SEGALANYA

1.4K 150 5
                                    

"Pagi guys" Dahyun menyapa sahabatnya dikampus seraya memasang wajah berseri-seri. Kesehatan Dahyun hari ini tampaknya maksimal. Dahyun mengukir sunggingan hangat.

"Tumben senyam-senyum!" Sindir Jeong.

"Iya nih. Kayaknya udah jadian sama Coklat 2 deh!" Sambung Chaeng.

"Jadian..jadian pala lo?!"

"Lah trus apa lagi yang buat wajah lo ampe berseri-seri gitu?"

"ADA DEHHH!" Pamer Dahyun.

Beginilah Si Dahyun. Gengsi udah over, terus sok-sok nutupin kebahagiaannya karena semalem tidur bareng Sana.

Sekarang Dahyun berpangku tangan dan mulai mengingat-ngingat posisi tidur semalam. Ya, Sana memeluk erat pinggang Dahyun sewaktu ia tertidur pulas. Memang Dahyun hampir kehabisan nafas saat menahan gejolak dalam dadanya, tapi ia tetap berusaha tenang agar Sana merasa nyaman tidur dalam dekapannya.

"WOI" Suara fals Chaeng membuyarkan lamunan indah Dahyun.

Dahyun tersentak lalu memelototi temannya itu dengan sorotan kilat. "Hah, ganggu lo!"

"Ngapain sih pagi-pagi udah ngelamun? gak bisa move on dari moment semalam ya?" Jeong terkekeh.

"Sok tau lo!" Dahyun kembali menyunggingkan senyum hangatnya saat melihat kehadiran Si Coklat 2 dari kejahuan.

**

Sana bersama gengnya juga sedang asik bergurau ria sambil melangkah ke arah kantin. Saat itu, Sana tak menyadari ada sosok Dahyun disana.

"Hai?" Sapa seorang lelaki yang tiba-tiba saja menghalau langkah Sana.

"ya?" Sana meneliti wajah lelaki itu. Wajahnya tak asing, tapi Sana tak mengenalinya.

"Gue Daniel!" Lelaki itu memberi jeda. "Boleh gak gue ngomong ama lo?" Tawar lelaki itu.

"Hah?" Tatapan Sana datar.

Sementara Jihyo dan Momo saling berkedip dan memasang ekpresi histeris saat menatap lelaki tampan yang saat ini sedang berhadapan dengan Sana.

"Boleh gak? Bentar aja....yah!?" Tawar lelaki itu lagi.

"Hmm!" Sana bergumam seraya mengangkat setengah alisnya mengiyakan ajakan lelaki itu.

~~
Sana duduk berhadapan dengan lelaki yang bernama Daniel itu sementara Jihyo dan Momo duduk membelakangi Sana.

"Na, mau gak jadi pacar gue?" Tanpa basa-basi lelaki itu langsung to the point.

Sana membeo.

"Hah?"

"Iya Na, gue udah lama suka sama Lo. Tapi selama ini gue tahan karena belum berani buat dekatin Lo!" Kata Daniel.

Mendengar ucapan lelaki itu, Sana mulai menyunggingkan senyum hangatnya. Entahlah, bagi penglihatan Daniel ia tidak dapat menebak arti senyuman Sana dikala itu.

"Jadi lo beneran pengen gue jadi pacar lo?" Sana kembali memastikan ucapan Daniel.

"Iya Na, beneran!"

"Yaudah..tunggu bentar ya, gue mau konfirmasi dulu!" Sahut Sana yang kemudian mengambil hpnya.

Chat....
*Lo dimana?*

Dahyun yang sibuk memelototi sosok lelaki yang tengah berbicara serius dengan Sana tampak kaget saat melihat ada notifikasi WA dibalik layar hpnya.

*Kenapa?* Balas Dahyun.

*Dub, depan gue ada Cowok. Dia mau nembak gue jadi pacarnya. TERIMA APA KAGAK?*

Jadi selama ini, Sana menganggap Dahyun sebagai tempat ia meminta konfirmasi perihal apa saja yang menyangkut kehidupannya. Bahkan untuk memulai suatu hubungan dengan siapapun, Sana selalu meminta tanggapan Dahyun.

"Brengsekkk. Sudah kuduga!" Batin Dahyun sembari menggertakkan rahangnya.

*KAGAAAAKKKKKKKK* Balas Dahyun.

Sana yang membaca balasan Dahyun sempat terkekeh pelan lalu kembali menatap sosok lelaki yang ada didepannya itu dengan tatapan penuh haru.

"Hmm, sorry ya. Gue gak diijinin" Ucap Sana seraya memasang ekspresi kasihan.

"G...gak diijin ama siapa Na? Nyokap lo?"

"Bukan nyokap!"

"Lah terus siapa?"

"KEKASIH GUE!"

Sana langsung beranjak meninggalkan Daniel yang sudah dalam keadaan Shock berat.

Sementara dari kejauhan, Dahyun kembali menyunggingkan senyum kemenangannya. Dari tatapannya tersirat sumpah serapahan "MAMPUS LO!"

"Chaeng! Sumpah, hari ini kok gue merinding banget ya liatin ni anak"

"Iya nih. Kayak kerasukan setan gila!"

Kali ini Dahyun tak terima mendengar sindirian dari kedua temannya itu. Ia beralih menatap kedua temannya itu bergantian dengan sorot mata memangsa.

Dahyun memukul meja dengan gumpalan tangannya membuat kedua insan itu tersentak kaget.

"Jeong, kabur yukkk!" Bisik Chaeng.

"Untung aja tu anak nolak! Kalo gak................
LO BERDUA GUE TELAN!" Ancam Dahyun.

Tampaknya Dahyun masih menyimpan rasa gemasnya saat mengetahui ada lelaki yang berusaha merampas COKLAT 2 miliknya.

"OH... Jadi dari tadi lo merhatiin COKLAT 2 Lo?" Sahut Jeong dan Chaeng serentak.

"Udah diam. Banyak bacot! Ngomong lagi, gue TELAN BENERAN KALIAN" Bentak Dahyun lagi.

Jeong dan Chaeng tertawa renyah. Meskipun Dahyun tidak menceritakan hubungan kedekatannya dengan Sana secara detail, tapi kedua sahabatnya itu sudah cukup menilai dengan jelas perlakuan Dahyun yang menganggap Sana istimewa dalam hidupnya.

"Eh, sebenarnya lo anggap Sana itu apanya lo sih?" Sekarang Jeong beralih ke pertanyaan serius.

"Udah gue bilang, dia itu COKLAT 2 gue!"

"Berarti Lo emang cinta ama dia Dub!" Kata Chaeng

"Gak lah. Beda kali CINTA ama COKLAT!" Bantah Dahyun lagi.

"Lah, emang arti COKLAT dihidup lo apaan?" Sambung Jeong.

Kali ini kedua temannya kembali mewawancarai Dahyun, sementara Dahyun tengah sibuk mengunyah makanan Coklat seperti kebiasaannya.

"Ya, SEGALANYA LAH!"

"Berarti lo nganggap Sana segalanya dihidup lo?" Tanya kedua sahabatnya itu serentak.

"IYALAH!" Jawab Dahyun santai.

"SAMA AJA kali sama CINTA...BEGO LO!"

"Gak...Beda pokoknya, TITIK!"

"Apa bedanya coba?" Bantah Jeong.

"YA KALO CINTA BISA NGILANG. LAH KALO COKLAT, UDAH PASTI GAK BAKALAN NGILANG ATAU JAUH DARI HIDUP GUE.....SELAMANYA......"

(*Uwu..uwuu* ..... Si Dahyun Mah sosweet juga ya?!)

Kedua sahabatnya lagi-lagi menghela nafas berat. Entahlah, mereka sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikir Dahyun. Dari dulu, pikirannya suka gak jelas.

"Serah Lo deh!"

____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang