Ketertarikan

1K 126 5
                                    

Dahyun duduk diatas ranjang sambil menyilang kaki. Bersandar dibantal dan asik mengunyah coklat kesukaannya. Seperti kebiasaannya, ia tak pernah absen dari yang namanya membaca novel.

Sementara didepan cermin Sana tengah sibuk mengolesi cream pelembab diwajahnya. Gerakan jemarinya yang tulen itu sempat menarik perhatian Dahyun.

Setelah selesai mengolesi cream pelembab, Sana beranjak lalu berbaring disamping Dahyun. "Dub?"

"Hmm?"

"Gue mau nanya boleh gak?" Tanya Sana sambil berbaring menyamping menghadap Dahyun. Dari nada bicaranya seolah ia penasaran tentang sesuatu. Tapi meskipun begitu, Dahyun seolah tetap bersikap acuh dan sibuk membaca tanpa menoleh kearah Sana.

"Nanya apa?"

"Lo punya perasaan suka gak ama seseorang?"

Dahyun membulatkan mata lalu menatap Sana heran. "Yeilah, Ni anak mancing gue lagi!" Batin Dahyun.

"Gak ada!" Jawab Dahyun singkat.

"Sama skali gak ada?" Tanya Sana lagi dengan nada tinggi.

"Gak ada Na!" Dahyun berekspresi penuh meyakinkan seolah ucapannya itu serius.

"Kalo ketertarikan gitu? gak ada juga?"

"GAK....ADA MINATOZAKI SANAAAAA!" Dahyun lebih mengumandangkan nada suara yang lebih meyakinkan lagi.

"Kenapa bisa gitu dub?"

"Ya gue gak taulah! Emang udah gini mo gimana lagi?!"

"Wah parah Lo!" Sana menghela nafas berat lalu berpikir sejenak. Dari gelagatnya, ia seperti memikirkan sebuah solusi perihal mendorong Dahyun agar ia punya rasa ketertarikan pada seseorang. "Yaudah. Gue bakal bantu Lo dub!"

"Bantu gue? Maksudnya?"

"Ya bantu Lo biar bisa ada ketertarikan gitu!" Sana memberi saran.

"Ngapain! Gak penting banget kali Na"

"Gak, pokoknya gue bakal bantu Lo. Emang Lo mau dibully terus karena jomblo?"

"Biarin. Gak peduli gue!"

Sana terus bernegosiasi untuk membantu Dahyun agar ia bisa memunculkan rasa ketertarikannya pada seseorang. Sementara Dahyun dengan pendiriannya yang kukuh itu tetap membantah setiap perkataan yang Sana utarakan padanya.

"Pokoknya gue bakal bantu!" Kata Sana lagi yang kemudian mulai menyibukan diri didepan layar hpnya. "Tunggu ya, gue liat cowok-cowok keren dikampus kita, ntar gue kenalin ke Lo!"

"Gak usah, Gue gak butuh!" Bantah Dahyun.

"Hmm.........yang ini cakep.......yang ini juga lumayan......aha, yang in__" Sana yang tengah sibuk memilah satu persatu dari beberapa cowok tampan dikampusnya itu segera mendapat sergahan kata-kata dari Dahyun.

"Eh, Lo ngerti gak sih...GUE BILANG GAK USAH YA GAK USAH!!!" Bentak Dahyun kuat.

Sana memelototi Dahyun tajam sembari menjepitkan bibirnya serapat mungkin. Dari ekspresinya, ia terlihat takut untuk mengeluarkan suara lagi.

"Sampe Lo beneran nekat ngenalin gue ke cowok, GUE BUNUH TU ORANG!"

Dahyun segera menghentikan aktifitas membacanya itu dan langsung beranjak ke kursi sofa. Sana yang masih dalam keadaan diam tak lagi berniat mengeluarkan suara sedikitpun.

Suasana hening.

Dahyun berbaring dikursi sofa sambil sesekali memijat daerah pelipisnya. "Kenapa gue bentak Sana?!" Batin Dahyun.

"Ah bodo! Mau suka sama orang kek, gak kek, serah gue!!! Gue nyaman kayak gini Na, mau gue hidup sendiri aja gue gak peduli" Gumam Dahyun dalam hati.

Entahlah. Sulit untuk menyelami cara pikir Dahyun. Dalam hatinya ia sebenarnya memliki perasaan yang sedari tadi dipertanyakan Sana padanya. Hanya saja Dahyun masih belum bisa berterus terang dengan apa yang ada didalam hatinya. Ia tau, Sana lah yang saat ini mengisi ruang dihatinya. Baginya untuk menyimpan perasaan itu sudah cukup, tak perlu Sana atau siapapun tau.

"Na, biarin gue seperti ini" Batin Dahyun.

___

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang