Genggaman

928 106 13
                                    

Sana menghembuskan nafas panjang lalu mulai merenung. "Tapi gue ngerasa gak nyaman Dub kalo ada bokap gue. Lo tau kan, semenjak dia masuk lagi ke kehidupan gue sama nyokap gue, sebenarnya gue gak begitu menginginkannya. Tapi apa mau dikata, mau gak mau gue harus tetep terima dia. Gue gak tega liatin nyokap gue yang hampir tiap hari nangis karena menginginkan kehadiran bokap gue lagi. Cinta nyokap gue ke dia gak bakalan runtuh meskipun dulu dia pernah ninggalin kita" Sana mulai curhat.

Dahyun memeluk Sana erat-erat. "Semua orang punya masa lalu yang buruk. Dan gue pernah mengalaminya. Na, seburuk apapun kesalahan orang dimasa lalu, gue yakin satu waktu dia bakal berubah dan menyadarinya. Buktinya bokap Lo balik lagi kan?!. Dan itu berarti, bokap Lo menyadari kesalahannya dimasa lalu. Jadi sekarang, Lo itu harus belajar kasi dia kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Gue yakin kok, dia gak bakalan ninggalin nyokap Lo lagi."

"Iya sih. Gue juga berharap gitu."

"Udah gak usah pikir yang aneh-aneh, mending kita jalan." Suara Dahyun terdengar bersemangat.

"Hayoookkk!"

"Tapi jalan kemana ya?"

"mm. Gimana kalo kita nonton bioskop, udah lama gak nonton film horor!"

Dahyun memelototi wajah Sana. "Udah lama apaan? Tiap malem Lo terpampang didepan TV liatin setan mulu ampe setannya aja capek liatin Lo." Protes Dahyun.

"Nonton dirumah ama bioskop itu rasanya beda sayang."

"Serah Lo deh!" Dahyun mengembuskan nafas berat.

**

Diruang bioskop suara Dahyun bergema kuat. Ia sempat menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Ini adalah yang pertama kalinya Dahyun menonton film horor dibioskop. Berbeda dengan Sana, setiap kali dia menonton film horor matanya jarang berkedip. Bahkan kadang ia sampai menangis jika terbawa suasana haru dalam film horor. Ya, kalau film horornya bergenre roman juga sih.

Sampai keluar ruang bioskop, Dahyun menggengam erat lengan Sana seperti orang ketakutan.

"Gue gak mau nonton film-film gituan. Sumpah GAK LAGI!"

Sana terkekeh. "Penakut!"

"Biarin"

*Dering telpon* Sana mengangkatnya.

"Ya Ma."

"Sayang mama udah nyampe airport"

"Iya ma. Aku kesitu sekarang!"

"Iya sayang, mama tunggu"

Seakan menyadari bahwa tak lama lagi ia akan segera berpisah ranjang dengan Sang pacar, Dahyun pun menghela nafas berat. Ia tak rela.

"Dub, temani gue yah jemput nyokap bokap gue?"

Dahyun ngangguk-ngangguk lemah.

**

Sofia dan John bergantian memeluk Sana erat-erat.

"I miss you sayang!" Ujar Sofia dan John bersamaan.

"Sana juga"

Setelah saling melepas rindu, Sofia beralih menatap Dahyun lalu menyapanya. "Makasih ya Dubu udah jagain Sana!"

"Iya tante!" Dahyun membalas senyum hangat.

"Kamu apa kabar Dahyun?" Sapa John.

"Baik Om!"

Hal ini juga sudah sering dialami Dahyun. Setiap kali Sana menjemput Sofia dan John di airport, Dahyun selalu ikut menemani Sana. Tak heran, kedua orang tua Sana sudah mengenal Dahyun begitu dekat. Mereka bahkan sudah menganggap Dahyun seperti anak mereka sendiri.

"Yuk pulang. Mama udah gak sabar masak dirumah!" Ujar Sofia.

"Tunggu bentar Ma." Sahut John sembari melihat-lihat keadaan disekitar airport. Dahyun dan Sana juga turut meneliti keadaan sekitar.

"Ada apa Pa?"

"Papa mau ketemu rekan kerja papa!"

Selang beberapa menit, mata John mendapati sosok yang sedang ditunggunya. "Itu dia" John melambai-lambai.

Serentak, Sofia, Sana Dan Dahyun menoleh kearah lambaian tangan John.

"Oh Dia.. rekan kerja papa yang waktu dijepang itu kan?" Tanya Sofia.

"Iya ma."

Sana menelan ludah begitupula dengan Dahyun. Kedua insan itu saling menatap sekilas lalu tertegun. "Kim Taehyung?" Batin Dahyun.

Ternyata, rekan kerja yang dimaksud John itu adalah Kim Taehyung. Si Dosen muda itu.

"Hallo Om!" Sapa Taehyung sembari menyalami tangan John.

"Kamu apa kabar Hyun?"

"Baik Om."

"Hebat ya kamu udah jadi dosen sekarang!"

"Ah... Itu juga berkat bantuan Om!" Sahut Taehyung Sopan.

Disisi lain, Dahyun tetap dalam keadaan diam tanpa berkutik sedikitpun. Ia tak habis pikir melihat kehadiran dosen muda itu ditengah-tengah keluarga Sana. Apalagi melihat keakraban John dengan Taehyung. Dahyun merasa terpojok.

"Kenalin ini anak Om." John menunjuk Sana.

Seperti biasa Sana memasang senyum paksa setiap kali menatap Sang Dosen.

"Saya udah kenal dia Om. Dia salah satu mahasiswa saya dikelas budgeting!"

"Oh ya?" John kaget. "Kebetulan sekali!"

"Kebetulan?" Taehyung memberi jeda. "Maksud Om, apa yang kebetulan?"

Bukannya menjawab secara langsung, ia malah berbisik ketelinga Taehyung sembari mengedipkan setengah matanya. Setelah berbisik, kedua insan itu terkekeh.

Dihadapan mereka Dahyun mulai gelisah. Seolah tau apa yang John bisikan, Dahyunpun bersuara.

"Om, tante, aku pamit pu_" Ucapan Dahyun terhenti setelah mendapat perlakuan hangat dari sang pacar. Tentu saja Sana bisa menebak gelagat Dahyun yang merasa risih saat melihat keakraban Ayahnya dengan Taehyung. Akhir-akhir ini Sana mulai peka menyelami perasaan Dahyun.

Sana pun meraih tangan Dahyun lalu menggengamnya erat. "Pulang ama gue!" Bisik Sana pelan.

____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang