12• Alasan

12K 561 6
                                    

"Ada apa ini? "

Baik Elena, Rena, Manda,Agnes dan kawan kawan, serta Jovan dan Arga langsung terdiam. Mereka menatap seorang pria dengan tatapan dinginya kearah mereka.

Regan yang semula ingin mengecek lokasi lokasi dimana adik kelasnya berjalan untuk mencari jika ada masalah tiba tiba ia mendapat laporan bahwa ada adik kelasnya yang bertengkar. Regan yang mendengarpun langsung berjalan menuju lokasi yang ditunjukan warga.

Agnes yang melihat kehadiran Regan langsung memelaskan wajahnya. Ia langsung menampilkan wajah meringisnya diikuti oleh teman temanya. Rena dan Manda yang menyadarinya memutar bola matanya malas.

"Jelaskan!"

perintah Regan tanpa nada setelah membubarkan kerumunan orang yang menyaksikan kejadian ini. Tatapanya menajam menatap adik kelas dihadapanya itu. Menyadari aura kemarahan Regan, semua yang ada didepanyapun terdiam. Tidak ada yang berani membuka mulutnya.

"Kenapa diam?! Saya bilang jelaskan! "

Elena yang mendapat bentakan dari Regan tersentak kaget. Bagaimanapun Elena tak pernah dibentak oleh keluarganya. Elena meremas ujung baju yang ia kenakan dengan kasar. Matanya bergerak gelisah berusaha mengendalikan dirinya.

"Regan, mereka yang mulai duluan. Lihat, mereka berani sekali menjahili kakak kelasnya. Bahkan kita panitia mereka, lihatlah tubuhku penuh luka." ucap Agnes dengan wajah melasnya sambil menunjuk luka di sekujur tubuhnya.

"Heh, maaf ya kakak kelas yang terhormat, yang memulai disini itu Anda! Bahkan kalian mengganggu adik kelasnya yang sama sekali tidak bermasalah dengan Anda. Jadi mohon di koreksi ucapan Anda dan jangan menjadi orang yang munafik. Eh ups, emang kalian sudah munafik sih. "

Manda yang tidak terima langsung membuka mulutnya membalas ucapan Agnes. Dengan penekanan disetiap katanya.

"Bohong tuh, adek kelas kok suka fitnah sih ya Nes, tadikan kita cuma mau bantuin mereka nawar, kok malah kita difitnah sih,"Desi ikut membuka suaranya.

"kalian--"

"Diamm!! "

Semua terdiam mendengar bentakan Regan yang terdengar kembali. Regan menatap semua anak yang ada dihadapanya dengan tatapan menyelidik. Tatapanya jatuh pada gadis yang telah ia klaim sebagai pacarnya itu. Tubuh gadis itu masih bergetar dengan matanya yang sembab. Sudut bibirnya berdarah, rambutnya acak acakan juga beberapa luka di tubuhnya.

Dengan langkah pelan Regan mendekati Elena. Elena yang awalnya menunduk pun mengangkat wajahnya saat Regan mengangkat dagu Elena dengan lembut. Mata Elena pun langsung bersitatap dengan tatapan tajam namun teduh milik Regan. Rasanya Elena seolah oleh terhisap dalam lingkaran bola mata hitam itu.

"Kenapa berantem? "

Elena ingin menunduk tapi tangan Regan yang masih berada ditanganya menahan Elena untuk menunduk. Elena gugup, ia tidak pernah sedekat ini dengan laki laki selain kakak dan papanya.

"Kenapa berantem hm? Siapa yang mengizinkan kamu berbuat kasar seperti itu? "

"Aku---"

"Jawab Elena."

"Tapi aku cuma membela diri kok, dia yang mulai. Elena cuma tidak mau dia seenaknya, "jawab Elena dengan terbata. Bahkan mata Elena tidak berani membalas tatapan Regan. Terlalu menakutkan menurutnya.

"Apapun alasanya, kenapa kamu mesti berantem? Gak ada cara lain selain itu? Cewek kok kasar, "ucap Regan tajam membuat Elena kembali berkaca kaca.

"Tapi dia yang mulai kak, "ucap Elena lirih menatap Regan dengan matanya yang berkaca kaca.

"Apapun itu tetap saja kamu berantem! Sekarang apa? Kamu cuma bisa malu maluin sekolah. Gara gara berantem ga guna ini! "bentak Regan melepas tanganya dari dagu Elena dan menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Tapi kak---"

"Tidak ada tapi! Intinya tetap saja penilaian orang tentang sekolah ini berubah! Dan itu karena kalian! Memyusahkan "

Elena meremas kuat tas yang ia beli. Ia tidak salah. Ia hanya ingin membela mamanya. Itu saja. Ia tak ingin ada orang yang menghina orang tersayangnya. Ia tidak mau ada orang lain menghina ibu kesayanganya. Ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi dirinya. Elena tidak mau ibunya sedih diatas sana. Apa itu salah?

"Elena cuma mau bela mama Elena aja kok, apa itu salah? Salah ya kalau Elena berantem gara gara mereka menghina mama Elena? Kalau gitu, maaf. Elena cuma bisa malu maluin sekolah dan juga kakak. Maaf juga kak Agnes udah bikin kakak luka, tapi setidaknya Elena puas, Elena bisa balas orang yang udah jelek jelekin mama Elena. Ya setidaknya Elena bisa menghentika kalian untuk bicara yang bukan seharusnya tentang mama Elena. Elena pergi dulu ya, kalau kakak mau hukum Elena, hukum aja. Tapi nanti ya, Elena mau nenangin Elena dulu. Tenang aja, Elena gak akan kabur kok, "ucap Elena menahan air matanya agar tidak keluar lantas berjalan pergi meninggalkan Regan yang terdiam sedangkan Agnes tersenyum licik.

"Kak Regan yang terhormat, maaf nih ya kak. Bukanya tidak sopan, tapi yang dikatakan Elena itu benar. Anak mana yang tidak marah saat ibunya dihina. Anak mana yang tidak marah saat ibunya dikatakan pela*** oleh orang lain. Aku tanya kak, apa kakak bakal diam aja jika ada orang berkata demikian? Apa kakak bakal mengabaikan hal seperti itu? Aku tahu Elena salah karena ribut dan mengacau di acara ini, tapi bukankah seharusnya kakak mendengar penjelasanya terlebih dahulu?

Bahkan Elena juga mengalami luka yang sama seperti Agnes, tapi kenapa kakak malah marah kepadanya? Apa karena Agnes panitia? Kalau begitu, maaf penilaian aku tentang kakak sebagai ketua osis tahun ini salah besar. Permisi kak, kalau kakak ingin menghukum kami, kakak bisa memanggil kami dengan pengeras suara nanti, " ucap Manda dengan nada dingin dan menusuk yang sangat jarang ia tunjukan pada orang orang.

Jovan,Arga, Rena, dan Manda sudah sangat kesal dengan kakak kakak yang ada dihadapanya. Sudah kesal karena Agnes dan antek anteknya, kini juga dengan Regan yang justru seolah menyalahkan Elena. Walau pun tindakan Elena juga bisa dikatakan salah. Merekapun berjalan pergi mengabaikan Regan yang terdiam dengan pikiranya.

Bukan maksud Regan membela Agnes. Bukan. Sama sekali bukan. Ia hanya khawatir dengan Elena. Ia khawatir gadis itu terluka karena bertengkar dengan sosok Agnes. Saat melihat siapa yang bertengkar tadi rasanya Regan ingin segara menarik Elena dan memastikan kondisinya baik baik saja. Hanya saja caranya yang salah. Caranya justru membuat Elena salah faham dan semakin menyakiti gadis itu.

Regan mengacak rambutnya frustasi, tatapanya beralih kearah ketiga gadis yang masih tenang dengan senyum liciknya melihat Elena dan teman temanya yang pergi setelah mendengar ucapan pedas Regan. Mereka merasa menang diatas mereka berlima. Namun itu hanya sesaat, sebelum ucapan Regan kembali menampar mereka ke kenyataan dan membuat rasa benci mereka pada gadis itu semakin bertambah.

"Besok, keruang bk dan mulai hari ini jabatan kalian sebagai pengurus inti osis saya cabut, dan jangan pernah menyakiti Elena sedikitpun, atau kau tahu sendiri akibatnya, "ucap Regan dingin sebelum berlalu pergi dengan wajah datarnya.

Tujuan Regan saat ini satu, mengejar Elena yang berlari tidak tahu kemana. Dan semua itu, karena dirinya.

Tbc
Im backk. Halloo, alhamdullilah aku udah kuliahh yeayyy. Maaf lama karena aku harus menghadapi ospek dan sambutan dari tugas tugas kuliah yang buat aku gabisa nulis ini. But, aku bakal usahanin buat up cepet.

See you guysss, happy readingg. Hope you enjoy it, and dont forget to vote and comee :) gomawooooo

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang