☁ 39. If I Can't See The Sun

1.2K 75 38
                                    

Pergilah jika kamu tidak ingin bersama ku lagi tapi bertahanlah jika kamu bahagia bersama ku..

☁☁☁

Happy Reading!

Bailey mengambil cacing-cacing yang menggeliat di atas tanah dengan tangan kosong lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar untuk mencari plastik. Entah dapat ide dari mana saat melihat cacing-cacing itu Bailey ingin sekali mengerjai Queen yang sedang duduk di taman samping sambil membaca buku.

Bailey menoleh ke belakang setelah memasukkan cacing-cacing itu ke plastik. Ternyata Sabina sudah pergi bersama Gabriel ke gudang untuk mengambil beberapa barang sebagai permintaan penjaga asrama.

Bailey melangkah mendekati Queen yang masih asik dengan dunianya. Ia bersiul-siul senang saat langkahnya hampir sampai.

Namun, sosok bayangan melewati lorong ujung dengan langkah mengendap-endap membuat Bailey menghentikan langkahnya. Ia memicingkan matanya guna melihat sosok itu lebih jelas. Tapi sial nya orang itu sangat cepat sehingga Bailey tak bisa melihatnya dengan jelas.

Mengangkat bahu tak acuh lalu kembali melangkah. Bailey mengeluarkan satu persatu cacing-cacing itu ke buku Queen. Ia menahan tawa saat Queen berteriak histeris dan melemparkan bukunya ke sembarang arah lalu berlari sejauh mungkin agar cacing-cacing itu tak mengikutinya.

Tawa Bailey yang pecah membuat lari Queen terhenti. Ia menoleh ke belakang dengan wajah marah. Ternyata pria berdarah Philippines itu mengerjai nya.

"Maksud Lo apa ngebuang cacing-cacing itu ke buku gue?!" Sembur Queen marah. Bailey yang baru sadar Queen kembali langsung menghentikan tawanya lalu memasang wajah super datar.

"Gue cuma ngasih teman baru buat Lo," jawab Bailey santai tanpa beban. Ia menggidikan bahu tak acuh lalu membuang tatapan ke sembarang arah agar tak menatap wajah merah penuh kesal Queen. Dalam hatinya Bailey bersorak gembira melihat Queen seperti ini tapi ia tak boleh menunjukkannya atau tendangan maut milik Queen akan menghempaskan tubuhnya lagi.

"Teman baru?" Beo Queen tak mengerti. Ia melirik ke buku novel yang baru ia baca hari ini dengan nanar. Buku yang sudah lama ingin ia beli kini rusak karena ulah Bailey. "Gue udah punya banyak teman jadi gak perlu teman baru lagi! Apalagi itu cacing, dan gue benci sama mahluk menjijikan itu." Queen mengambil buku nya yang tergeletak di atas rumput dan membersihkan sisa-sisa tanah bekas cacing yang sudah tak ada.

"Lo benci dengan mahluk sejenis lo?" Kening Queen mengkerut tak suka. Ia menatap horor Bailey yang mendekatinya. "Cacing-cacing itu lebih pantas jadi teman Lo daripada mereka semua, dan seharusnya Lo berterima kasih sama gue."

"Sialan! Setelah ngatain gue cacing dan sekarang ngatain teman-teman gue cacing! Dasar cowok nyebelin," Queen memukul bahu Bailey sebal dengan bukunya tanpa ampun. Membuat Bailey mengaduh kesakitan sambil tertawa kecil. Sangat menyenangkan membuat Queen marah. Terlihat lebih lucu di mata Bailey.

"Ratu nya cacing," Bailey kembali tertawa lebih kencang melihat wajah Queen semakin memerah. Berlarian di koridor untuk menghindari Queen yang mengejar nya karena tidak terima.

"Gak akan selamat Lo Bailey!" Queen berlari mengejar Bailey yang memang sengaja berlari tidak kencang hanya sekedar untuk mengejek Queen. Sesekali Bailey menjulurkan lidahnya agar wajah Queen tambah memerah.

"Kejar gue kalau emang bisa!" Bailey menghentikan larinya sejenak kemudian memberikan wajah super menyebalkan di mata Queen. Sehingga cewek itu tambah bersemangat untuk menghabisi Bailey hari ini juga.

"Gue buat Lo jadi makanan cacing tahu rasa!" Queen berlari ke Bailey yang mulai kembali berlari menghindari nya. Ia mengikat ujung kemeja nya agar bisa lebih mudah mengejar Bailey. Tetapi saat tangannya hampir sampai menarik ujung lengan baju Bailey. Lari Queen tiba-tiba terhenti tanpa sadar saat suara teriakan terdengar jelas di koridor yang berbeda dari mereka.

If I Can't See The Sun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang