Seharian dikampus, Sana menghabiskan waktu bersama Taehyung dan kedua sahabatnya. Meskipun dalam hati ia terus memikirkan Dahyun tapi ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan segala kerisauan dari raut wajahnya.
Sore itu, Sana memutuskan untuk pulang.
"Na" Panggil Taehyung pelan.
Sana yang hendak pergi kembali berbalik. "Ya?"
"Bisa gak lo ikut gue, bentar aja"
"Kemana? Gue capek!"
"Gak lama kok. Bentar aja, please!"
Sebenarnya Sana ingin menolak ajakan Taehyung. Sangat-sangat ingin menolaknya. Tapi karena Taehyung sudah terlalu baik padanya selama ini, ia tak tega untuk menolaknya.
Sana terpaksa menganggukan kepala. Dengan perasaan berat hati, ia pun masuk kedalam mobil Taehyung.
Selang beberapa menit, mereka tiba disebuah Cafe.
"Ngapain kesini?"
"Udah, masuk dulu. Gue mau ngenalin lo sama seseorang!"
Cafe itu terlihat mewah dan elit. Sana sedikit terpukau melihat keindahan Cafe yang ukurannya lumayan besar. Diambang pintu, sosok wanita paruh baya menyambut mereka.
Taehyung menyalami tangannya.
"Udah pulang kalian?" Sapa wanita itu.
"Iya ma" Sahut Taehyung.
Sana sedikit kaku saat mengetahui itu adalah ibunda Taehyung. Ia tak menyangka Taehyung bisa senekat ini mempertemukan dia dengan ibunya.
"Sore tante!"
"Ya. Masuk nak! Jangan sungkan"
Paula Kim Yoona. Itu nama ibunda Taehyung. Mereka juga blasteran berdarah korea-jepang-indo sama seperti keluarga Sana.
Meskipun Sana merasa agak canggung, tapi ia berusaha untuk tetap menghargai sikap baik Paula terhadapnya.
"Sering-seringlah main kesini. Jangan sungkan" Tawar Paula.
"Oh. iya tante!" Sana memberi jeda. "Ini pertama kalinya saya lihat Cafe sebagus ini tante!"
Paula membalas pujian Sana dengan tersenyum hangat. "Yah begitulah. Ini semua usaha papanya Taehyung. Dia begitu antusias dalam menjalankan bisnisnya"
"Hebat banget tuh!" Puji Sana sekali lagi.
Sana menghabiskan waktu berjam-jam disana.
Paula menceritakan banyak hal soal kehidupan Taehyung dari masa ia kecil hingga sekarang. Begitupula dengan Sana, ia juga sempat menceritakan soal kehidupan keluarganya dan masa kecilnya.Dari raut wajah Taehyung, ia benar-benar senang melihat keakraban yang tercipta antara ibunya dan juga Sana. Dari situasi ini, ia semakin yakin dengan ketetapan hatinya terhadap Sana.
Namun, siapa sangka. Dari lubuk hati Sana, ia merasa mulai dilema. Disatu sisi, Taehyung memang belum mendapat tempat dihatinya. Tapi disisi lain, ia tidak bisa pungkiri. Ia mulai bimbang. Jika Dahyun benar-benar akan menyerah dan melepaskannya, lambat laun Taehyung akan masuk kedalam hatinya.
"Ma, udah ya ngobrolnya. Gak enak udah kemaleman. Ntar Sana dicariin lagi sama mama papanya!"
"Aduh, sorry ya San. Jadi gak enak tante karena udah ngajakin kamu ngobrol kelamaan" Paula refleks menggenggam tangan Sana. "Maklum, tante emang gitu kalo udah ngobrol sama orang. Suka kebawa suasana soalnya!"
"Oh, gakpapa tante. Saya juga senang kok ngobrol sama tante!"
Disamping Sana, Taehyung rada-rada salah tingkah saat mendengar ungkapan 'Senang' yang dituturkan Sana barusan. "Lo senang San? Gue juga. Senang banget malah" Batin Taehyung berhura-ria.
Diparkiran Cafe, Paula tak henti-hentinya melambai.
"Sayang, hati-hati ya nganterin Sana."
"Iya Ma"
Dengan perasaan kaku Sana pun ikut melambai. "Pamit ya tante!"
"Iya Nak Sana. Sampaikan salam sama Sofia dan juga John"
Sana ngangguk-ngangguk sambil tersenyum hangat.
**
Setibanya dirumah, Sofia menyambut anak semata wayangnya itu dengan raut wajah gembira.
"Cie, yang udah lengket banget!" Sindir Sofia.
"Apaan sih Ma."
"Jalan kemana aja kalian? kok privat banget kelihatannya"
Sana memutar bola matanya malas bersamaan dengan perasaan resah. Saat ini, ia tak ingin menanggapi segala bentuk candaan. "Udah deh Ma. Gak usah mikir kejauhan, aku capek. Pengen istirahat"
Sofia mengerutkan dahi saat melihat sikap anaknya yang seakan tidak memiliki kegembiraan sama sekali.
Yah wajarlah. Namanya juga dilema.
"Yaudah. Istirahat!"
"Mm" Sana bergumam.
Dengan perasaan malas, ia pun mulai melangkah menaiki tangga. Dari raut wajahnya, ia benar-benar lelah hari ini. Bukan cuma fisiknya saja yang lelah, tapi pikirannya juga. Ia merasa bahwa hari-hari ini kian menyulitkannya.
Sesampainya diatas, ia menarik gagang pintu dengan perasaan berat hati seolah tidak memiliki kekuatan. Iapun kembali merenung sambil bersandar diambang pintu.
"Dub....."
Dari ungkapannya itu, manik coklatnya mulai membentuk sebuah bendungan. Perasaannya tidak bisa lagi menahan air mata yang mulai mengalir dipipinya.
Detik itu...tanpa Sana sadari, seseorang sedang berdiri disampingnya. Seseorang yang akhirnya memberanikan diri untuk datang menemuinya, bahkan sampai rela menunggunya berjam-jam didalam kamar Sana.
Dan detik itu juga, ia menarik tangan Sana dan menghantarnya dalam sebuah pelukan. Ia memeluknya erat, bahkan lebih erat dari yang sebelum-sebelumnya.
Sana benar-benar kaget saat menyadari kehadiran orang itu dikamarnya. Meskipun ia tidak melihat wajah orang itu, tapi ia tau betul siapa dia.
"Jangan nangis, GUE DISINI!!!" Ungkapnya yang kemudian mengecup puncak kepala Sana.
_____
Sesuai permintaan kalian, gue nyatuin lagi mereka. Beberapa part kedepan bakal sweet-sweet lagi bahkan lebih sweet lagi malah. Selamat baper hehe😆
KAMU SEDANG MEMBACA
WW
Romance"Dua hati yang bertaut dalam ketidakpastian antara... Apakah mereka akan tetap Bersama atau Berpisah?!"