Regan menatap hilir mudik anak anak yang tengah menyiapkan acara pensi malam ini. Ya malam ini akan diisi acara api unggun dan pentas seni bagi setiap kelas. Tatapan Regan yang semula mengarah pada api yang mulai dinyalakan beralih pada seorang gadis dengan sweater pink miliknya. Gadis itu tampak bercanda bersama sama dengan para sahabatnya entah apa yang mereka bicarakan.
Regan tak tahu mengapa tatapan matanya bisa terfokus hanya dengan gadis itu. Gadis manja, cengeng, ceroboh, tapi Regan punya tatapanya sendiri. Gadis itu terlihat menarik perhatianya. Bola matanya, raut wajah polosnya dan ketulusan yang mungkin akan terlihat pada saat saat tertentu.
"Lo bener bener suka adek gue? "
Regan menoleh kebelakang mendapati Alfarez yang berdiri sambil nemegang minuman kaleng. Alfarez tidak menatapnya melainkan mengikuti arah pandangan Regan. Elena yang saat ini tertawa lepas bersama sahabatnya. Hal yang paling Alfarez sukai dari berbagai ekspresi adik kesayanganya.
"Kenapa? "
"Lo gue tanya malah balik nanya. Sebagai kakak yang baik gue cuma mengantisipasi kalau suatu ketika lo nyakitin adik gue. Sekarang gue tanya, lo bener bener suka sama adik gue atau cuma main main? Jangan buat adik gue jatuh terlalu dalam kalau lo cuma mau mainin dia. "
Regan terdiam beberapa saat. Memilih kata kata yang tepat untuk menjawab ucapan sosok disebelahnya. Jika ditanya ia suka, iya namun jika ditanya ia cinta atau tidak, ia jujur mulai jatuh cinta dengan gadis itu sejak pertama mereka bertemu hanya dengan melihat tatapan mata gadis itu ia sudah merasa bahwa Elena sudah membuatnya jatuh. Yang jelas Regan merasa ingin menjadikan Elena miliknya dan melakukan hal berbeda dengan gadis itu.
"Kalau gue bilang gue jatuh cinta sama adek lo, lo marah? "
Alfarez menghela nafasnya lalu memfokuskan pandanganya pada sosok Regan yang ada disampingnya,"Gue gak marah, sama seperti ucapan gue sebelumnya, gue gak marah asal lo sama sekali tidak ada niatan buat bikin adik gue mainan dan bikin dia ngerasain sakit hati. Kalau lo beneran cinta lo harus berjuang, dia belum pernah ngerasain jatuh cinta sebelumnya."
Regan mengangguk, "Gue akan berjuang," ucapnya mantab sambil menatap Elena yang kini fokus pada jagung bakar miliknya.
"Oke, gue bakal coba kasih lo kepercayaan. Tapi sekali lo nyakitin dia gue gabakal kasih lo kesempatan lainya. "
Alfarez pergi meninggalkan Regan yang masih menatap Elena dengan mata tajamnya. Ya Regan memutuskan untuk memperjuangkan gadis itu. Sama seperti Elena, ini adalah awal atau pertama kali Regan jatuh kepada lawan jenis. Dan ini adalah pertama kali ia akan berjuang memerjuangkan Elena. Ia tidak ingin kehilangan gadis itu seperti yang diucapkan sahabatnya.
Elena yang merasakan tatapan tajam Regan menoleh kearah Regan. Mata keduanya bersitatap. Regan tersenyum tipis menyadari Elena menatapnya balik sedangkan Elena langsung membuang muka dan menutup pipinya karena tiba tiba saja pipinya merah dengan berbagai gejolak aneh seperti kupu kupu terbang diperutnya.
"Pandangan matamu menarik hati, ohh senyumanmuu manis sekali. Sehingga--Aww, gilak cubitan lo Ren, pedes banget. Apaan dah lo nyubit nyubit gue, suka bilang aja, "ucap Jovan kesal lantaran lagunya harus kepotong karena Rena yang mencubit pinggangnya dengan keras. Pedes.
"Suara lo tu gaada bagus bagunya. Takut gue ntar telinga kita berempat jadi rusak. "
"Sialan. "
Mereka kembali tertawa melihat wajah Jovan yang berubah masam. Elena pun sudah bisa mengontrol dirinya kembali walau rona merah dipinya masih ada.
"Kelas kita yang mewakili pensi siapa ya? "
Arga mengangkat bahu mendengar pertanyaan Manda. Arga adalah wakil ketua kelas yang tiba tiba ditunjuk Reno dan wali kelasnya. Alhasil mau tidak mau ia harus menerima jabatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek manja!
Подростковая литература(Firs up 22 Februari 2019) (Revisi setelah tamat) (aku tahu ini mainstream, tapi baca aja. Siapa tahu bikin kalian jatuh cinta. :)) Tentang perjuangan seorang gadis yang baru mengenal apa itu Cinta, Sahabat, dan dunia luarnya yang warna warni. Me...