52. Mencari Kebenaran.

4.2K 223 13
                                    

Happy reading. 

Jangan lupa vote dan komenyaa yaaa!!!!

Ini pendek tapi semoga kalian suka :)

---

🍭🍭🍭

Elena menatap makanan yang ada didepanya tanpa suara.  Jovan yang berada didepanyapun menghela nafas. 

"Udah dong El, jangan gini terus."

Elena menggeleng, "Elena sedih Jovan.  Rena beneran pergi padahal kita belum sempet baikan.  Nomer Elena diblok sama Rena.  Sosial media Rena juga ilang semua.  Elena ngerasa bersalah juga karena gak peka sama dia. Padahal Rena sahabatnya Elena.  Tapi Elena malah gak pernah ngasih kesempatan Rena cerita.  Pasti Elena yang selalu cerita.  Andaikan Rena cerita kalau dia suka sama Aldi, mungkin semua gajadi kayak sekarang. "

Jovan menepuk pundak Elena, "El, kalaupun Rena cerita sama kamu waktu itu apa yang bakal kamu lakuin?  Bilang ke Aldi?  Gak semudah itu El.  Bisa aja pas kamu cerita ke Aldi dia malah jauhin Rena."

"Tapi kan Elena setidaknya bisa jadi sahabat yang lebih baik lagi buat Rena walau hanya sekedar jadi teman dia curhat.  Elena juga pasti bakal menjaga jarak sama kak Aldi agar Rena gak sakit hati.  Elena pasti-----"

"Stop El, oke katakanlah kalau kamu bisa ngelakuin itu semua dimasa lalu semua tidak separah ini tapi nyatanya itu hanya di masa lalu El.  Gabisa kita kembali kesana.  Kita cuma bisa berandai andai. Dan berandai andai untuk situasi ini bukan hal yang baik karena hanya akan membuat kita terus terpuruk ke masa lalu. 

Jadi mending stop berandai andai.  Stop terpuruknya.  Gak akan ada yang bisa berubah dimasa lalu.  Yang bisa kita lakuin sekarang adalah memperbaiki semuanya. Menyelesaikan masalah yang ada supaya masalahnya cepat selesai dan semua bisa melangkah dengan baik dan bukan menambah masalah. "

Elena terpaku.  Benar apa yang dikatakan Jovan.  Tidak ada gunanya ia berandai andai yang sudah terjadi di masa lalu.  Tidak akan merubah keadaan dan justru membuang waktu.  Mending berandai andai untuk di masa depan, setidaknya jika berandai andai untuk masa depan masih bisa diraih dan diperjuangkan.

"Jovan bener, Elena gaboleh kayak gini.  Tapi Elena harus apa? "

"Kalau apa yang dikatakan Rena di surat itu bener, kamu bisa tanya ke papa kamu El.  Setidaknya kamu bisa tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi sampai Manda bersikap begitu. Dan kalau masalah itu memang melibatkan keluarga, setidaknya papa kamu pasti bakal menyelesaikan masalah ini. Kurasa ini bukan lagi urusan orang tua karena kamu juga terlibat sekarang.  Jadi gak ada salahnya kalau kamu bertanya. "

Elena terdiam.  Benar, ia belum menanyakan pertanyaan itu pada papanya.  Iya, ia harus menanyakannya pada papanya. 

"Btw, kok Jovan bisa makin bijak sih sekarang.  Biasanya becanda mulu, gabisa diem, hobi rusuh? " tanya Elena yang sebenarnya juga heran dengan Jovan. 

"Orang yang hobi becanda juga punya sisi serius kali El.  Semua ada sesinya sendiri. Kalau terus dibecandain, gak bakal nikah dong aku, "jawab Jovan santai dan setelahnya langsung meneguk jus jeruk yang ada didepanya.

"Iya juga sih, Jovan keren.  Jovan bisa mengkondisikan diri Jovan sesuai situasinya.  Elena bisa gitu juga gak ya? "

Jovan mengangguk pasti, "Pasti bisa.  Semua orang pasti bisa asal saling memahami dan enggak terus menerus egois dan individualis. "

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang