Hari hari berlalu, kini Elena semakin dibuat semakin bingung dengan Regan. Hati Elena tidak bisa begitu saja acuh dengan sikap Regan yang berubah. Terutama dengan perasaan baru di hati Elena. Mungkin, Elena sudah jatuh cinta.
Apa secepat itu?
Karena memang cinta itu tidak tertebak. Perbuatan manis sesedikit mungkin, mungkin arti dalam hati seseoranh akan berbeda. Dan terkadang, cinta tak bisa di logika.
Sering orang berkata bahwa seseorang mudah jatuh cinta karena hatinya yang mudah terbawa perasaan. Apakah selalu seperti itu? Nyatanya, sekuat apapun benteng dalam diri seseorang untuk membatasi hatinya agar tidak jatuh cinta, kalau hatinya udah memutuskan untuk menjatuhkan diri, logika bisa apa?
Walau sedetik seseorang bertemu, sedetik dua orang saling bertatap muka, jika hatinya telah memilih dan takdir telah berkehendak, logika bisa apa?
Jangan bilang orang lain baperan karena mudah untuk jatuh cinta dengan lawan jenis setelah lawan jenisnya berbuat manis, karena hati seseorang kan tidak ada yang tahu. Dan belum tentu kalau kamu ada di posisi dia kamu tidak jatuh cinta.
Tapi ingat, tidak semua perasaan suka,perasaan ingin memiliki, perasaan nyaman, perasaan menyayangi, menganggumi, bisa dikatakan sebagai jatuh cinta. Tidak sesederhana itu. Karena nyatanya, ada rasa obsesi, kagum, atau bahkan hanya sekedar nyaman. Semua ada kondisinya masing masing.
Kuncinya kalau jatuh cinta, itu ada satu rasa ingin memiliki dalam dirinya namun rasa melihat seseorang yang kita cintai bahagia itu juga ada. Jatuh cinta itu tidak akan pernah memaksa orang lain untuk jatuh cinta juga dengan kita tapi bagaimana seseorang itu bahagia dan mungkin berharap bahagia bersama kita, bukan sekedar mengaggumi kelebihan dia tapi juga menghargai dan menerima kekuranganya, bukan sekedar nyaman, tapi lebih spesial dari rasa itu. Dan yang pasti, cinta itu positif bukan negatif.
Jadi kalau orang cinta tapi justru membuatnya berbuat buruk. Itu. Bukan cinta. Tapi, obsesi.
Dan ya, mari kembali ke Elena. Mungkin perbuatan manis Regan pada Elena hanya sesaat. Hanya sebentar namun dapat membuat getaran aneh dan kupu kupu berterbangan di perut Elena. Hanya sesaat namun sudah mampu membuat Elena mengetahui sebuah perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Dan bahkan bila Manda tidak bercerita, Elena tidak akan paham jika ia tengah jatuh cinta. Atau merasakan perasaan cinta. dan walau Regan kini menganggapnya orang asing, tiap bertemu dengan Regan, atau berpapasan, getaran aneh dan rasa lain di hati Elena itu tetap terasa. Semakin memperkuat dugaan bukan?
Dan kini Elena semakin kesal. Kenapa saat ia 'mungkin'sedang merasakan jatuh cinta, Regan, sosok yang membuat hatinya berdebar justru menjauhinya dan bersikap aneh. Rasanya Elena ingin berteriak di telinga Regan mengapa pria itu bersikap demikian padanya.
Elena yang polos mulai mengenal cinta. Tapi cinta itu justru serasa abu abu saat yang ia cinta justru menjadi awan kelabu yang membingungkan dengan tingkahnya. Antara turun menjadi hujan atau hilang tertiup angin tanpa jejak.
Ya, Elena sedang galau. Ingin acuh saja dan ikut tidak kenal atau merasa tidak kenal dengan Regan tapi perasaanya justru tertarik pada Regan dan ingin Regan tidak mengabaikanya. Ingin menjauh, tapi hatinya menarik. Ia tak bisa atau tidak ingin tidak menganggap kehadiran Regan. Bukan tidak bisa, tapi hatinya yang tak ingin.
"Nyebelin, nyebelin, nyebelin! "
Elena menutup kepalanya dengan jaket merah muda yang ia bawa. Manda dan Rena sedang pergi ke kantin sementara ia sediri sedang malas. Malas jika harus bertemu Regan, dan malas dianggap orang asing bagi Regan. Ia takut kelepasan melepaskan segala unek uneknya didepan Regan walau sebenarnya ia ingin, namun disisi lain ia juga takut.
"Elena pengen nyanyi lagunya Hivi deh. Tapi nanti pasti diteriakin berisik sama orang sekelas."
"Ughh, kalau kak Alfarez tahu adiknya yang cantik ini lagi jatuh cinta. Marah gak ya ?"
"Mamaaa, Elena kudu kepriyee?! Argggg. "
teriak Elena yang berhasil membuat teman temanya kaget sekaligus bingung. Bahkan ada yang sampai barangnya jatuh karena kelas yang awalnya hening tiba tiba ada yang teriak. Elena tidak kesurupan kan?
Jovan yang saat itu baru saja kembali dari kantin lah korban botol minum dan makanan ringanya jatuh. Untung ia tidak membawa piring atau gelas gelas kaca. Jadi aman dari pecah. Jovan yang bingung,takut, setengah khawatir dan setengah kepo dengan Elena berjalan kearah gadis yang masih menutup kepalanya dengan jaketnya.
"Len, kenapa teriak? Sehat kan? " Jovan bertanya setelah menepuk pundak Elena cukup kuat membuat Elena terduduk sambil mengusap punggungnya dan menatap Jovan kesal.
"Sakit tauu!"
"Jadi kamu sakit?" tanya Jovan dengan raut khawatirnya namun reaksinya benar benar membuat Elena bingung sekaligus jengkel.
Jovan memegang kepala Elena dan berkomat kamit entah sedang berbicara apa. Hingga Elena paham dengan apa yang Jovan katakan pun, Elena tetap tidak paham dengan maksud ucapan Jovan.
"Siapa kamu? Keluar lahhh! Jangan ganggu sahabatku. Elena udah polos jangan ditambah. Ntar jadi bego. Keluarlahh siapapun ditubuh inii. Keluarlahhh!!"
Elena menepis kasar tangan Jovan yang masih memegang kepalanya. Tatapan Elena yang tajam membuat Jovan semakin menjadi, ia hampir menyembur Elena dengan air minum sebelum Arga, Manda, dan Rena tiba tiba datang dan justru Arga lah yang terkena semburan Elena karena Elena yang tiba tiba lari kebelakang Arga saat tahu Jovan akan menyemburnnya.
"Kenapa lo nyembur gue!?"
Jovan tak menggubris pertanyaan Arga, matanya justru menatap Elena yang berdiri menahan tawa di belakang Arga.
"Sini kau, keluarlah dari tubuh sahabatku. Setann kelas,"ucap Jovan ingin mengejar Elena namun tanganya ditahan oleh Arga.
"Lo ngapain sih? Lo kata Elena kesurupan? "
"Nahh, bener tuh. Jovan kenapa sih, dari tadi aneh. Mana mau nyembur Elena lagi, "ucap Elena menyetujui pertanyaan Arga.
"Ga, dia bukan Elena. Ada sosok lain di tubuhnya. Dia menguasai tubuh Elena! Lo harus hati hati, "ucap Jovan.
"Van, kalau Elena udah kesurupan udah dari tadi deh tuh muka lo dicakar sama dia, orang dari tadi Elena diam gitu. Biasa aja, ga ketawa sendiri. Bagian mana si yang buat lo bilang dia kesurupan, "ucap Manda jengah melihat tingkah kebegoan Jovan. Maaf ya, bukanya Manda kasar, hanya saja, Jovan sudah terlalu minimal untuk dikatakan pintar.
"Heh, tadi dia teriak teriak sendiri ya asal kalian tahu padahal ga ada angin ga ada hujan, terus pas gue tanya dia sehat eh jawabnya sakit," bela Jovan tak mau kalah.
"Ihhh Jovan kan tadi pukul pundak Elena keras. Gimana ga sakit, ya pas Jovan tanya, Elena jawab sakit lah."
"Noh dengerin, lagian kalo ada yang kesurupan harusnya dibacain doa bukanya komat kamit sambil ikutan teriak. Situ mau redain orang kesurupan atau mau ngajak berantem. Bego si, "ucap Manda lagi.
"Mana gue disembur lagi, musryik banget. Pasti lo percaya dukun kan? "
"Mana ada? "
"Buktinya lo nyembur gue, apaan kalau lo ga ngikutin dukun."
Jovan mencibir kesal. Matanya melirik teman temanya yang masih menatap kesal kearahnya. Apa iya ia sebegitu tidak pintarnya. Ia kan hanya niat membantu.
"Udahlah, balik ke bangku sana. Bikin ribut aja, "ucap Jovan dengan tak tau dirinya sambil berjalan ke arah bangkunya sendiri.
"Hehh, ngacaa please! "
Special double update. Wkwk. Happy reading and see u next chaper. Dont forget to vote and coment.
Btw habis nge bucin, bahasa ku jadi gitu. And then, sesekali diisi Elena dan sahabat sahabatnya. Wkwk. See u next chapp, and thank u for readingg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek manja!
Fiksi Remaja(Firs up 22 Februari 2019) (Revisi setelah tamat) (aku tahu ini mainstream, tapi baca aja. Siapa tahu bikin kalian jatuh cinta. :)) Tentang perjuangan seorang gadis yang baru mengenal apa itu Cinta, Sahabat, dan dunia luarnya yang warna warni. Me...