Tak akan ada yang bisa membuat hatiku kembali seperti semula jika aku tak bersamanya..
☁☁☁
Happy Reading!
Bulan menatap dua koper besarnya dengan tangan meremas menjadi satu. Ia kemudian melirik Arfa yang tersenyum kearahnya. Sudah di pastikan Arfa sedang bahagia dikarenakan orang yang dia cintai kini bersamanya.
Tetapi Bulan merasakan hal sakit di hatinya. Ia mendongak ke atas untuk menghilangkan perasaan tersebut. Apakah yang ia lakukan sekarang ini benar atau salah?
"Pemberitahuan untuk seluruh penumpang tujuan ke New York, Amerika. Akan segera berangkat. Di harapkan seluruh penumpang sudah berada di dalam pesawat."
Suara dari salah satu petugas bandara terdengar sangat jelas di telinga Bulan. Ia kembali menatap Arfa yang sudah berdiri dengan tangan terulur kearahnya.
"Ayo Bulan, pesawat kita sebentar lagi berangkat."
Bulan menatap tangan tersebut dengan perasaan ragu. Manik biru nya melirik ke toilet besar yang berada di ujung sana. Sebuah ide muncul begitu saja dengan bibir Bulan yang terangkat ke atas, "Lo duluan aja Fa. Sekalian bawa koper gue juga. Kayaknya gue ke toilet dulu sebentar."
Arfa menoleh ke toilet yang tak terlalu jauh dari mereka lalu mengangguk tanpa ada rasa curiga dan membawa koper mereka menuju petugas bandara.
Bulan buru-buru berjalan ke toilet tersebut dengan jantung berdegup kencang. Ia takut Arfa akan mengetahui rencananya ini.
Cermin berukuran besar di depan Bulan membuat manik nya mengecil seketika. Ternyata penampilan Bulan jauh dari kata baik-baik saja.
Bulan menghembus nafas perlahan dengan tangan meremas ujung wastafel. Sekarang apa yang harus Bulan lakukan agar tak jadi ke Amerika bersama Arfa?
"Pemberitahuan untuk seluruh penumpang tujuan ke New York, Amerika. Akan segera berangkat."
Suara itu kembali terdengar membuat Bulan semakin bingung harus melakukan apa. Ia bisa menebak kalau Arfa sekarang sudah berada di pesawat dan mengkhawatirkan nya yang belum masuk.
Getaran di ponsel membuat Bulan meliriknya tanpa niat untuk membaca.
Arfa; ada di mana? Pesawat sebentar lagi berangkat Bulan.
Bulan buru-buru mengambil ponselnya dengan tangan gemetaran. Apa perlu Bulan membalas pesan tersebut atau mengabaikan nya saja?
Perasaan dilema pun melanda Bulan dengan keringat yang perlahan muncul. Ia melirik ke pintu luar toilet untuk melihat orang-orang yang sedang berlalu lalang di sana.
Sepertinya Bulan harus membalas pesan dari Arfa sebelum ia benar-benar menghilang sebagai tanda perpisahan.
Bulan; Maaf gue gak bisa ikut ke Amerika sama Lo Fa. Gue berharap Lo bisa mengerti.
Bulan langsung mematikan ponselnya setelah mengirimkan pesan tersebut. Ia bergegas keluar menuju tempat loket tiket. Tekad Bulan sudah bulat kalau dia akan pergi dari sini tapi bukan ke Amerika bersama Arfa untuk menjalin hubungan dengan adik kelasnya tersebut.
Bulan harus meninggalkan Arfa jika dia benar-benar ingin melepaskan semuanya. Lagipula ini demi kebaikan Arfa sendiri suatu hari nanti.
Mata Bulan menatap layar besar di atas loket tiket. Ternyata penerbangan ke Amerika sudah berangkat dan Bulan baru bisa bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...