[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ]
Squel Bintang..
Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...
Setelah hujan akan ada cahaya indah yang memiliki banyak warna di atas Langit..
☁☁☁
Happy Reading!
Awan menatap punggung Gabriel yang bergetar hebat karena menangis. Cewek berambut keriting itu melampiaskan segalanya dengan air mata dikarenakan tak ada hal yang bisa dia lakukan.
Sudah sangat lama mereka memiliki hubungan sejak tiga tahun. Tapi, hari ini mengubah segalanya hanya dengan beberapa kalimat yang tak Gabriel mengerti.
Potongan foto yang selalu di jadikan wallpapers ponselnya menemani Gabriel yang tak bisa mengontrol air mata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Foto yang mereka ambil saat merayakan hari jadi hubungan yang ke tiga tahun di salah satu pantai terkenal California.
Masih terlihat dengan jelas wajah kebahagiaan mereka di dalam foto tersebut yang membuat hati Gabriel semakin terasa sakit.
Kenapa semua ini harus terjadi kepadanya saat dia berusaha mencari tahu sikap dingin Langit ke mereka semua?
Awan merebut ponsel Gabriel dengan satu tangan. Dia menatap Gabriel yang tak memiliki tenaga untuk merebut kembali ponsel tersebut.
"Gue tau gimana besarnya rasa cinta Lo ke Langit. Tapi bukan berarti Lo cuma bisa nangis kayak gini Gab!"
Gabriel melirik Awan yang meremas ponselnya. "Gue harus apa? Mohon-mohon di kaki Langit? Mana mungkin! Gue udah cukup lelah dengan sikap dia yang tiba-tiba berubah dingin ke kita, dan sekarang dia malah punya hubungan sama cewek lain setelah kita pacaran tiga tahun!"
"Lo ke atas sana! Ke kamar dia tanya baik-baik maksud dia apa harus ngambil keputusan egois. Karena gue yakin Langit pasti punya alasan tersendiri Gab."
Gabriel menghapus sisa air matanya dengan punggung tangan lalu berdiri tepat di hadapan Awan. "Lo kalau ngomong gampang! Coba Lo bayangin diri Lo jadi gue. Gimana?! Enggak akan mungkin bisa."
"Kalau Lo terus-menerus diam dan cuma nangis yang ada Langit benar-benar pergi dari kehidupan Lo."
"Gue udah nggak peduli Wan," Gabriel merebut ponsel kemudian membanting di depan kaki Awan sekuat tenaga sehingga layar tersebut retak dan mati total. "Lo bisa lihat ponsel gue kayak gimana? Itu cuma perumpamaan perasaan gue yang sekarang. Kalau Langit emang mau putus sama gue dan pacaran sama Pelangi gue akan lepasin dia. Gue nggak akan ganggu hubungan mereka berdua," Gabriel mengambil ranselnya di atas ranjang. "Tapi bukan berarti gue akan diam gitu aja ngeliat mereka bahagia di atas penderitaan gue."
