Merindukan kamu adalah hal yang selalu aku rasakan sejak dulu. Hingga rasanya aku ingin mengeluarkan seluruh kerinduan ku agar kamu percaya.
☁☁☁
Happy Reading!
"Bintang?!"
Bulan menegang saat matanya menangkap wajah yang selama ini memenuhi otaknya. Ia tak menyangka pria yang memporak-porandakan hatinya sekarang berada di hadapannya dengan wajah yang pernah membuat Bulan mabuk kepayang.
"Kenapa terkejut?" Bulan melepas tangan Bintang dari pinggangnya. Perlahan langkahnya memundur dengan ekspresi wajah yang masih sama. Bulan sangat kaget mendapati orang yang paling ia cintai berdiri di hadapannya setelah ia meninggalkan pria tersebut di masa lalu.
"Ke-kenapa Lo bisa ada di sini?" Bulan masih tetap menjaga jarak saat Bintang melangkah mendekatinya. Ia tak mau Diaz dan Arden melihatnya yang sedang bersama Bintang. Dua pria tersebut akan berpikiran negatif setelah ia mengeluarkan seluruh unek-unek nya.
Dan yang paling Bulan takuti adalah Arfa melihatnya. Bulan tidak mau Arfa salah faham dan membuat rumah tangga mereka renggang hanya karena kehadiran Bintang yang tiba-tiba.
"Gue kembali untuk kebahagiaan kita yang tertunda," sontak Bulan bertambah takut dengan sosok Bintang. Ia tak pernah berharap bisa bertemu dengan Bintang lagi dikarenakan hal ini yang akan terjadi kepadanya.
"Kebahagiaan?" Masih dengan ekspresi sama Bulan menatap manik Bintang. Manik yang sangat mirip dengan Langit. Bahkan wajah keduanya seperti foto copy yang sempurna walau umur mereka terpaut jauh.
Satu tangan Bintang menggenggam Bulan. Menahan Bulan yang akan kembali berlari jika ia tak bertindak, "Gue udah pernah bilang sama Lo dulu. Kalaupun kita nggak ditakdirkan bersama untuk sekarang. Gue yakin di dunia yang akan datang kita akan bisa bersama. Dan jika waktu itu tiba gue nggak akan pernah melepaskan lo sekalipun lo yang minta."
Kalimat itu yang selalu memenuhi otak Bulan selama ini kembali keluar. Ia sangat ingat kalimat itu terlontar sebelum Bintang menutup mata untuk terakhir kalinya.
Genggam di tangan membuat Bulan menatap tangannya. Bintang tak seperti dulu, menggenggam tangannya kasar. Kali ini pria itu menggenggamnya seolah Bulan adalah barang rapuh yang bisa rusak kapanpun.
"Sekarang waktu yang tepat untuk kita kembali Bulan. Membangun semuanya dari bawah bersama. Menata masa depan kita untuk kehidupan yang lebih baik. Terlalu banyak masalah di masa lalu kita yang membuat kita gak bisa bersama. Tapi, kali ini gue berjanji sama Lo gak akan ada sedikitpun masalah yang kita hadapi di masa sekarang. Tetapi jika itu terjadi gue gak akan dengan mudah melepaskan Lo seperti dulu. Cukup sekali kebodohan gue lakuin membuat Lo harus pergi meninggalkan gue sendirian di sini."
Tanpa sadar Bulan melangkah mendekat ke Bintang dengan wajah yang berubah seperti mengharapkan sesuatu. Sehingga Bintang harus lebih ekstra membaca manik Bulan yang menyembunyikan banyak hal di balik ekspresi Bulan sebenarnya.
"Sekarang gue jauh lebih kuat dari sebelumnya," tangan kiri Bintang mengelus setiap inci wajah Bulan penuh kerinduan. Hal yang selalu Bintang inginkan saat ia merindukan sosok Bulan di masa-masa kelam nya. "Dan gue mau kita bersama lagi untuk membangun semua hal yang tertunda di masa lalu Bulan."
Arfa yang melihat interaksi antara kedua orang itu berjalan dengan langkah lebar. Ini tak boleh terjadi atau Arfa akan benar-benar kehilangan wanitanya yang sudah menemaninya selama delapan belas tahun.
Arfa sangat mencintai Bulan dan ia juga tahu kalau Bulan masih mencintai Bintang sampai detik ini. Jadi, tak ayal mereka bisa kembali bersama dan Arfa akan menjadi orang yang sangat menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Ficção Adolescente[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...