Berhenti

780 106 32
                                    

Dahyun menghubungi Sana beberapa kali namun Sana sama sekali tak menggubrisnya. Ia hanya melihat layar hpnya sekilas dan tetap mengabaikan semua panggilan maupun pesan dari Dahyun.

pesan itu berisikan...

*Sayang, maafin gue!*
*Na?*
*Angkat telpon gue*
*Please, Na*
*Minta maaf*
*Ular?*
*Sanake?*
*Sayang*
*Na*
*Balas napa?*
*Lar?*
*Ih*
*Sayang?*
*Maafinlah*
*Jangan gini*
*Janji gak cemburuan lagi*
*Sumpah*
*Gue janji*
*Gak akan ngomong putus lagi*
*Sayang?*
*Na*
*Minta maaf*
*Maaf*
*Maaf*
*Maaf*
*Maaf*
*Maaf*

Ungkapan maaf yang sia-sia. Sana bahkan tidak berniat untuk membaca semua pesan yang Dahyun kirimkan.

**

Setelah malam yang kelam itu berlalu, Dahyun menampakkan batang hidungnya didepan rumah Sana. Ia berdiri diambang pintu sembari melirik-lirik kedalam rumah.

"Eh, Dahyun!" Sapa Sofia.

"Pagi tante! Sana ada?" Tanya Dahyun tergesah-gesah.

"Sana udah berangkat Dub. Itu dia barusan pergi..." Sofia berhenti sejenak lalu berbisik. "Dijemput sama Taehyung." Ungkap Sofia yang sedikit terkekeh.

Pagi-pagi udah dibuka dengan cobaan yang berat. Cobaan yang semalam aja belum clear terus ini udah nambah lagi.

Raut wajah Dahyun tiba-tiba kaku seperti kehilangan kesadaran. Ia menatap Sofia dengan sorot kelam.

"Oh..gi..gitu tante?" Sahut Dahyun gagap setengah mati.

"Iya. Cocok kan mereka?" Sofia sempat menyolek lengan Dahyun lalu mulai menghayal. "Semoga aja mereka cepet menjalin hubungan." Ungkap Sofia yang sepertinya diiringi dengan doa yang mendalam.

Kata-kata Sofia makin melukai perasaan Dahyun. Sekilas ia menahan dadanya sembari mengendus kecil. Tak kuat karena mendengar segala ocehan Sofia, Dahyun pun memutuskan untuk pamit dan menyusul Sana kekampus.

**

Setibanya diparkiran, Dahyun melihatnya. Persis seperti yang Sofia katakan padanya beberapa menit yang lalu. Lelaki itu benar-benar menjemput Sana.

"Na?" Panggil Dahyun.

Disaat yang bersamaan, Taehyung dan Sana langsung melirik si pemilik suara itu.

"Dahyun?" Sapa Taehyung. "Tumben kam_"

"Maaf pak, saya ijin mau bicara dengan Sana sebentar"

Sana memutar bola matanya malas. Bukannya menatap Dahyun, ia malah mengalihkan pandangannya menyampingi Sana.

"Oh silahkan." Ungkap Taehyung santun. "Na, duluan ya!"

Sana mengangguk seraya melayangkan senyum hangat.

Tak menunggu waktu lagi, Dahyun langsung menarik tangan Sana dan membawanya masuk kedalam mobil. "Na, gue minta maaf."

Sana diam.

"Na gue tau gue salah, tapi jangan diamin gue kayak gini"

Sana tetap diam.

"Na." Dahyun menggenggam erat tangan Sana. "Maafin gue ya?"

Kali ini Sana menoleh menatap Dahyun. Namun, hanya sepersekian detik ia kembali memalingkan wajahnya lalu diam.

"Sayang"

"Gak usah manggil gue sayang!" Tegas Sana.

Dahyun menelan ludah.

"Setelah gue pikir-pikir, mungkin gue emang gak layak buat lo. Jadi yah, mending putus aja seperti yang lo sering omongin ke gue"

Kali ini situasi berbalik arah. Kalau tadi Sana yang diam, sekarang Dahyun yang diam.

Suasana sempat hening. Dahyun merenungi kesalahannya sementara Sana merenungi ucapannya yang menurutnya memang itulah yang terbaik untuk sekarang.

Sana mengendus. "Yaudah, Gue cabut ya!" Sana hendak membuka pintu tapi Dahyun menahan tangannya lagi.

"Jadi lo beneran mau hubungan kita selesai?" Dahyun memberi jeda. "Gue gak nyangka, ternyata cuma segini doang rasa sayang lo ke gue?!"

"Cuma?" Nada suaranya sedikit melengking. "Gak usah sok ngungkit rasa sayang gue ke lo. Percuma! Biarpun gue bilang sayang, ataupun cinta pasti lo gak akan pernah ngerti karena yang ada didalam pikiran lo itu cuma diri lo dan keegoisan. Rasa sayang gue bahkan gak akan pernah masuk kehati lo seberapapun usaha gue buat ngasih itu ke lo." Sana mulai mengeluarkan uneg-uneg yang ada didalam hatinya.

"Kalo lo ngehargain gue dan ngerti rasa sayang gue ke lo, sebenarnya lo gak akan pernah ngomong kata putus dengan segampang itu. Karena bagi gue, putus itu bagian dari perpisahan. Jadi kalo lo minta putus sama gue, itu berarti lo menginginkan perpisahan sama gue. Jadi, buat apa coba gue maksa lo untuk jalani hubungan ini lagi?"

Dahyun bahkan tidak diberikan kesempatan untuk bicara. Sana terus saja memaparkan segala kerisauan yang ada dalam hatinya.

"Ini udah yang kedua kali. Jadi sebelum kata putus itu masuk ketelinga gue untuk yang ketiga kalinya, mending kita berhenti disini. Karena gue gak mau kedepannya lo nyebut-nyebut kata putus lagi ke gue." Sana mengembuskan nafas panjang bersamaan dengan perasaan ihklas dari lubuk hati yang paling dalam.

Kini kepala Dahyun serasa mulai terbakar.

"Sekarang, Gue akan belajar menyayangi siapapun yang juga menyayangi gue. Gue juga akan belajar ngebuka hati buat mereka yang mau nerima gue dengan tulus. Sekalipun orang itu adalah Taehyung." Sana melepaskan genggaman tangan Dahyun dan langsung keluar meninggalkannya.

_____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang