Satu kebahagiaan lagi membuat aku merasa beruntung sudah memiliki kalian semua di kehidupan ku..
☁️☁️☁️
Happy Reading!
"Tuan, Bayi yang di lahirkan nyonya Bulan adalah laki-laki," ucap seorang suster setelah membantu Bulan melahirkan ke Bintang yang masih setia menemani Bulan disisinya selama proses melahirkan.
Bintang menahan air matanya agar tidak terjatuh ketika suster itu memberikan Bayi mungil berjenis laki-laki ke tangan Bintang setelah di mandikan dan di beri pakaian.
Sudah menjadi prosedur rumah sakit untuk menunjukkan sang bayi sesudah di bersihkan agar darah yang berada di sekitar tubuh Bayi tidak memberikan efek negatif terhadap Bayi tersebut.
"Halo, sayang. Ini Daddy," Bintang menyentuh tangan mungil Bayi. Perasaan haru yang belum pernah Bintang rasakan kini sangat memenuhi hatinya. Bintang membawa Bayi itu ke hadapan Bulan yang sedang di bersihkan setelah proses melahirkan.
"Apa itu anak kita Bintang?" Bulan melirik Bintang yang menggendong Bayi di kedua tangannya. Menahan diri agar tidak terlalu banyak gerak dikarenakan sang dokter baru saja menjahit bagian tubuhnya.
Bintang mengangguk dan memberikan Bayi itu ke tangan Bulan. Membiarkan Bulan untuk bisa melihat anak mereka dengan jelas.
Bayi bermanik biru itu sangat mirip dengan Bulan dan seluruh wajahnya mirip dengan sosok Arfa. Sebagai Ayah kandung dari sang Bayi."Dia laki-laki sayang," Bintang menyenderkan sebagian tubuhnya di dekat Bulan. Memainkan jari-jari mungil bayi tersebut. "Kamu harus kasih nama dia sebelum kita menunjukkan ke Langit dan Awan nanti."
"Aku gak menyangka bakalan bisa melewati ini dengan mudah," Bulan meneteskan air matanya. Menahan rasa perih di dadanya. Seharusnya Arfa bisa melihat anak pertama mereka lahir bukan malah lebih memilih pergi meninggalkannya dan memberikannya ke Bintang.
"Semua akan lebih mudah kalau kita bisa melewatinya bersama," jari Bintang bergerak menghapus air mata Bulan yang memiliki banyak arti di baliknya. Dia sangat tahu kalau Bulan berharap ada sosok Arfa menemaninya dan menunjukkan anak mereka. Bukan malah dirinya yang berada di sisi Bulan saat ini.
"Kamu benar sayang," Bulan menyenderkan kepalanya di bahu Bintang. Masih mempertahankan wajah Bayi yang sama dengan Arfa. "Semua gak akan mudah kalau kita melakukannya sendiri dan aku masih cukup beruntung bisa melewatinya sama kamu."
"Gak akan aku biarkan kamu melewati ini semua sendiri," Bintang memiringkan kepalanya. Memperhatikan Bulan yang menatap sang Bayi dengan wajah penuh kebahagiaan. "Karena aku gak mau kamu merasakan sakit untuk kesekian kalinya."
Bulan tersenyum dan mencium Bayi tersebut dengan perasaan bahagia. Tidak boleh selalu menyalahkan dirinya lagi kalau Bulan ingin bisa bahagia dan di depannya kini sudah ada sosok yang akan membuat hari-harinya semakin berwarna walaupun sosok yang dulu pernah hadir sudah pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Fiksi Remaja[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...