39. Roller coaster

5.2K 212 6
                                    

Happy reading. Ini panjang banget jadi mohon maaf kalau kalian bakal bosen.  Jangan lupa absen dulu ya.  Klik bintang dan isi kolom komentar.  Terimakasihh. 

Hapoy reading

🍭🍭🍭

Kerlap kerlip lampu memenuhi indra penglihatan Elena.  Malam ini malam sabtu.  Malam libur yang tidak terlalu ramai. Tidak seperti malam minggu yang pasti lebih ramai dibanding hari ini.

Elena mengikuti ajakan Regan untuk pergi jalan malam ini.  Elena takut jika Regan marah lagi denganya karena kejadian beberapa hari lalu saat Regan mengatakan untuk agar dirinya menjauhi Aldi. 

Maka disinilah Elena berada,  disebuah pameran buku dengan berbagai stand makanan di depan gedungnya.  Elena terus mengikuti kemana Regan membawanya. Hingga keduanyapun berhenti didepan stand buku buku berbau kedokteran membuat Elena mengerti tujuan Regan membawanya kesini. 

"Kakak mau beli buku tentang kedokteran ya?"

Regan mengangguk,"Walau gue gabisa beneran jadi dokter setidaknya gue bisa baca berbagai hal tentang kedokteran. "

"Kenapa kakak enggak bilang sama papa kakak aja biar diizinin jadi dokter.  Lagian jadi dokter bagus tahu.  Bisa bantu orang biar sembuh dari penyakit. "

Regan terdiam.  Tanganya bergerak untuk memegang buku yang sejak tadi memarik perhatianya.  Dipandanginya buku itu beberapa saat sebelum kembali menatap kearah Elena.  Tepat kearah mata Elena yang sejak tadi juga masih menatap kearah Regan. 

"Gak semudah itu. "

"Kenapa? "

"Enggak semua hal yang kita inginkan di dunia ini bisa kita capai dan kita miliki.  Gak semua yang kita mau bisa kita dapat. "

"Tapi kan bisa diusahaain kan kak? "

"bisa, sangat bisa.  Tapi gue gak pengen mengecewakan orang tua gue yang terlalu berharap dan menumpukan semuanya sama gue. Gue hanya seorang anak yang ingin membanggain orang tua.  Mungkin gue bisa ngeraih dan ngusahain mimpi gue, tapi pasti orang tua gue kecewa kalau gue gak memenuhi mimpi mereka walau mereka tidak menunjukanya.  Asal mimpi orang tua bukan mimpi yang salah, dan bukan merugikan kita dimasa depan ataupun sekarang dan asal masih bisa kita wujudkan dan kita akulturasikan dengan mimpi kita kenaa enggak? 

Soal mimpi gue, gue bisa meraihnya walau tidak sepenuhnya.  Cukup dengan mempelajari semuanya setidaknya sebagian mimpi gue udah tercapai. Walau bukan jadi dokter sesungguhnya, setidaknya gue bisa tahu dasarnya dan bisa berguna untuk penolongan pertama. "

Elena diam. Membenarkan ucapan Regan dalam hati karena memang apa yang diucapkan Regan adalah suatu kebenaran. 

"Na, lo tahu lo mengajari gue satu hal."

Elena mendongak dengan mata yang mengerjab bingung, "Apa? "

"Lo mengajari gue agar sadar.  Sadar bahwa tidak semua hal didunia ini bisa kita genggam.  Bisa kita gapai.  Bisa kita raih. Tidak semua. "

"Kenapa bisa gitu? "tanya Elena.

Regan memandang arah lain memutus kontak mata diantara keduanya. "Karena sesuatu yang sudah rusak tidak bisa lagi diperbaiki kecuali kalau lo mengubah kerusakan itu menjadi sesuatu yang lebih bermakna. "

Elena diam.  Regan pun begitu.  Regan memilih menarik tangan Elena menuju kasir untuk membayar bukunya.  Membiarkan Elena terdiam dengan fikiran yang terus memikirkan ucapan Regan. 

Cewek manja! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang