Mata itu mengingatkan aku dengan masa lalu yang tak bisa aku lupakan sampai detik ini..
☁☁☁
Happy Reading!
King membawa keempat temannya masuk ke rumah setelah mereka bertemu di salah satu kafe untuk menjemput Sabina yang baru saja membeli kue tart kesukaannya.
Perlahan King melangkahkan kakinya meninggalkan keempat temannya di ruang tamu untuk pergi ke dapur meminta pembantu membuatkan minuman dan membelikan cemilan selama mereka semua berada di kamar King nanti.
Sayup-sayup suara perdebatan orang dewasa dari ruang kerja Matthew membuat langkah King terhenti. Ia menoleh dengan alis menukik menjadi satu.
"Pokoknya masalah ini selesai! Gue gak mau bahas apapun sama kalian lagi kalau ujung nya gak menghasilkan apapun," Raja yang sudah bisa menormalkan diri dari keterkejutannya berbicara sebagai akhir dari perdebatan mereka yang sangat menguras tenaga tersebut.
Telinga King menempel di pintu besar kerja Matthew. Ia sangat penasaran dengan percakapan mereka semua. Sebelum King menempelkan telapak tangannya di pintu. Pintu tersebut terbuka lebar terlebih dulu sampai tubuhnya tak seimbang hampir tersungkur ke kedepan jika sepasang tangan kekar tak menahannya.
Manik hitam King terangkat ke atas dengan tubuh seperti baru saja terserang listrik. Matthew menangkap tubuh anaknya tersebut yang ketahuan sedang menguping pembicaraan mereka.
"Ngapain kamu ngupin pembicaraan Daddy, King?" Tanya Matthew setelah King berdiri kembali tegak.
Yang di tanya malah merapihkan poni rambut yang menghalangi pandangan nya. Selang beberapa detik kemudian baru menjawab dengan suara di buat senormal mungkin, "Aku tadi gak sengaja dengar ada suara ribut di dalam Daddy. Aku cuma penasaran apa yang sedang terjadi," King mengangkat bahunya tak acuh.
Alis Matthew terangkat satu, "Apa kamu mendengar semua pembicaraan Daddy dengan mereka?"
King menggeleng kecil lalu matanya melirik satu persatu sahabat Daddy nya yang beridiri di belakang layaknya seperti bodyguard.
Manik hitam King berubah menjadi besar saat matanya bertemu dengan wajah yang sudah lama tak ia lihat, "Om Bintang!"
King berlari ke arah Bintang dengan tangan terbuka sangat lebar untuk memberikan pelukan hangat.
Bintang yang mendapatkan perlakuan dari King terkekeh geli. Tangan besarnya mengusap punggung King, "Tenyata King Om udah besar ya sekarang,"
"Om kemana aja? King kangen tahu sama Om," King mengurai pelukannya. Matanya menatap manik biru Bintang yang sangat indah jika di lihat lebih dekat.
Bintang menundukkan sedikit kepalanya agar menyamai tinggi King, "Om harus kuliah dan bekerja di negara lain. Jadi, Om gak bisa tinggal di sini lama."
Wajah King cemberut seketika, "Gara-gara Om pergi aku gak ada temannya. Biasanya kan Om yang selalu nemenin aku saat Daddy sibuk. Apalagi waktu itu Daddy pergi lama ke Turkey karena urusan pekerjaan," adu King tanpa melihat wajah Matthew yang berubah sebal.
Dari seluruh sahabatnya hanya Bintang yang dekat dengan King sejak kecil dikarenakan Bintang tak punya kewajiban untuk mengurus anak tidak seperti kedua sahabatnya yang saat itu sudah punya anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Fiksi Remaja[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...