32. Curhat

7.5K 290 2
                                    

Happy reading, klik dulu bintangnya habis itu coment, oke!  :)

Happy readingg!!!

--------

Elena menutup tubuhnya dengan selimut.  Udara diluar cukup dingin. Hujan mengguyur dari malam sampai pagi membuat orang orang enggan beraktifitas.  Tentu saja termasuk Elena. 

Hari ini hari minggu.  Waktunya Elena bermalas malasan.  Kasur yang hangat,boneka kesayangan, udara dingin. Ughh, Elena semakin tenggelam dalam zona nyamanya. 

Elena tidak sadar. Jika Alfarez sudah berdiri disampingnya sambil menatap gemas adiknya yang masih saja terlelap padahal jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi. 

Alfarez dengan lembut membelai rambut lembut Elena.  Membangunkan Elena itu tidak sulit.  Namun tidak mudah juga.  Gadis itu terkadang malas bangun disaat tertentu.  Seperti sekarang. Gadis itu justru menduselkan wajahnya semakin dalam kebonekanya. 

"Haduh dek, jangan gitu nanti kamu sesak nafasnya,"tegur Alfarez sambil menarik boneka beruang Elena menjauh.

Elena mengerjab matanya,tanganya mencari boneka yang biasanya ia peluk.  Hingga matanya mendapati Alfarez yang sedang memegang bonekanya. 

"Kakak, siniin boneka Elena.  Elena mau bobo lagi, "ucap Elena sambil berusaha meraih bonekanya. 

Alfarez tentu tidak semudah itu memberikan boneka milik adiknya.  Ia justru dengan sengaja menjauhkan boneka itu dari jangkauan Elena.  

"Ambil dong kalau bisa, "ucap Alfarez berjalan menjauh namun tetap di kamar Elena. 

Elena cemberut, walau enggan gadis itupun akhirnya bangun berjalan mengejar Alfarez.  Namun Alfarez terus menghindarinya.  Akhirnya kejar kejaran diantara keduanyapun tak dapat terhindarkan lagi.

"Kakak sini! "

"Gamau, sini kejar kakak kalau bisa. "

"Ih kakak jalanya cepet!  Capek tahu ngejarnya! "

"Apaan, kamu aja baru bangun masa udah capek lagi. Kaki kamu aja yang pendek.  Oh lupa, kamu kan masih kecil. "

"Elena gak kecil, Elena udah gedhe!  Elena udah SMA. "

"Mana ada, lihat kamu gabisa kejar kakak.  Kamu masih kecil! "

"Engga! Elena udah gedhe! "

"Kalau udah gedhe kok main nya masih sama boneka. "

Elena menatap tajam kakaknya sambil terdiam.  Matanya sudah memanas.  Kesal Elena tuh, digangguin pagi pagi bukanya diajak sarapan.  Lagipula kenapa Alfarez jadi menyebalkan pagi ini.  Apa kakaknya itu salah minum obat?

"Huwaaa Papaaaa!! "

Alfarez tergelak menatap wajah Elena.  Wajahnya merah, pipinya digembungkan, matanya menatapnya tajam.  Dasar adiknya.  Sampai kapanpun bahkan ketika Elena punya cucupun Alfarez akan tetap menganggap Elena adik kecilnya.  Adik yang sangat ia sayangi sejak kecil. 

"Apa sih pagi pagi udah ribut, "ucap sebuah papa membuka pintu kamar Elena.  Suara teriakan Elena jelas terdengar dari bawah membuat papanya Elena tentu tidak bisa mengabaikan tangisan putri kecilnya. 

"Papa lihat kakak! Kakak jahat sama Elena.  Boneka Elena diambil.  Terus Elena dibilang anak kecil, "adu Elena sambil menunjuk kakaknya dan kembali menatap papa dengan matanya yang berkaca kaca. 

Papa tersenyum sambil mengacak rambut putrinya gemas.  Ia juga sama sepemikiran dengan Alfarez, sampai kapanpun Elena tetap putri kecilnya.  Tidak akan pernah berubah. 

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang