02• Pulang

23.7K 1.1K 26
                                    

Kegiatan MOS hari ini telah berakhir.  Rena dan Elena sama sama berjalan menuju gerbang sekolah menunggu jemputan mereka.  Sesekali keduanya tampak saling bercanda satu sama lain mengabaikan pandangan orang orang kearah mereka. 

"El,  aku udah dijemput. Mau bareng? " ucap Rena setelah keduanya sampai di depan gerbang sekolah. 

Elena menggeleng,"Enggak deh Ren.  Rumah kita gak searah.  Lagian bentar lagi jemputan aku pasti sampai kok.  Kalau enggak nanti aku bareng kakak aku."

"Yudah El,  aku duluan ya. Mending nunggu didalam aja El lebih aman.  Aku duluan ya,  see you. "

Elena menghela nafasnya setelah mobil yang membawa Rena pergi menjauh.  Seperti yang dikatakan Rena,  akhirnya Elena memilih menunggu jemputanya didalam sekolah.  Agak takut juga ia diluar sekolah tanpa satupun yang ia kenal. 

Beberapa menit terus berjalan membuat satu persatu siswa mulai meninggalkan sekolah dan sekolah mulai sepi. Elena masih pada tempatnya menunggu jemputanya.  Ia tidak berani naik kendaraan umum.  Selain tidak hafal alamat rumah,  ia juga takut diculik katanya. 

"Ihh pak Jono kemana sih, " ucapnya dengan matanya yang mulai memanas siap mengeluarkan air matanya.  Satu hal yang pasti,  Elena tidak suka menunggu.  Sama sekali tidak suka. 

Tak berselang lama,  handphone yang ada dalam genggaman Elena bergetar menandakan adanya pesan masuk.  Semula wajah Elena yang menunjukan sedikit harapan kembali mendung lantaran supirnya tidak dapat menjemput karena mobilnya mogok ditengah jalan. 

"Ughh baru hari pertama sekolah kok gini, "ucapnya kesal sendiri sambil menghentakkan kakinya. 

Dengan jalan yang sedikit cepat, Elena mencari keberadaan sang kakak yang masih berada didalam sekolah.  Kakaknya itu sibuk.  Sudah tidak menjabat sebagai anggota osis tapi tetap saja ikut andil dalam setiap progam yang ada. Bahkan dengan senang hati kakaknya membawa pekerjaan adik kelas yang baru menjabat osis untuk ia kerjakan dirumah. 

"Kak Farez! "

Mendengar teriakan Elena yang tidak bisa dikatakan pelan, seluruh pasang mata yang ada diruangan itu langsung menatap Elena dengan tajam.  Pasalnya,  hampir seluruh anggota osis yang perempuan begitu menggilai Regan. Sedangkan tadi pagi,  Regan membuat pengakuan bahwa Elena adalah pacarnya. 

"Heh lo anak baru, lo ngapain teriak disini.  Gak sopan banget sama kakak kelas,  lo mau deketin Alfa kan!  Gak cukup apa cuma Regan doang.  Dasar cabe, "ucap Agnes sambil mendorong kasar bahu Elena sampai gadis itu hampir jatuh jika saja Alfarez ditak menahanya. 

"Lo apaan sih Nes.  Gausah kasar bisa kan," Alfarez menatap Agnes tajam, tidak terima jika adiknya diperlakukan seperti itu didepan matanya sendiri. 

Agnes semakin kesal dibuatnya,  matanya kian menatap Elena yang sudah kembali mau menangis dengan tatapan tajamnya, "Lo kok belain anak gatau malu ini sih Fa!  Harusnya lo marahin dia karena masuk ruangan ini tanpa ketuk pintu udah gitu teriak lagi.  Gatau malu. "

"Agnes cukup!  Gue minta maaf kalau dia gasopan dimata kalian semua.  Daripada ribut mending lo pulang aja Nes.  Biar gue sama yang lain ini yang hendel, " ucap Alfarez singkat menarik Elena duduk disampingnya mengabaikan Agnes yang melayangkan tatapan permusuhanya pada Elena sebelum berlalu keluar dari ruang Osis dengan amarah yang ia tahan. 

Keadaan ruang osis kembali tenang seperti sebelumnya, semuanya sibuk mengerjakan tugas masing masing untuk persiapan acara kemah penyambutan siswa baru. Dari tempatnya,  Regan memandang Elena yang begitu dekat dengan Alfarez dengan tatapan yang tak bisa didefinisikan. 

Sedangkan Elena sendiri menatap bosan apa yang dikerjakan oleh kakaknya.  Kenapa kakaknya bisa betah berhadapan dengan berkas berkas seperti itu. Apa tidak membuat matanya sakit? 

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang