Dahyun kembali memeluk Sana erat-erat sembari menghirup aroma tubuh yang sangat ia rindukan. Hal itu membuat Sana sedikit merinding geli.
Sementara mereka saling melepas rindu, Suara lembut Sofia menghentikan aktifitas mereka yang baru saja dimulai.
"Sayang?" Panggil Sofia.
Dibalik pintu, Sana yang sibuk berpelukan merasa sangat-sangat terganggu. "Ya ma?" Ucapnya sedikit berteriak.
"Makan dulu nak. Ajak Dubu juga!"
"Kita udah makan Ma pas pulang kampus tadi. Sekarang gak laper" Sementara Dahyun sibuk mengecup-ngecup pipi Sana. "Sayang, gue lagi ngomong sama mama. Nahan dikit napa!" Bisik Sana.
"Yaudah Nak. Istirahat ya!" Ujar Sofia lagi.
"Iya ma"
Setelah mendengar langkah kaki Sofia menjauh, Dahyun pun kembali berbisik. "Gue laper Na?"
"Lo lapar?" Sana menanggapinya dengan serius.
Dahyun ngangguk-ngangguk lemah.
Sana memutar bola matanya malas. "Yaudah, kita turun sekarang. Makan bareng nyokap bokap gue!"
"Huh, selalu aja gak peka." Dahyun mencebik.
"Kok peka sih?"
Dahyun mulai menatap Sana dalam-dalam seraya menghela nafas panjang.
Detik itu juga, ia mendaratkan bibirnya. Bukan dengan kecupan lagi, tapi dengan sebuah lumatan. Dahyun melumat bibir Sana dengan pelan dan penuh perasaan.
Sekilas ia melepaskan lumatan itu dan berucap, "Milik lo ini, selalu aja buat gue lepas kendali!" Dahyun mulai bersuara parau.
Seketika itu juga, badan Sana mulai menegang. Ia tidak pernah menduga, ini pertama kalinya Dahyun melumat bibirnya dengan penuh kehangatan.
Dahyun kembali melumat bibir Sana. Tangannya yang satu melingkar dipinggang Sana, sementara tangannya yang satu menangkup leher Sana. Ia pun terpancing lalu mulai mengikuti pergerakan bibir Dahyun.
Sejenak, Dahyun kembali berucap. "Na?"
"Mm"
"Jangan lupain first love ini ya?"
Sana ngangguk-ngangguk lemah.
Dahyun pun kembali melanjutkan aktifitasnya dan sesekali menggigit kecil bibir bawah Sana.
"Gemes gue"
Sana terkekeh. "Dasar. Saraf tingkat akut!"
"Biarin. Yang penting malam ini gue menang banyak" Cibir Dahyun lalu mulai mengecup leher Sana.
Sana mulai menggeli nikmat.
Malam itu, keduanya benar-benar menyalurkan hasrat mereka dengan penuh perasaan sayang disertai dengan nafsu yang mendalam. Tanpa ada rasa lelah sedikitpun, mereka tak henti-hentinya saling melumat bahkan sampai menikmati kenikmatan intim yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Sekali lagi ini First love. Mungkin tidak ada kalimat spesifik yang mampu menjelaskan makna dibalik kata itu, selain merasakannya secara langsung.
Dengan penuh kelembutan, Dahyun mengelus pipi Sana lalu memelukknya erat. Ia menyandarkan pipinya tepat dikepala Sana.
"Ternyata lo lebih nikmat dari coklat. Bahkan berkali-kali lipat nikmatnya!" Cibir Dahyun.
"iiishh, jijik gue dengernya!" Sergah Sana yang sedikit tertawa geli.
"Sok banget lo ngomong jijik, Gue buat sepuluh ronde baru tau lo." Dahyun mulai sombong. "Mau lo gue buat sepuluh ronde lagi?"
Sana terkekeh geli. "Ya, m..ma..mau!"
Dahyun tertawa sembari menjitak kepala Sana. "Dasar ULAR" Ia mengecup bibir Sana sekilas. "Kalo sepuluh ronde lagi, ntar lo SEKARAT!" Nada suara Dahyun sedikit menekan.
Merasa harga diri mulai diinjak-injak, Sana pun bangkit lalu menatap Dahyun dengan sorot kilat. "Lo ngeremehin gue?"
Susah amat ni dua orang ciptain suasana romantis? bawaanya adu mulut terus. Heran deh.
Dahyun terkekeh. "Kenapa lo tersinggung? pengen berantem? Hayook... sini, sini" Dahyun sdikit memonyongkan bibirnya.
Kali ini Sana menatapnya sinis. Bisa-bisanya Dahyun merendahkan harga dirinya.
"Kenapa diam? AYO MAJU!" Sindir Dahyun lagi.
Kalo soal BERANTEM ENAK sih, siapa yang gak mau coba?
Pastilah Dahyun mau."AAAAAWWWHH" Teriak Dahyun.
_____
Uhhh. Interaksinya itu loh, bikin shipper menggila😆
Gugup banget gue ngerangkai kata2 buat adegan kayak gini.
Yang ahli baca plus++ kasi komentarnya dong. 🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
WW
Romance"Dua hati yang bertaut dalam ketidakpastian antara... Apakah mereka akan tetap Bersama atau Berpisah?!"