24. El dan Sekolah umumnya

8.5K 347 11
                                    

Hari ini adalah hari terakhir diadakanya UTS. Sekaligus hari terakhir Elena duduk disamping Regan dengan setengah hati.  Elena senang,  akhirnya ia tak lagi diganggu Regan setelah ini.  Mungkin. 

"Pengumuman, diharap untuk siswa yang namanya kami sebut dimohon selesai ujian nanti untuk menemui bu Indah di ruang pertemuan lantai satu.  Pertama Regan Samudra Arlano,Elena Aura Wijaya,  Renata Fandyka Kusuma, dan Geraldi Ozilio Atmajaya. Terimakasih. 

Dan mungkin tidak seperti harapan Elena. 

Elena mendengus kesal.  Rencananya untuk sepulang sekolah langsung pulang, main sama laptop stalking dan streaming artis idolanya gagal begitu saja.  Dan yang lebih mengesalkan lagi lagi ia harus berurusan dengan Regan. 

Dan kini disinilah Elena berada.  Di ruangan pertemuan yang didesain sebagus dan senyaman mungkin.  Karena selain untuk menyambut tamu, ruangan ini juga menjadi tempat pertemuan dan ruang latihan olimpiade.  Jadi ruangan ini harus benar benar nyaman untuk yang ada didalamnya.

Elena duduk disamping Rena berhadapan dengan Regan dan sosok yang baru Elena ketahui namanya-Aldi. Ditengah sebagai pemimpin ada bu Indah dengan kaca mata dan buku tebal juga beberapa lembaran ditangan beliau. 

"Sudah berkumpul semua? "

"Sudah buk, sebelumnya ada apa ya kita dipanggil kesini? " tanya Regan mewakili pertanyaan yang lain. 

Bu Indah tersenyum sejenak sebelum memberikan satu lembar kertas ke masing masing anak di ruangan itu, "Kalian baca itu terlebih dahulu ya. "

Semua membaca kertas yang ada dihadapan mereka dengan seksama.  Kerutan di dahi mereka sama sama muncul setelah menyelesaikan membaca kata kata dikertas itu. 

"Ini maksudnya bagaimana ya bu? "Aldi berucap masih dengan kerutan yang ada di keningnya.  Sosok berkaca mata itu seperti masih tidak yakin dengan kertas dihadapanya. 

"Ya, seperti yang kalian baca.  Kalian akan dijadikan wakil untuk mengikuti olympiade ekonomi tingkat internasional. Kalian akan menjadi satu tim.  Awal seleksi kalian akan menghadapi tingkat nasional terlebih dahulu dan yang menang akan mewakili ke babak selanjutnya di Jepang.  Nantinya yang menang berhak membawa pulang mendali emas,  uang ratusn juta, juga beasiswa sekolah di beberapa kampus favorit yang kalian bisa pilih,"jelas bu Indah masih dengan senyumanya.

"Saya paham dan tahu tentang olimpiade besar ini Bu. Maksud saya, kenapa ibu mencalonkan saya.  Ibu kan tahu saya berasal dari kelas---"

"Stt, Ibu tidak perduli dari mana kelas kamu Aldi.  Tapi melihat nilai kamu yang begitu menukau dan kamu yang bisa menjawab pertanyaan dengan mudah didepan kelas ibu mempercayakan ini sama kamu.

Begitupun yang lain Rena dan Elena yang masih kelas satu, nilai nilai kalian benar benar luar biasa.  Walau Elena lebih menonjol tapi Rena pun tak bisa diremehkan.  Dan Regan, kamu sering diajukan olimpiade.  Jadi ibu rasa kalian tepat untuk mewakili sekolah ini mengikuti olimpiade itu."

"Tapikan saya juga sering bolos bu.  Nakal juga.  Beda sama Regan yang emang sering ikut olimpiade.  Kenapa saya dipilih juga? "

"Saya kan sudah bilang, saya tidak perduli tentang itu.  Yang saya tahu kamu punya potensi untuk ikut olimpiade ini.  Hanya butuh proses lebih dan diasah lebih giat.  Kamu berpotensi.  Nilai kamu bagus dan kamu jarang mencontek.  Jangan kira ibu tidak tahu kalau pas smp dulu kamu juga pernah ikut olimpiade sebelum nakal mu makin jadi. "

Semua hening setelah mendengar penuturan panjang lebar dari bu Indah.  Begitupun dengan Elena yang masih tidak menyangka bahwa ia yang baru pertama sekolah umum sudah diberi kepercayaan seperti sekarang.  Elena merasa seperti ada letupan kecil di perutnya. 

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang