pada pertengkaran. Apalagi kalau sudah ditambah dengan kesalahpahaman. Tentu saja itu bakalan runyam.

Setelah menyadari ucapannya, Dahyun langsung membuka pintu hendak memperbaiki ucapannya barusan. Tapi sayang, sosok Sana tak lagi berdiri disana.

"Na?" Panggil Dahyun.

Sana acuh. Ia menuruni tangga seraya mempercepat laju langkahnya.

Didepan gerbang, Dahyun berhasil meraih tangan Sana.

"Na. Maksud gue_"

"Ini udah yang kedua kali, dan gue ngerasa lo gak serius pacaran sama gue. Salah paham dikit minta putus, gue juga punya harga diri" Jujur Sana.

"Maafin gue, lo tau kan gue emosian"

"Iya gue paham lo emosian, tapi seenggaknya lo harus mikir dulu kalo mau ngomong! Kalo lo emang ngerasa gak nyaman karena sering buat lo cemburu, yaudah...gue ngalah. Gue juga gak mau buat lo ngerasa tersiksa karena hal ini." Ungkap Sana pasrah. Sekilas ia mendengus "Mungkin hubungan kita emang harus berhenti disini."

____

Sad part dulu ya hehe. Emang ya menjalin hubungan itu banyak salahpahamnya. Masalah kecil aja bisa jadi ribet.

Yang lagi pacaran terus sering berantem atau ngalami hal yang kek gini, mana suaranya? 😂😂

....
Jgn galau ya, ntar malam gue update lagi. hehe😁

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang