☁ 12. If I Can't See The Sun

1.6K 77 3
                                    

Cahaya matahari tak akan pernah bohong dengan fakta yang telah terjadi.

☁☁☁

Happy Reading!

Langit memperhatikan percakapan Pelangi yang terlihat seru bersama dua pria dewasa tersebut. Sesekali dia juga melirik Noah yang beradu argumen dengan Raja.

Mereka berdua sangat cocok menjadi keluarga walaupun tidak ada sosok Mama di dalamnya.

Jika, Langit yang berada di posisi Noah sudah di pastikan dia tak akan bisa menjalaninya dengan baik.

Selama hidup delapan belas tahun dia selalu bersama Bulan, dan tak akan mungkin bisa lepas begitu saja setelah kebersamaan mereka.

"Lang, Lo kalau nggak suka sama bokap gue bilang yah! Jangan diam aja karena gue tahu bokap gue itu orangnya rada miring," Noah berbisik sangat kecil di telinga Langit agar tak terdengar Raja yang duduk di sampingnya.

Langit menoleh, "Bokap Lo lucu menurut gue."

"Lucu dari mana nya? Dia itu orang yang paling nyebelin di dunia ini. Masa warna mata hijau dia gak di warisin ke gue? Gue malah dapat nya warna cokelat gelap. Kan nyebelin," Noah bersidekap dengan wajah di tekuk. "Gua yakin bokap gue pasti punya anak lagi sama cewek lain! Dan itu anak pasti punya mata hijau kayak dia. Enggak adil banget."

Raja menghentikan tangannya yang akan menjintak kepala Noah. Anak semata wayangnya itu selalu punya mulut ceplas-ceplos tanpa berpikir panjang lagi. Sifat yang di miliki wanita yang telah melahirkan Noah.

"Kalau misalkan bokap sayang gue pastinya itu mata di turunin ke gue. Bahkan, nih, ya, muka gue aja gak ada miripnya sama dia. Kecuali sikap gue yang pecicilan kayak dia."

"Lo kayaknya sebel banget sama bokap," Pelangi menanggapi pembicaraan dua cowok tersebut. Dia sejak tadi memperhatikan wajah Raja yang mengeras di sebrang dikarenakan suara Noah yang terlalu besar membuat Raja harus ikut mendengar pembicaraan mereka.

"Gimana gue nggak sebel sama bokap kalau gue aja gak pernah lihat muka nyokap sejak kecil," ujar Noah yang masih belum menyadari volume suaranya. "Gue itu mau kayak Langit yang bisa selalu bersama Bunda nya bukan malah sama bokap terus."

"Gue juga gak pernah ngeliat nyokap," Pelangi meremas tangannya yang berada di bawah meja. "Tapi, gue tetap bersyukur karena masih ada bokap yang selalu setia nemenin gue sejak dulu. Dia selalu berusaha jadi sosok nyokap untuk ngertiin keluhan gue tentang bokap yang gak pernah ada di rumah."

"Tapi, Lo pernah lihat foto nyokap, kan?"

Pelangi mengangguk kecil.

"Lo masih jauh lebih baik daripada gue yang gak pernah tahu wajah nyokap," Noah menyenderkan punggungnya di kursi, "Bahkan gue selalu ngerasa kalau gue ini bukan anak dia. Mungkin aja gue ini anak pungut, kan?"

Suara decitan kursi di dorong ke belakang membuat tiga remaja itu menoleh ke sumber suara.

Raja meninggalkan meja dengan perasaan panas. Dia ingin marah atas tuduhan Noah yang tak ada buktinya tersebut. Tapi, melihat kondisi mereka yang sedang berada di tempat umum membuat Raja mengurungkan niatnya. Lebih baik dia pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikiran sebentar sebelum Arka datang.

"Kayaknya bokap Lo dengar," Pelangi tidak melepas matanya yang menatap punggung Raja menjauh.

"Gue enggak peduli," sahut Noah acuh, "Biar dia sadar kalau gue juga butuh kasih sayang seorang Mama. Bukan kayak dia yang biasanya cuma gonta-ganti cewek setiap malamnya."

If I Can't See The Sun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang