28. Pacar Arga

8.6K 344 10
                                    

Hari-hari berlanjut.  Bimbingan olimpiade semakin intensif dilakukan.  Elena pun makin sering bertemu dengan Aldi, dan juga Regan.  Elena juga semakin dekat dengan Aldi.  Aldi orangnya asik membuat Elena nyaman didekatnya. 

Dan selama itu juga Regan seperti berusaha mendekati Elena lagi. Walau beberapa kali Regan dihadang oleh Alfarez atau kalah cepat dengan Aldi. Biar begitu beberapa kali Regan sukses mengantar dan menjemput Elena tanpa gangguan dan sering mengajak Elena berinteraksi.   

Dan saat ini.  Aldi dan Elena tengah makan mie ayam didepan sekolah sambil menunggu bu Indah yang harus rapat terlebih dahulu di ruang guru.  Pulang sekolah memang lebih cepat karena guru guru yang mengadakan rapat.  Oleh karena itu Elena bisa jajan dulu di warung mie ayam sambil menunggu bu Indah.  Itung itung makan mie diam diam tanpa larangan papa dan kakaknya. 

Sambil menunggu pesanan.  Keduanya asik membicarakan berbagai hal seru.  Dari yang penting sampai yang tidak penting mereka bicarakan. Tawa Elena pun kerap terbit bersama Aldi. 

"El, kamu sahabatan sama Jovan?"

Elena mengangguk. 

"Bearti kamu sahabatan juga sama Arga juga dong,  anak fotografi yang disukai sama anak satu sekolah? "

Elena kembali mengangguk, "Iya, Elena deket sama Arga juga.  Dia udah jadi kayak kakak keduaku.  Emang kenapa kak? "

"Percaya gak, kalau Arga itu punya pacar? "

Elena menutup mulutnya tak percaya dengan kedua matanya mengerjab lucu,"Serius kak? Kakak tahu dari mana? Elena aja yang sahabatan sama dia enggak tahu kalau dia punya pacar. Pacarnya siapa kak? Kok mereka gak pernah berdua sih? "

"Loh jadi kamu belum diceritain ya. Haduh, kakak jadi merasa bersalah. "

Elena menggeleng, "Engga apa apa kakak ceritain aja intinya, nanti yang lebih jelas aku tanya Arga aja.  Ntar Elena juga bakal minta maaf ke Arga kalau kakak ga sengaja cerita ini ke Elena. Hayuk kak Ceritaa, kenapa sahabat Elena yang pendiem itu bisa punya pacar. "

"Wah wahh, kamu penasaran banget ya? "

"Ihh kakak, ayo ceritain. Jangan digantung dong,"ucap Elena sambil mencebikan bibirnya juga pipinya menggembung kesal.  Sudah penasaran akut dia tuh. 

"Oke oke, jangan gitu dong mukanya.  Gemesin banget. Jadi pengen kakak karungin terus dipajang di kamar kakak.  Lucu sihh," Aldi bicara sambil mencubit gemas pipi Elena. 

"Kakak! Sakit tahu. Nyebelin banget sih! Awas aja ntar Elena aduin ke kak Fariz biar kak Aldi gak dijadiin ketua basket tahun ini,  wleee. "

"Eh ya jangan dong El.  Itu impian aku tahu. Udah udah sini aku ceritain, dengerin ya jangan dipotong. Oke? "

Elena mengangguk. 

"Berasa jadi cewek aku ngomongin orang gini. "

"Ih kak Aldi, cepetan! "

"iya iya, jadi Arga itu adiknya Alga. Tahu Alga kan, sahabatnya kakak kamu.  Nah pas itu mereka datang ke rumah aku buat nganterin formulir ketua basket baru yang ketinggal---"

"Tunggu, kak Alga kakaknya Arga? Wahh kok bisa.  Padahal Elena udah kenal kak Alga dari kecil. Baru tahu kalau dia punya adek dan dia sahabatku sendiri. "

Aldi melirik Elena kesal, "Lanjut enggak? "

Elena mengangguk sambil tersenyum lebar.  Dalam hatinya ia janji akan bertanya langsung pada Arga dan Alga kenapa mereka gak bilang kalau kakak adek.  Kan kalau bilang pas pertama masuk SMA ia tak perlu susah susah cari teman. 

"Nah,  pas mereka ke rumah aku ada satu cewek ikut.  Pas aku tanya, dia siapa. Kak Alga jawab dia pacarnya Arga.  Tahu gak El, mereka romantis banget. Pernah nih anggota basket kumpul, ada dia ikut di caffe, dia suap suapan sama Arga.  Dia beda sekolah, makanya kamu gak pernah lihat. "

Elena terdiam mendengar cerita Aldi. Matanya masih mengerjab. Ia masih tidak percaya jika sahabat nya itu sudah punya pacar dan tidak cerita cerita ke ia dan yang lain. 

"Huh!  Kok Arga engga cerita sih. Kalau punya pacar. Kan bisa dijadiin temen Elena juga. Ngomong ngomong pacarnya engga marah kan ya Elena sahabatan sama Arga? "

Aldi menggeleng, "Enggak lah,  dia dewasa banget.  Pengertian banget dia. Kalau mereka berantem aja, dia sering ngalah sama Arga buat minta maaf duluan biar masalah gak makin besar katanya. "

"wahh dewasa ya.  Elena dewasa belum? Kok Elena masih kayak anak kecil ya. Gamau ngalah kalau berantem sama kak Farez terus ngadu ke papa. "

"Engga papa El.  Dewasa itu butuh proses. Jadi diri kamu sendiri El, ikuti arusnya. Jangan dipaksa. Gabaik, "ucap Aldi mengacak rambut Elena lembut. 

Elena mengangguk, "Makasih kak udah di ceritain, nanti Elena bakal bilang ke Arga buat ceritain semuanya.  Elena kepo sama yang mau pacaran sama cowok pendiem kayak Arga. Hihi."

"Kamu ini, Arga pendiem tapi kalau sama pacarnya enggak. Jadi cerewet dia. Kadang cowok lebih milih diam dan acuh sama lawan jenis supaya tidak disalah artikan.  Banyak kan sekarang cewek cewek yang mudah baper sama cowok yang senyum.  Padahal maksud cowok itu cuma nyapa bentuk ramah aja," jelas Aldi sambil tersenyum. 

Elene mengangguk, "Iya sih.  Kak Farez juga cerita gitu.  Kalau kakak gitu juga enggak? Kata Rena, dan Rena kata temen yang lain kakak orangnya susah akrab sama orang. Kok sama Elena cepet? "

"Emm kenapa ya, karena aku merasa kamu cocok jadi temen kakak aja.  Kalau aku udah ngerasa cocok jadi kelihatan deh sifat asliku. Tinggal tunggu jadian aja. Tapi kalau belum akrab ya sush banget buat akrab apalagi kalau enggak cocok. Beuh, sampai kapanpun susah buat akrab. Kalau sama kamu sih, dari awal aku lihat aku udah nebak kamu orangnya bisa diajak temenan dan cocok sama aku, jadi kapan kita jadian El? "

Elena mengerjab.  Mendengar penuturan dari kakak kelas dihadapanya.

"Ha?  Kakak becandanya gak lucu. Kalau Elena baper gimana? "ucapnya sambil menangkup kedua pipinya. 

"Kalau baper ya tinggal aku tanggung jawab. Aku orangnya tanggung jawab kok. "

Elena semakin merona.  Pipi gadis mungil itu memerah yang langsung ditutupi Elena dengan kedua tanganya. 

"Kakak jangan gombal terus. Pipi Elena jadi merah."

"Haha,  enggak enggak, ini udah kok.  Duh pipi kamu merah banget El. Jadi makin gemes. Makin enggak sabar buat kenalin kamu ke orang tua aku."

"Ihh kakak.  Elena masih kecil.  Gaboleh mikirin itu dulu.  Udah ahh, kakak ngeselin. Godain Elena terus! "

"Haha, iya iya. Udah kok udah. Jangan ngambek dongg aku cuma bercanda kok. "

Elena melirik Aldi sinis,"Siapa ya? "

"Dih,  gitu banget.  Gimana kalau ini mie ayamnya aku traktir terus aku beliin es krim juga. Masih ngambek enggak? "

"Es krim? "

Aldi mengangguk. 

"Mauu,  dua ya? "

"Oke, dua es krim buat princess Elena yang lagi ngambek deal? "

Elena mengangguk. 

"Oke, jadi sekarang senyum dong.  Biar dunia Aldi makin bersinar. "

"Kakak!! "

Tbc
Dont forget to vote and coment. 
Tulis pendapat kalian tentang part ini :)

Happy reading. And see you next chapter :)

Temen temen maaf ya kalau nanti updatenya lama lagi, soalnya ini lagi banyak banyaknya tugas.  Numpuk banget tugasnya. So aku minta maaf kalau updatenya bis jadi lama. Tapi aku usahain aku sempet semetin kok.  Thankk uuu ❤

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang