☁ 29. If I Can't See The Sun

1.3K 76 2
                                    

Pelangi pun tidak ingin menampilkan dirinya saat tahu kalau Langit tak bisa bersamanya lagi.

☁☁☁

Happy Reading!

Sekitar empat buah bus berukuran besar parkir di halaman sekolah. Menunggu seluruh murid yang akan mengikuti masa pelantikan kandidat di asrama selama sebulan penuh.

Asrama tersebut terletak di daerah Bandung yang membuat mereka harus membawa banyak keperluan selama di sana.

Tak lupa dengan izin tanda tangan orang tua mereka sebagai syarat utama untuk bisa mengikuti pelantikan tersebut.

Sebuah wajah penuh kekesalan tercetak di wajah Noah yang sedari tadi mengumpat di dekat salah satu taman parkiran. Ia tak menyangka membutuhkan tanda tangan Raja sebagai izin kalau dia bisa ikut ke pelantikan tersebut.

Usapan hangat berasal dari kepala membuat Noah mengangkat kepalanya ke samping dengan bibir mengerucut sebal, "Lamar! Gak usah pegang-pegang kepala gue. Lo kira gue masih kecil yang suka di perlakukan kayak tadi?"

Bukan nya tersinggung Lamar justru tertawa menanggapi sambil merebut kertas yang di genggam Noah, "Sensi amat jadi cowok. Cih, yang ada nanti Joalin mati rasa sama Lo tahu rasa."

Bibir Noah semakin mengerucut. Tapi kali ini dengan dengusan, "Kalau ngedoain sahabatnya itu harus yang bagus bukan malah doa buruk. Emang sahabat durhaka Lo ini,"

Tangan Lamar berkibas di udara. Ia sama sekali tak peduli dengan ucapan Noah. Lamar mencoba merogoh pulpen dari saku celananya lalu menulis sesuatu di atas kertas yang sempat di genggam Noah.

Melihat Lamar menulis sesuatu di kertas izinnya membuat mata Noah membulat sempurna. Ia buru-buru menarik kertas tersebut sebelum Lamar menulis yang aneh-aneh. Bisa jadi masalah kalau kepala sekolahnya tahu.

"La-lamar?!"

"Apa? Mau bilang terimakasih sama gue?"

Noah menatap Lamar tak mengerti tapi selang beberapa detik kemudian wajah Noah berubah menjadi lebih cerah setelah melihat kertas izinnya.

Lamar menandatangani surat izinnya!

Bukan tanda tangan milik Lamar tentunya. Melainkan tanda tangan yang sangat mirip dengan milik Raja.

Noah melupakan satu hal, kalau Lamar memilliki kelebihan untuk menirukan seseorang. Baik dari suara, ekspresi, bahkan cara bicara mereka. Tanda tangan bukanlah hal sulit bagi Lamar untuk menirukan nya selama ia pernah melihat tanda tangan yang aslinya.

"Makasih banget Lamar!" Refleks Noah loncat ke tubuh Lamar saking senangnya. Ini hal yang tak pernah di pikirkan Noah kalau dia mereplika tanda tangan milik Papa nya.

Dengan sigap Lamar menahan tubuh Noah agar tidak terjatuh dari gendongannya. Sesekali Lamar tertawa renyah mendapatkan perilaku berlebihan dari sahabatnya tersebut.

"Gue lupa kalau Lo bisa niru tanda tangan bokap gue," Noah masih bertahan dalam pelukan Lamar. Tak memperdulikan tatapan mata yang tertuju ke mereka.

Tawa Lamar semakin menjadi dengan ejekan kecil, "Lo gak akan bisa hidup tanpa gue Noah."

"Dan Lo juga gak bisa hidup tanpa gue Lamar," timpal Noah yang sudah lepas dari gendongan Lamar. Tak ada hal yang perlu di cemaskan lagi bagi Noah kalau kertas izinnya sudah di tanda tangani.

If I Can't See The Sun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang