☁ 22. If I Can't See The Sun

1.2K 69 2
                                    

Manis nya madu tak akan sebanding dengan manis nya kenangan kita berdua.

☁☁☁

Happy Reading!

Langit menyender ke tiang yang tak terlalu jauh dari mading sekolah. Dia sedang memperhatikan semua orang yang sedang berdesak-desakan untuk mengecek nama mereka di papan mading dikarenakan hari ini adalah jadwal pengumuman hasil audisi tempo hari.

Tanpa ada ekspresi di wajah Langit terus mengamati. Seharusnya namanya berada di sana di paling atas tapi itu tak akan mungkin terjadi karena dia tak mengikuti audisi.

"Gue lolos!" Lamar keluar dari desak-desakan tersebut dengan wajah sangat bahagia. Cowok tersebut sekali-kali berjingkrak alay saking bahagianya.

Sofya berlari dari ujung koridor anak kelas sepuluh bersama seluruh teman-temannya untuk melihat nama mereka di mading.

Jangan di tanya perasaan mereka sekarang bagaimana. Tentunya mereka sangat deg-degan untuk melihat daftar nama yang sudah di tempel.

"Kita semua lolos!" Teriak mereka berbarengan setelah Shivani keluar dari desak-desakan. Mereka berpelukan sangat erat tanpa mempedulikan sekitar yang membuat mereka menjadi objek utama.

Langit yang melihat itu diam-diam tersenyum tipis. Hasil kerja keras mereka untuk bisa terpilih terbayar dengan mereka lolos. Mudah-mudahan mereka bisa terpilih juga menjadi kandidat yang akan di kirim ke Jerman nanti.

"Tapi, di sana nggak ada nama Langit," Sina mengentikan acara berpelukan mereka. Dia membalik sedikit tubuhnya ke samping untuk melihat Langit yang masih berdiri di tiang.

"Masa? Mungkin Lo gak lihat nama dia," Hina merespon ucapan Sina. Mana mungkin Langit tak lolos audisi. Sudah jelas kalau temannya itu yang mengajari mereka dance sampai bisa lolos.

Shivani menerobos kembali ke desak-desakan untuk mengecek nama Langit yang katanya tak ada. Jari lentik Shivani menyentuh kertas putih yang tertempel di mading dengan mata terus mencari.

"Lo lihat nama Langit nggak di sana?" Teriak Queen yang berdiri di belakang Shivani. Dia sengaja berteriak agar Shivani bisa mendengarnya dikarenakan terlalu banyak suara yang akan membuat Shivani tak bisa mendengar dengan jelas.

Shivani menoleh ke Queen setelah mencari untuk kesekian kalinya. Dia menggeleng lemah yang membuat Queen ikut mencoba mencari.

"Enggak perlu di cari lagi Queen. Nama Langit nggak ada di sana," ujar Shivani lemah. Dia keluar dari desak-desakan tersebut untuk membenarkan ucapan Sina tadi.

Mereka semua serempak menatap langit yang terlihat sangat santai. Cowok tersebut tidak melakukan apa-apa selain memperhatikan mereka semua.

King berjalan dari arah jauh bersama Bailey untuk melihat pengumuman hari ini. Dia melewati tubuh Kaka kelasnya tanpa dosa. Tidak peduli dia harus menabrak bahu mereka dengan kasar.

"Kita semua lolos!" Kalimat yang sama di ucapkan Sabina. Cewek tersebut lebih cepat membaca seluruh nama yang tertulis dalam hitungan satu menit.

"Semua?!" Mata King membulat senang. Dia cepat-cepat mencari namanya untuk membenarkan ucapan Sabina.

Wajah Bailey seketika bingung saat nama Langit tak ada di sana. Dia mencoba kembali untuk membacanya. Mungkin saja nama Langit terlewatkan oleh nya begitu saja.

If I Can't See The Sun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang