Dahyun masih terus merenungi kesalahan yang ia lakukan. Ia begitu tersiksa. Ia bahkan selalu merasakan kehampaan setiap kali memikirkan kehadiran Sana yang tak lagi berada didekatnya. Jika berpapasan, mereka tak lagi saling menatap. Kalaupun sempat saling tatap, itupun hanya kebetulan saja tanpa disengaja.
"Dub, lo harus lupain dia. HARUS!" Batinya mulai memaksa dirinya agar bisa terlepas dari segala kegalauan yang saat ini sedang melanda pikirannya. "Lo pasti bisa merelakannya. PASTI"
Dahyun pun mulai merubah sikapnya memasuki minggu kedua setelah mereka putus. Disatu sisi ada baiknya dia berubah. Karena lewat perubahannya itu, perlahan ia mulai membiasakan diri untuk bisa melupakan Sana. Tapi disisi lain, sikap yang dulunya cuek, acuh dan dingin, sekarang makin berlipat ganda. Bahkan, Jeong dan Chaengpun merasakan perubahan sikap yang super drastis itu.
Setiap kali mereka bertemu, Dahyun tidak lagi banyak bicara bahkan berbagai bahan candaan dan sindiran seakan tak lagi mempan untuknya. Terlebih lagi, Dahyun sudah mulai membiasakan diri untuk menghabiskan waktu diluar rumah berbeda dengan yang biasanya.
Hampir setiap malam, ia sering berkunjung keberbagai tempat yang menurutnya nyaman untuk dikunjungi. Dan malam itu, ia pergi kesalah satu tempat Gym yang terkenal banyak pengunjungnya. Ia menghabiskan waktu berjam-jam disana. Mengeluarkan banyak keringat dan mencoba segala bentuk excersice untuk memperkuat otot-ototnya. Yah, mungkin ini bagian dari melatih diri agar tetap kuat dalam menghadapi segala bentuk kerapuhan.
Saat ia hendak pulang, bola matanya tertuju pada dua orang pria yang tengah sibuk menjaili seorang gadis. Entah angin apa yang mendorongnya, ia pun bersuara lantang.
"Masih jaman ganguin anak orang?" Ungkapnya sedikit berteriak.
Tiga insan itu menatap kearah Dahyun. Namun hanya sepersekian detik, dua lelaki itu kembali mengganggu gadis yang berdiri dipojok parkiran.
Dahyun mengendus sejenak dan langsung menghampiri mereka. Tak berhenti disitu, ia juga langsung melayangkan gumpalan tangan kewajah salah satu lelaki itu. Dan detik itu juga lelaki itu membalas pukulan Dahyun.
"Hentikan!" Teriak gadis polos itu. Ia histeris melihat Dahyun dipukuli kedua lelaki itu. Meskipun Dahyun juga sempat membalas pukulan mereka tapi tetap saja, ia tidak cukup kuat untuk melawan dua orang itu.
Tak tega melihat Dahyun terus dipukuli, gadis itupun berinisiatif menarik tangan Dahyun dan membawanya lari meninggalkan kedua lelaki itu.
"Kalo gak tau tawuran jangan sok ngelawan. Gue jadi ngerasa bersalah jadinya!" Ungkap gadis itu disela-sela mereka sedang berlari menghindari pengejaran kedua lelaki tadi.
Dahyun sedikit tertawa. "Gue gak suka aja liatin cewek digangguin sama cowok!"
Yah jelaslah. Dahyun udah terbiasa melihat Sana digangguin. Makanya sekarang jadi refleks kalo liat cewek dijailin sama cowok.
"Kapan lo terakhir berantem sampe main pukul gitu?" Tanya gadis itu.
"Sebelumnya, gue gak pernah main pukul-pukulan. Yang barusan, itu pukulan pertama gue!" Dahyun mengucapnya dengan bangga.
Yaiyalah. Anak rumahan yang baru beradaptasi dengan keadaan luar, mana tau sama yang namanya berantem atau main pukul-pukulan. Dirumah aja cuma tau pegang buku sama hp, terus sekarang udah beralih mukul wajah orang?! Perubahannya yang drastis memang.
"Itu, pukulan pertama lo?" Gadis itu mengendus tak menyangka. "Iya sih, kelihatan hancur banget memang. Gak ada trik sama sekali. Ibarat kayak anak ayam yang baru pecah telur, terus baru mulai belajar cara matok orang!" Cibir gadis itu.
Tunggu. Ini cewek bukannya berterima kasih karena udah dibantuin. Eh, malah ngehina Si Mahkluk coklat.
"Jadi maksudnya lo nyamain gue sama ayam?!" Protes Dahyun. "Yah emang sih, gue gak pinter buat mukulin orang. Tapi gue pinter ngebedain segala jenis coklat yang ada dipermukaan bumi ini. Dari rasa manis, pahit, soft.... gue bisa rasain semuanya" Dahyun mulai berpidato.
Emang ya, kalo udah jadi legend penikmat coklat semua hal pasti disetarakan sama makanan keramat itu.
Gadis itu terkekeh.
"Oh iya, kenalin nama gue Yuna Itzya. Panggil aja Yuna." Ujar gadis itu sembari menatap Dahyun lekat. "Dua cowok yang tadi itu mereka mantan gue. Mereka sedang bersatu padu buat gangguin gue. Yah, gue sih udah biasa digangguin mereka, jadi sebenarnya lo gak usah capek-capek buat bantuin gue. Tapi, yaudahlah. Gue salut sama lo karena udah berani nongol dan misahin gue sama mereka berdua"
"Oh itu mantan lo? Gue kirain mereka cowok iseng yang sengaja ngejailin lo!" Dahyun tersenyum malu.
"Oh iya, gue Dahyun." Ia merenung sejenak. "Nama lo bagus. Kayak jodoh-jodoh gitu sama nama gue..... DAH-YUN-A" Dahyun mengejanya seperti mengumandangkan nada puisi.
**
Disudut parkiran, seseorang kebetulan mengunjungi tempat Gym yang sama. Ia tak sengaja melihat kejadian beberapa menit yang lalu. Ia terpaku lemas tanpa berkedip mata sedikitpun. Ia terheran-heran bahkan tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya barusan.
"KENAPA GUE MELIHAT INI?" Batin Sana.
_____
Yang shipper SaiDa. Mereka Gym barengan nih...😁😅
Oh iya, btw... Cast baru, Yuna Itzy. 😅~~
Para reader yang udah mampir baca, jangan pelit-pelit ngasih vote sama komennya ya. Gue bakal ngehargain segala bentuk kritik dan juga saran.
Udah sejauh ini, gue berharap kalian masih ada minat buat baca ini. Ceritanya sih masih panjang, gak tau sampe berapa part. kayak gak mau namatin ni cerita wkwkwk
mood bgt Soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WW
Romance"Dua hati yang bertaut dalam ketidakpastian antara... Apakah mereka akan tetap Bersama atau Berpisah?!"