Jika dia tidak mencintaimu maka buatlah dia mencintaimu dengan caramu sendiri..
☁☁☁
Happy Reading!
"Aku akan pergi sebentar untuk mendonorkan darah. Kamu jaga Awan di sini sama mereka," Bintang mencium kening Bulan tanpa malu di depan banyak orang padahal di sana terdapat King yang masih belum mengerti dengan permasalahan Bintang dan Bulan sebenarnya. Setahu King, Bintang itu belum menikah apalagi punya anak dan seingat nya juga Bintang itu hidup sendiri dan hanya di temani oleh ketiga sahabatnya termasuk Daddy kesayangan King.
Pipi Bulan merona lalu menunduk malu agar tak ada satupun yang melihatnya. Ia sangat senang Bintang memperlakukannya demikian seperti masa remaja mereka dulu.
Mereka semua sekarang masih berada di luar ruangan Awan. Tak ada satupun di perbolehkan masuk sekalipun itu orang tua kandung. Mengingat kondisi Awan yang belum stabil.
"Apa benar kalau Awan itu bukan anak Om Arfa Tante Bulan?" Gabriel mendekati Bulan setelah kepergian Bintang. Ia ingin menanyakan hal ini kepada Bulan langsung agar Gabriel tak perlu lagi penasaran.
Bulan terhentak kaget dengan pertanyaan tersebut. Buru-buru Bulan membuang wajah nya ke samping. Ia melupan satu fakta; kalau pertengkaran nya dengan Bintang tadi di depan mereka semua dan Bulan bingung harus menjawab apa. Bulan tidak mau Awan tahu hal ini dari salah satu mereka dikarenakan Bulan belum siap untuk bercerita apapun ke Awan.
Bahkan Arfa yang menceritakan segalanya ke Langit saat itu ketika Bulan depresi dengan pernyataan Bintang yang meminta hak asuh ke pengadilan.
"Tante gak bisa jawab pertanyaan kamu Gabriel karena itu bersifat pribadi dan Tante juga gak mau kalian mengatakan hal ini ke Awan atau Langit."
Dari ucapan Bulan barusan saja sudah menjawab pertanyaan Gabriel. Tanpa ingin bertanya lebih jauh karena permasalahan pribadi juga mereka lebih memilih diam dan tak akan berbicara apapun ke Langit atau Awan sebagai permintaan Bulan.
"Gabriel mengerti Tante," Gabriel memundurkan langkahnya ke belakang. Mendekati Bailey yang terdiam menatap dinding. Gabriel melirik Queen yang sudah pindah ke pelukan Lamar. Melihat dua sosok manusia itu membuat darah di tubuh Gabriel seketika mendidih.
"Kalian berdua dalang utamanya Awan koma kayak gini!" ucap Gabriel sengit. Ia jadi teringat bayang-bayang Awan yang tergelak di lantai penuh darah. "Kalau bukan karena kalian Awan gak akan mungkin koma! Kalian ini emang pembawa sial,"
Queen dan Lamar serempak menatap Gabriel kaget. Memang mereka berada di tempat kejadian bukan berarti mereka adalah dalang utama di balik ini semua.
"Gue gak tahu apa-apa Gab," kata Queen takut. Ia melirik ke Bailey untuk meminta bantuan dikarenakan saat itu mereka sedang berada di tempat yang sama.
Mendapatkan tatapan dari Queen membuat Bailey menghela nafas lelah. "Mereka gak salah Gab. Gue saksi matanya. Queen lagi sama gue dan tiba-tiba Lamar teriak di koridor. Pas kita samperin kondisi Awan udah kayak gitu."
Gabriel menatap Bailey dingin. Ini pertama kalinya Bailey tidak berada di pihaknya. "Jangan bilang kalau Lo udah pindah pihak ke mereka?"
Bailey menggeleng cepat, "Itu kenyataan Gab. Awan udah kayak gitu pas kita ke sana. Dan mereka bukan dalang di balik kecelakaan Awan."
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...