Buka mata sebelum halunasi itu menguasai dirimu sendiri..
☁️☁️☁️
Happy Reading!
"Apa kalian udah punya rencana? Karena waktu kita gak akan lama lagi. Gue gak mau ketelatan kita ke sana malah membuat kondisi Awan semakin parah," ujar Bintang, yang sudah bisa menormalkan emosinya. Jangan sampai dia lepas kendali yang hanya akan memperkeruh suasana.
"Gue udah bilang ke yang lain buat berangkat nanti siang sebelum jam makan. Karena saat itu mereka semua, penjaga yang berada di sekitar tempat itu bertukar giliran dan itu waktu bisa kita gunakan untuk menyerang Diaz." Jelas Arka, meminta salah satu bodyguardnya mendekat lalu membisikan sesuatu tanpa melepaskan tatapannya dari depan.
Seperti biasa Arka akan menjadi orang yang mengatur strategi melawan Diaz seperti sebelumnya. Namun, kali ini Arka terlihat lebih waspada. Seperti akan ada sesuatu hal yang akan terjadi di kedepannya.
"Menurut Lo udah berapa persen persiapan kita buat nyerang Diaz?" Raja menyenderkan satu tangannya di bahu sofa. Mata hijaunya menatap langit-langit cafe. Memikirkan situasi yang akan mereka hadapi nanti apakah akan sama atau berbeda?
Arka menjauhkan diri dari bodyguardnya lalu menumpukan satu kaki di atas paha, "Udah lima puluh persen persiapan kita. Tapi sebelum kita berangkat ke sana. Kita harus tahu dulu di mana Langit sekarang. Gue takutnya Langit juga di culik saat kita lengah seperti kemarin."
Bintang terdiam tetapi tangannya merogoh ponsel kemudian mendial nomor seseorang yang sengaja dia perintahkan untuk berjaga-jaga di sana menemani Bulan dari jarak jauh.
"Apa ada berita yang mau Lo kabarin?" Tanya Bintang, menunggu penerima telfon menjawab pertanyaan nya.
Pria yang pakaiannya serba hitam itu menatap Bulan yang sedang duduk di salah satu kantin rumah sakit bersama teman-temannya Awan dan Langit. "Untuk sekarang gak ada tuan. Kondisi Bulan juga terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, dan seperti nya juga Arfa akan segera tiba ke sini bersama Langit setelah Bailey menghubungi."
"Kabarin kalau ada berita terbaru." Kata Bintang, menutup panggilan tersebut. Bintang mulai fokus kembali dengan ketiga sahabatnya yang sedari tadi bicara tanpa dia perhatikan.
"Berapa banyak orang kepercayaan yang Lo punya Bintang?" Arka mencondongkan tubuhnya ke depan. Memperhatikan Bintang yang berpikir.
"Lumayan banyak, emangnya kenapa Kak?" Bintang melirik ke Raja yang sepertinya juga paham dengan pemikiran nya tersebut.
"Kalau menurut gue ini bakalan jadi lebih bahaya dari sebelumnya dan gue butuh banyak orang. Sebenarnya orang-orang itu akan di perintahkan untuk menyamar agar kita gak ketahuan," Arka menyenderkan kepalanya di bantalan sofa. Memikirkan rencana tak semudah menyelesaikan dokumen-dokumen di kantor. Butuh banyak pertimbangan agar Arka tidak salah mengambil langkah.
"Buat apa menyamar?" Matthew berucap dengan tangan mengusap-usap dikarenakan udara terasa sangat dingin baginya kali ini padahal di luar sana sedang panas tidak ada hujan sama sekali.
"Gue mau kejahatan Diaz kali ini ada buktinya sehingga kita bisa membawa Diaz ke penjara gak kayak dulu. Semua bukti hilang gitu aja." Kejadian di masa lalu membuat Arka harus lebih berhati-hati.
"Gue suka sama pemikiran Arka yang sekarang," Raja menyetujui nya. Kemudian tangannya mengambil ponsel di atas meja. Mengirimkan sebuah pesan ke beberapa orang kepercayaan di kejaksaan. "Orang-orang kepercayaan gue akan ikut serta sehingga kita gak kalah jumlah kalau misalnya Diaz punya banyak pasukan kayak dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Novela Juvenil[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...