Dahyun menyetir mengikuti arah mobil Taehyung. John dan Sofia berada didalam mobil milik dosen muda itu. Taehyung mengantar mereka pulang.
"Sayang! Gak usah mikir yang aneh-aneh ya. Taehyung cuma rekan kerja bokap gue, lagian gue gak ada rasa suka kok sama dia." Ujar Sana hati-hati.
"Na, kayaknya kita putus aja deh!" Sahut Dahyun datar.
Putus? Dahyun ngomong putus? Kok bisa?
"Pu..putus?"
"Mm" Dahyun bergumam
"Lo kenapa? Kok minta putus sih?"
Dahyun bungkam. Ia berusaha mengontrol dirinya dan tetap fokus menyetir. Yah, meskipun hatinya mulai terasa sesak.
"Oy?"
Dahyun diam.
"Dub?"
Dahyun tak menjawab.
"Dub. Gue udah bilang gak usah mikirin kedekatan Bokap gue ama Taehyung." Sana berhenti sejenak. "Kalo Lo minta putus cuma karena itu, Lo salah Dub!"
"Bukan itu alasannya!" Kali ini Dahyun menatap Sana sekilas.
"Lah kalo bukan soal itu, terus kenapa Lo tiba-tiba mutusin gue?"
"Udah. Lo gak perlu tau!"
"Kenapa gue gak perlu tau?"
Dahyun bungkam lagi.
"Jawab gue?"
Dahyun diam.
"Dub?"
"Dahyun!" Bentak Sana.
Dahyun tetap bungkam. Ia tidak menggubris pertanyaan Sana. Ada apa dengannya? Kenapa bisa Dahyun tiba-tiba bersikap aneh kayak gitu?
"Kalo Lo gak mau ngasih tau alasannya, gue gak maksa! Lo beneran mau kita putus? OKE.....
GUE IYAIN. KITA PUTUS!" Sana mengiyakan.Apapaan ini. Kenapa juga Si Sana ikut-ikutan gak jelas seperti ini. Baru aja dua hari jadian. Sekarang udah minta putus. Parah memang!
Meskipun sudah mendengar ucapan Sana, Dahyun tetap bungkam seolah-olah ucapan Sana tidak berpengaruh baginya.
Sesampainya dirumah Sana, Dahyun pamit pergi.
"Kita putus!" Teriak Sana diluar gerbang.
"Mm" Dahyun balas bergumam.
Tak puas karena hanya dibalas dengan bergumam, Sana berlari mengejar Dahyun, lalu menarik lengan Dahyun. "Kita putus" Sana kembali memastikan.
Entahlah. Dari Nada bicara Sana, ia seolah sedang memastikan status hubungan mereka yang dipikirnya Dahyun mungkin hanya bercanda atau tidak benar-benar melakukannya.
"Mm." Sahut Dahyun mengiyakan. "Udah, gue mau pulang!"
"DAHYUUUUNNNN" Bentak Sana.
Dahyun yang hendak masuk kedalam mobil kembali berbalik menatap raut wajah Sana. Batin Dahyun mengatakan pastilah Sana bakal mempersoalkan sikapnya yang tiba-tiba saja memutuskan hubungan mereka. Tapi sayang sekali, dugaan Dahyun Salah.
"OKEEE. KITA PUTUS!" Sana kembali mengiyakan.
Dua orang ini benar-benar gak waras. Sebenarnya, apa sih yang ada dipikiran mereka berdua? Mereka saling menyimpan perasaan sayang atau gak sih? Ampun deh!
**
Sana menggigit bibir bawahnya. "Main mutusin aja!" Sana merebahkan tubuhnya diatas ranjang. "Agrrhhh"
Disis lain,
"Kenapa gue ngomong gitu?" Racau Dahyun sembari memukul bibirnya pelan. "Aishhh. Bego!"
"Gue harus minta maaf" Dahyun meraih hpnya lalu mulai mengetik pesan.
*Na..maafin gue, gue gak mau kita pu* Belum selesai mengetik, Dahyun kembali menghapusnya.
"Iishhh" Dahyun menjambak kepalanya. "Bairin ah! Bodo"
**
Keesokan harinya,
Dahyun memasang wajah murung. Ia tidak bertenaga sama sekali. Bahkan, untuk menatap teman-temannya saja ia merasa berat dan tak berniat.
Jeong yang saat itu memperhatikan tingkah Dahyun akhirnya mulai beropini berusaha menebak-nebak perasaan Dahyun saat itu.
"Kenapa lagi? Berantem ya atau putus?" Jeong dengan mudah menebaknya.
Dahyun menatap Jeong dengan sorot kilat.
"Dimohon untuk diam dan tidak mengganggu. Terima kasih" Dahyun berbicara layaknya sedang memberi pengunguman sekaligus peringatan.
Jeong bungkam. Ia mengunci bibirnya rapat-rapat. Kalo sudah begini, Jeong mengerti. Dahyun tidak bisa diganggu, apalagi dibuat becandaan.
"Feeling gue, kayaknya put_" Bisik Chaeng pelan namun langsung mendapatkan sergahan dari sorot mata memangsa. Sosok yang berada didepannya itu menatapnya sinis. Disaat-saat genting seperti ini, Dahyun sangat peka dengan nada sindiran.
"Put...putih banget sih muka Lo,.....Jeong!" Chaeng meneruskan ucapannya dengan maksud lain. "Lo ganti krim muka ya?" Chaeng pura-pura mengecek pipi Jeong.
"Minggir. Tangan Lo kontor!" Jeong mengikuti alur pembahasan Chaeng agar suasana tidak menjadi canggung.
"Kotor apaan. Ini tuh tangan terbersih dari segala sentuhan dosa!" Bela Chaeng.
Sementara kedua insan itu sibuk beradu mulut. Tiba-tiba saja, Dahyun memukul meja kuat-kuat. Jeong dan Chaeng tersentak kaget sembari menahan dada. Dahyun menatap kedua temannya itu sekilas lalu beranjak pergi.
"Jeong? Omongan kita gak nyinggung dia kan?"
"Kayaknya gak deh!"
"Terus kenapa tu anak emosi gitu?"
"Meneketehe, i don't know!"
Jeong penasaran dengan apa yang ada dibelakangnya. Ia berpaling lalu meneliti keadaan yang ada dibelakangnya.
"Chaeng!"
"mm?"
"Liatin tuh."
Chaeng menoleh. "Itu_" Chaeng kehabisan kata-kata.
____
KAMU SEDANG MEMBACA
WW
Romance"Dua hati yang bertaut dalam ketidakpastian antara... Apakah mereka akan tetap Bersama atau Berpisah?!"