Penjaga

1.1K 126 1
                                    

Dalam perjalanan pulang,

*Dering telpon* MY LEGENDARY❤ memanggil....

Sana sempat mendesis kesal saat melihat nama panggilan telpon itu.

"Ya?" Jawab Sana malas.

"Kamu dimana sayang?" Suara kalem bertanya dari seberang sana.

"Jalan pulang!"

"Ama siapa nak?"

"Sama Dubu Ma!"

Ya. Sana menganggap mamanya Sang Legendari baginya. Bagaimana tidak, ibunya merawat Sana dari kecil seorang diri saja tanpa mengetahui keberadaan ayahnya. Yang ia tau, ibunya bilang mereka berpisah saat Sana masih kecil.

Tapi belum lama ini, Ayahnya kembali mencari keberadaan Sana dan Ibunya. Meskipun Sana sedikit berat menerima kehadiran ayahnya, tapi Sofia berusaha untuk meyakinkan Sana agar bisa menerimanya dengan memaafkan semua kesalahan ayahnya dimasa lalu. Cinta Sofia terhadap Mr.Minatozaki patut diakui memang.

"Kebetulan kalo gitu!"

"Kebetulan?...maksud mama?"

"Coba mama mau bicara sama Dubu!"

Dari dulu mama Sana sudah cukup dekat dengan Dahyun. Sofia juga sering memanggil Dahyun dengan sebutan Dubu.

Dahyun yang tengah sibuk menyetir langsung ditempelkan layar hp ditelinganya oleh si Sana.

"Dubu?"

"Ya tante?"

"TITIP JAGAIN SANA YA DUB, Tante lagi sibuk soalnya!"

"Ja...jagain?" Sahut Dahyun gagap.

"Iya Dub. Ini tante lagi sibuk buka kantor cabang baru soalnya, jadi mungkin agak lama urusnya. Yah, palingan sebulan atau dua bulananlah" Jelas Sofia dengan nada sopan.

"Se..sebulan?" Dahyun masih tetap gagap.

"Iya Dub. Titip ya jagain bunga kesayangan tante. Makasih!"

"Ya tante!" Sahut Dahyun ramah.

Dahyun makin lengah setelah mendapat wejangan dari Sofia.

"SIAL" Batin Dahyun.

Bagitulah yang selalu terjadi. Dari dulu, setiap kali Sofia sibuk dengan kerjaan diluar kantor ia selalu menitip beratkan bunga kesayangannya itu kepada Dahyun. Sofia sudah menganggap Dahyun bagian dari keluarganya jadi ia yakin kalau Dahyun bisa menjaga Sana.

Dahyun menghela nafas berat dan kembali menyetir.

"Dub, singgah dirumah gue bentar dong!"

"Ngapain?" Tanya Dahyun datar.

"Ambil bajulah!"

"Kelamaan Na, gue capek!"

"Yaudah, berarti gue bugil lagi dirumah Lo!" Ucap Sana seraya menyunggingkan senyum liciknya.

Dahyun membeo sambil membanyangkan Sana bugil selama sebulan.
"NO!!!!!" Gumam Dahyun yang tiba-tiba saja meriding geli membuat Sana heran.

"Nape Lo?"

"G..gak!" Dahyun memberi jeda. "Yaudah ambil baju Lo. Tapi cepet jangan lama!" Jelas Dahyun cepat.

"Biasa aja kali ngomongnya, gak usah ngebut gitu!" Sahut Sana yang langsung beranjak masuk kerumahnya dengan senyum kemenangan.

"Kalo kelamaan gue tinggal!" Peringat Dahyun sekali lagi.

"Iya bawel"

**

Sejam berlalu. Dahyun yang sedari tadi mengunyah coklat didalam mobil tampak mulai gelisah menunggu kemunculan Sana yang tak kunjung keluar pintu rumah.
"Tu anak lama banget sih!" Keluh Dahyun

Selang beberapa menit Sana pun keluar. Dan betapa shocknya Dahyun saat melihat kemunculan Sana dibalik pintu. "Tu kan, bener dugaan gue. kalo kelamaan gini, pasti tu anak bawa bajunya SEKARUNG!" Rengek Dahyun dalam hati.

Sana keluar dengan membawa dua koper besar. Dari luar ia memberi kode agar Dahyun membuka bagasi mobilnya.

Dahyun menurunkan kaca mobil.

"Na, sekalian aja Lo pindahin kamar Lo biar puas!" Protes Dahyun.

"Iya ntar. Doing on process!" Cibir Sana.

Dahyun mulai lengah. Ia memperhatikan Sana yang begerak begitu telaten saat sedang memasukan kedua kopernya kedalam bagasi mobil.

"Mungkin ini yang disebut KIAMAT SEDANG MENDEKATI HIDUP GUE!" Dahyun mulai mengeluarkan sumpah serapahan.

Dengan berat hati tapi sebenarnya suka, Dahyun pun kembali menyetir lagi menuju kerumahnya.

"Na gue itu cuma diminta titip jagain Lo, bukan nampung Lo dirumah gue!" Dahyun mulai bernegosiasi.

"Iya titip kan!? Anggap aja gue barang titipan yang ditaruh dirumah Lo!" Bantah Sana.

"Hmm.." Dahyun memberi jeda seraya menarik nafas panjang. "Kalo udah gini, mampus beneran gue mah!" Dahyun kebablasan menyebut gumamnya kuat-kuat.

"Kok mampus sih?"

"Hah" Dahyun melongo. "Gak!"

"Lo itu harusnya bersyukur gue numpang dirumah Lo!"

Bersyukur apaan. Toh Dahyun makin tersiksa batin kalo ia nantinya akan sekamar dengan Sana dalam beberapa waktu kedepan.

"Bersyukur pala Lo!"

"iyalah. Biar Lo gak lumutan tiap hari!"

Ya. berarti maksdunya Sana itu biar dia bisa bantu menghandle kemalasan Dahyun yang sudah dilevel tingkat dewa. Boleh juga!

"Iya Na, LUMUTANNYA GAK BAKAL ILANG tapi PINDAH_" Dahyun memberi jeda dan terdiam.

"Pindah? Maksud Lo?" Tanya Sana sambil mengerutkan dahi.

"Ya, PINDAH DIHATI GUE Lah!" Batin Dahyun.

"Hah?" Dahyun berhenti sejenak. "Gak!"

"Hah, Gak.... Hah, Gak terus Lo dari tadi. Kebiasaan deh!" Protes Sana.

Dahyun terkekeh pelan saat menatap ekpresi Sana yang tampak lugu dan lucu.

"Lo ya, emang beneran mancing gue biar LEPAS KENDALI!" Gumam Dahyun lagi.

___

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang