09• Dear heart

15K 621 7
                                    

Regan berjalan kearah Derka yang masih setia berada didepan api unggun membakar ketelanya walau hari sudah hampir beranjak kembali fajar.

"Gak tidur? "

Derka hampir saja melempar ketela yang ia bakar kearah Regan saking terkejutnya. Beruntungnya itu tidak jadi ia lakukan.

"Lo ngagetin gue aja dah, untung nih ketela gak kelempar ke muka lo! "

"Kalau beneran kelempar ya siap siap aja habis lo sama gue, "balas Regan santai sambil duduk disamping Derka tanpa perduli Derka yang misuh misuh pelan disampingnya.

"Lo ngapain disini? " ucap Derka setengah sinis melirik Regan disampingnya.

"Bosen. Gabisa tidur. Lo ngapain? "

"Sama kayak lo. Kita sehati amat ya Gan, jangan jangan kita jodoh--aduhhh lo apaan sihh mukul gue segala!"

Derka mengelus jidatnya hasil ulah Regan yang semena mena padanya. Sedangkan Regan, ia justru mendelik jijik mendengar ucapan Derka tadi. Makanya tanpa perduli ucapan cowok itu yang belum selesai Regan langsung melayangkan jitakanya pada Derka.

"Omongan lo tuh dijaga, ogah gue jodoh sama lo."

"Heh, gue juga ogah ya jodoh sama lo. Gue masih doyan cewek. Siapa juga yang ngarep jodoh sama lo! "

"Terserah."

ucap Regan enggan kembali mendebat ucapan Derka. Jika dilanjutkan tidak akan ada habisnya. Terkadang Derka bisa menjadi sosok sahabat yang dewasa dan pengertian tapi terkadang tingkat menyebalkan pemuda itu bisa sampai membuat Regan ingin membuangnya ke sungai atau kalau perlu ke segitiga bermuda.

"Lo tadi habis dari mana sama si adek gemes? "

Regan terdiam beberapa saat. Ia kembali mengingat saat ia menyatakan bahwa ia menyayangi gadis itu. Ia tersenyum tipis. Elena begitu manis saat sedang salah tingkah seperti tadi. Kalau boleh jujur Regan ingin membungkus Elena dan menjadikanya pajangan dirumahnya.

"Lah lah, lo ngapa senyum senyum? Jangan bilang lo habis nembak dia?!"

"Gak. Lo kan tahu gue gamau ada ikatan yang namanya pacaran. "

"Lha terus kenapa lo senyum senyum gitu, gamungkin kan lo kesambet udah subuh gini. Lagian kenapa lo gak tembak dia sih kalau lo suka, kenapa juga lo gamau pacaran. Heran gue. Ntar kalau dia dideketin orang lain aja lo susah sendiri, " cerocos Derka sambil memakan ketela bakarnya yang telah matang.

"Pacaran itu bisa putus."

"terus? "

"Dia milik gue, yang gabakal bisa putus sampai kapanpun."

"Terserah lo deh Gan, gue capek nasehatin lo tentang itu. Pesen gue, jangan mainin hati orang lain. Terutama Elena, dia masih terlalu polos, terlalu tulus hati dia kalau ntar cuma lo mainin. Lo tadi ngapain sama dia sampai lo senyum senyum kayak gitu?"

Bukanya menjawab Regan justru berjalan meninggalkan Derka. Derka mendengus sebal menatap Regan yang berlalu pergi meninggalkanya dengan santainya.

"Kepo lo. "

----

Elena berjalan mengendap endap. Pagi ini seluruh siswa akan mengadakan tour keliling desa tapi sebelum itu mereka harus mengisi perut mereka terlebih dahulu. Hanya saja menu sarapan kali ini adalah apa yang seharusnya tidak boleh Elena makan. Bukan alergi, tapi hanya saja keluarganya melarangnya memakan makanan itu.

Mie instan

Ya. Entah ide dari mana menu sarapan kali ini justru ada mie instan sedangkan malam tadi justru sarapanya berisi bubur ayam. Alasanyanya pagi ini menu sarapanya tertukar dengan menu semalam.

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang