Karena cinta orang bisa menjadi buta.
Karena cinta orang bisa saling membunuh satu sama lain tidak memperdulikan ikatan yang pernah hadir di antara mereka..☁️☁️☁️
Happy Reading!
Arfa tersenyum lebar melihat kedua anaknya berada di dalam ruangannya. Ternyata mereka baik-baik saja dan itu membuat Arfa bisa bernafas sangat lega.
"Apa Ayah masih ngerasain sakit?" Awan mendekati Arfa yang sudah bisa duduk di bantu Langit.
"Ini jauh lebih baik," Arfa menarik tangan Awan lembut agar anak bungsunya itu bisa lebih dekat dengannya. "Bagaimana kondisi kamu? Apa masih sakit di bagian kepala?"
Awan menyentuh kepalanya yang sudah tidak merasakan apapun tetapi perban masih tetap ada di sana. Tidak menyangka kalau Awan bisa sembuh total dalam hitungan jam setelah bangun nya dari koma. Keajaiban yang tak pernah di dapatkan oleh siapapun.
"Kepala Awan juga baik Ayah," Awan tersenyum menenangkan. Menarik kursi di dekat meja kecil lalu menduduki nya.
"Ayah senang ngedengarnya," Arfa mengelus rambut Awan sayang. Manik cokelatnya melirik Langit yang tak mengeluarkan suara sama sekali. Hanya terdiam di sofa dekat jendela. Seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat.
"Langit, Bunda mana?" Tanya Arfa akhirnya saat dia tidak menemukan keberadaan Bulan di mana-mana.
Sadar akan pertanyaan sang Ayah, Langit membuang tatapannya ke jendela. "Bunda lagi di ruangan om Bintang."
"Apa yang telah terjadi dengan Bintang?" Arfa kembali bertanya. Seingat Arfa, Bintang tadi baik-baik saja setelah meminta orang-orangnya untuk membawa dirinya ke rumah sakit.
Langit mengangkat bahu tak acuh. Sangat tidak peduli dengan kondisi Bintang saat ini, "Langit gak tahu dan juga gak mau peduli."
Arfa tidak akan banyak bertanya ke Langit tentang keadaan Bintang. Karena ini semua salahnya yang sudah mengatakan hal buruk tentang Bintang ke Langit dan mungkin Langit sangat tidak suka dengan kepribadian Bintang yang sudah menyakiti Bulan di masa lalu.
"Ada yang perlu kita bicarakan Arfa," Rangga masuk ke ruangan Arfa dengan pakaian sangat formal. Sepertinya Rangga baru saja pulang dari kantor.
Awan dan Langit yang paham pembicaraan orang dewasa itu sangat pribadi langsung keluar dari ruangan setelah pamit. Memberikan waktu untuk mereka berdua.
"Lo mau ngomong apa sebenarnya?" Arfa mendongak sedikit melihat Rangga yang berdiri di sampingnya untuk memberikan beberapa dokumen dan flashdisk dari dalam tas kerjanya.
"Ini waktunya kita ungkapkan kebenaran tentang Diaz. Semua dokumen dan flashdisk ini adalah bukti kejahatan Diaz di masa lalu dan kita belum sempat mengungkapkan semuanya di depan Bulan saat itu," Rangga mengambil duduk di samping Arfa agar sahabatnya itu tak perlu banyak gerak hanya untuk sekedar menatapnya.
Arfa perlahan membuka dokumen tersebut dan menggenggam flashdisk yang pernah membuatnya tidak bisa tidur selama berhari-hari dikarenakan Arfa sangat takut Bulan akan membencinya suatu hari nanti karena ini.
Namun, kejadian saat di tempat tadi membuat hati nurani Arfa terbuka sedikit buat Diaz.
Diaz bukanlah sosok yang buruk baginya sekarang dikarenakan Diaz sempat ingin membantunya lepas dari ikatan orang-orang Arden. Tetapi Arden lebih lebih dulu datang sehingga Diaz tidak jadi membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...