11• masalah

14K 560 13
                                    

Hari ini adalah hari terakhir acara Angkasa Family sebelum besok kembali ke rumah masing masing.  Dan hari ini semua siswa dibebaskan melakukan apapun.

Elena,  Manda,  dan Rena memutuskan untuk berjalan jalan menuju pasar tradisional disekitat daerah itu.  Ingin mencari oleh oleh kata Manda saat ditanyai kakak kelas pagi tadi. 

Mengenai Regan,  sejak kejadian kemarin Elena merasa Regan seperti menjauhinya.  Walau biasanya juga tidak sering bersama,  tapi sejak semalam rasanya Regan seperti sedikit menghindari Elena.  Elena yang tidak ingin terlalu memikirkanyapun memutuskan untuk ikut dengan teman temanya dari pada diam dan teringat dengan perkataan Regan kemarin walau jika ia ingat,  satu sisi dari hatinya terasa hangat.

"Kalian mau beli apa? "

Manda dan Rena mengangkat bahu bingung menjawab pertanyaan Elena.  Didepan sana,  pasar tradisional yang juga sebagai pusat oleh oleh terlihat ramai menawarkan daganganya masing masing.  Mulai dari buah buahan,  bunga,  kripik buah dan masih banyak lagi. 

"Muter muter dulu aja yuk, "ajak Manda diangguki kedua temanya. 

Ketiganya berjalan mengelilingi pasar sambil mencari oleh oleh apa yang cocok.  Elena menatap kerajinan tangan dari enceng gondok yang terlihat menarik perhatianya.  Iapun menarik tangan Rena dan Manda untuk kesana.  Sementara barang belanjaan mereka sebenarnya sudah cukup banyak. 

"Kamu mau beli Len? " tanya Manda melihat Elena yang begitu antusias melihat tas dari bahan dasar enceng gondok berbentuk lingkaran kecil. 

Elena mengangguk,"Ini berapa pak harganya? "

"150.000 mbak."

"kamu yakin El,  kamu pakai gak nanti? "

Elena mengangguk mantab.  ia pun membayar barang pesananya sebelum kembali berjalan bersama teman temanya.  Ah,  akhirnya Elena bisa merasakan suasana seperti ini.  Jalan jalan bersama teman. 

"Aku seneng akhirnya bisa ngerasain ini setelah sekian lama hanya bisa diem dirumah main sama papa sama kakak aja."

"Haha,  kasian banget sih sahabat akuu, "balas Manda sambil mencubit pipi Elena gemas, "Tapi sekarang udah ngerasain kan? Seneng gak El? "

Elena mengangguk lengkap dengan senguman lebarnya yang cukup untuk membalas ucapan Manda. 

"Wah wahh,  kita ketemu anak udik disini."

Ya sepertinya mood Elena langsung berubah seketika. Agnes berdiri dengan angkuh didepan mereka bersama temanya,  Sesil, dan Desi. 

"Ada apa ya kak?  Kalian punya urusan sama kita? " Manda berusaha bersifat sopan menatap ketiga kakak kelasnya. 

"Heh,  diem deh lo.  Lo kok mau sih temenan sama anak udik dan manja kayak mereka berdua,  mending lo temenan sama kita aja.  Lebih berkelas.  Lo juga bisa famous sama kita, " ucap Desi sambil memainkan rambutnya.

Rena berdecak malas sementara Elena menatap ketiga kakak kelasnya itu dengan kesal. Ia baru saja hendak membuka suara, suara Manda lebih dulu mendahuluinya membalas ucapan Agnes. 

"Maaf ya kak,  saya mau cari teman yang tulus dan bener bener teman.  Bukan untuk cari ketenaran,  apalagi membeda bedakan.  Kalau gitu,  itu namanya bukan teman,  tapi sekedar formalitas aja."

"Heh lo kok berani nasehatin kita,  lo siapa?  Lagian lo songong banget sih,  udah ditawarin sama kita secara langsung malah nolak.  Dasar udik, "ucap Sesil menatap sebal Manda yang masih santai dihadapanya. 

"Makasih kak,  tawaranya tapi maaf saya gak berminat," ucap Manda.

Agnes mendengus kesal, "Udah deh Des,  Sil dia itu udah dikontaminasi sama dua temenya.  Gabakal sekelas lagi sama kita. "

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang