Elena menatap ruang osis yang ada dihadapanya. Masih ingat dengan jelas bagaimana ia berakhir merengek minta pulang kepada Alfarez saat ia berada diruangan ini. Ugh, andai saja Reno-ketua kelas dadakanya- tidak memaksanya menjadi sekretaris dadakan pasti ia tidak akan berakhir disini lagi.
Semua berawal dari ia yang kembali lebih dulu dari Rena saat selesai makan dikantin. Beruntung keduanya berada dalam kelas yang sama. Tapi saat ia tiba dikelas, ia justru hanya melihat Reno yang memasuki kelas dengan nafas terengah dan mengajaknya keruang osis untuk menjadi sekretarisnya.
Kelas Elena-X IPS 2- memang baru memilih ketua kelasnya saja sedangkan yang lain belum. Elena sempat menolak ajakan Reno untuk rapat menuju ruang osis. Namun karena dikelas itu hanya ada Elena satu satunya, maka terpaksalah Elena untuk ikut Reno.
Dan disinilah Elena berada. Didepan ruang osis dengan Reno yang menyapa beberapa orang yang ia kenali. Barulah, setelah sudah ramai yang datang mereka masuk kedalam ruang osis. Elena sendiri dengan buku catatan kecil ditanganya masuk dengan sedikit ragu mengikuti langkah Reno.
"Duduk situ Len, " suruh Reno menunjuk sebuah kursi kosong didekatnya.
Elena mendekat lalu mendudukan dirinya disana lalu kembali menatap Reno setelah is menyadari sesuatu," Kok Len? "
"Biar beda aja. Bosen manggil El," saut Reno diakhiri kekehan tawanya yang dibalas tawa kecil juga dari Elena. Gadis itu benar benar tidak masalah dipanggil apapun yang penting masih tetap namanya.
Setelah semua ketua kelas dan sekretaris berkumpul, rapatpun dimulai. Beberapa pembicara osis mulai menginformasikan beberapa acara yang akan dilakukan minggu depan untuk acara Angkasa Family. Sesekali beberapa siswa mengangkat tanganya bertanya hal yang tidak faham, Renopun melakukan hal yang sama. Berbeda dengan Elena yang justru sibuk memakan roti ini milik kakaknya yang sibuk membaca dokumen. Memang posisi duduk Elena dekat dengan meja Alfarez berada.
"Jadi tugas kalian adalah menyampaikan pada teman teman mengenai acara ini, menyampaikan undangan yang tadi sudah kita bagikan, dan mengatur temanya agar membentuk 4 kelompok. Campur antara cewek dan cowok harus imbang. Sampaikan juga bawha surat itu harus ditanda tangani orang tua," ucap Salma-anggota osis- dengan suaranya yang terdengar sangat cocok sebagai pembicara.
"Kak, maaf sekali lagi tanya. Kalau yang tidak diizinkan bagamana ? Lalu barang apa yang harus kita bawa? "
"Barang yang harus dibawa adalah peralatan pribadi seperti obat obatan, selimut, pakaian ganti, peralatan makan,mandi, sholat, dan yang paling penting adalah tidak terlalu banyak karena kita hanya dua hari dan menginapnya juga di dalam ruangan." jawab Deni-selaku penanggung jawab acara.
"untuk masalah tidak mendapat izin, orang tua dapat menulis alasanya ditempat yang telah disediakan, " lanjut Deni.
Semua mengangguk memahami. Jam masuk yang sudah berbunyi sejak 25 menit yang lalu membuat mereka memilih menghabiskan satu jam pelajaran sekalian. Nanti mereka akan kembali kekelas saat pergantian pelajaran setiap 45 menit sekali.
Suasana yang tadi serius kini berubah menjadi media bercanda ria dengan orang lain setelah penutupan pengumuman. Elena masih sibuk dengan roti ditanganya. Kakaknya sejak dulu memang suka membawa bekal dalam jumlah yang cukup banyak.
Setelah roti yang berada ditangan gadis itu habis, gadis itu mulai fokus mendilukan kepalanya memainkan smartphone berwarna perpaduan silver dan white hadiah ia mendapat nilai yang memuaskan ketika lulus SMP.
Ia terlalu fokus pada permainanya hingga tanpa menyadari kehadiran orang lain disampingnya yang tadi ditempati Reno. Reno sendiri sudah sibuk dengan teman temanya dari kelas lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek manja!
Подростковая литература(Firs up 22 Februari 2019) (Revisi setelah tamat) (aku tahu ini mainstream, tapi baca aja. Siapa tahu bikin kalian jatuh cinta. :)) Tentang perjuangan seorang gadis yang baru mengenal apa itu Cinta, Sahabat, dan dunia luarnya yang warna warni. Me...