Begitu menyesakkan tapi aku bisa apa?
☁️☁️☁️
Happy Reading!
"Bulan apa itu kamu?" Bintang mendengar suara pintu terbuka ketika dia baru saja selesai berbicara dengan Arka.
"Iya, ini aku." Bulan melangkah mendekat setelah Arka pergi keluar dari ruangan. Memberikan waktu ke mereka untuk berbicara secara pribadi.
"Dari mana aja kamu? Aku nyariin kamu sejak bangun," Bintang merasakan Bulan menyentuh tangannya dengan hangat.
"Aku habis nyari angin tadi," Bulan merapikan selimut Bintang yang acak-acakan. Bintang akan kedinginan jika selimut itu tidak di pakai dengan baik.
"Aku pikir kamu akan pergi lagi kayak dulu," Bintang menahan tangan Bulan yang merapikan selimut. "Benar-benar takut kehilangan kamu untuk kesekian kalinya."
Bulan menatap tangan dan wajah Bintang secara bergantian. Bisa merasakan ketakutan Bintang melalui tangan pria tersebut, "Kali ini aku gak akan pernah pergi lagi. Akan tetap bersama kamu,"
Ya, Bulan tidak akan pernah pergi meninggalkan Bintang lagi setelah pengorbanan Bintang selama ini untuknya. Di tambah Bulan akan berpisah dengan Arfa yang sudah menemaninya selama delapan belas tahun. Bulan tidak akan meminta Arfa untuk membatalkan perceraian tersebut dikarenakan Bulan juga tidak mau menyakiti Arfa lebih lama.
"Kamu janji sama aku?" Bintang mengangkat jari kelingkingnya di udara. Menunggu Bulan untuk mengaitkan nya.
Bulan menyatukan kelingkingnya dengan bibir tersenyum manis. Mungkin keputusan nya untuk kembali bersama Bintang adalah yang terbaik bagi Bulan.
"Aku janji."
Bintang tersenyum indah dengan tangan membawa jari Bulan ke bibirnya untuk di kecup.
"Aku Bintang Galaxy Angkasa, gak akan pernah nyakitin atau ninggalin kamu selama aku masih bernafas," itu janji Bintang kepada dirinya. Agar Bulan tahu kalau dirinya tidaklah main-main dengan ucapan dan perasaannya.
Bulan yang mendapatkan perilaku seperti ini. Menimbulkan seburat merah di pipinya. Ini sangat menggelikan tapi Bulan menyukainya.
"Dan aku Adinda Bulan Valencia, berjanji gak akan pernah pergi meninggalkan kamu lagi. Dalam kondisi baik ataupun buruk," Bulan mendekatkan bibirnya di jari kelingking mereka dan mencium nya tanpa melepaskan matanya dari wajah bahagia Bintang.
"Ekhem," suara deheman cukup keras di dekat pintu membuat mereka serempak menatap ke arah sana. Menampilkan sosok ketiga sahabat Bintang yang tak lepas menatap mereka berdua.
"Belum juga acara pernikahan di buat. Kalian malah udah melafalkan janji suci," sindir Matthew, membuang tatapannya ke samping dengan bibir tersenyum. Dia sangat senang bisa melihat Bintang kembali bahagia.
"Kalau kalian udah gak sabar buat nikah. Gue akan siapkan semuanya hari ini," Raja ikut menyindir. Sangat malas melihat dua orang yang sedang kasmaran itu tanpa melihat tempat dan ingat umur.
"Tinggal pilih mau di mana kalian menikah," ucap Arka dingin, mendorong kursi roda Matthew masuk ke ruangan Bintang.
"Kalian bertiga ini selalu ganggu gue!" Bintang mengerucutkan bibirnya lucu. Tidak peduli dengan ucapan ketiganya yang membuat moodnya menjadi buruk.
"Justru kita malah mau buat kalian berdua cepat bersatu. Biar kalian gak perlu umbar kemesraan di depan umum lagi," ucap Raja ketus.
"Lo sirik, kan!?" Bintang meraba mencari bantal nya untuk dilempar ke wajah Raja yang pastinya saat ini sangat menyebalkan untuk di lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Подростковая литература[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...