Hal yang paling membuat aku bahagia adalah saat melihatmu bahagia walaupun kebahagiaan kamu bukan berasal dari diriku..
☁️☁️☁️
Happy Reading!
Bulan menatap taman di belakang rumah sakit dengan perasaan kosong. Seperti dunianya akan berhenti jika Bulan tidak mengingat kalau dia masih memiliki kedua anak kembarnya saat ini.
Semua bermula saat Bulan mau ke ruangan Arfa setelah makan di kantin bersama ketiga sahabat Bintang yang setia membuatnya lebih baik agar tidak terlalu memikirkan kondisi Bintang yang saat ini masih belum sadarkan diri.
Bulan menemukan sebuah maps di atas nakas ranjangnya Arfa. Setelah mencari keberadaan Arfa yang tidak ada di dalam ruangan. Padahal Bulan sudah membelikan beberapa makanan sehat di kantin untuk di berikan ke Arfa. Sangat menyesal sudah melupakan sosok Arfa ketika di dalam pikirannya hanya ada Bintang seorang.
Isi dari maps itu membuat dada Bulan terasa sesak. Bagaimana bisa Arfa melakukan hal demikian kepadanya setelah mereka hidup selama delapan belas tahun bersama?
Arfa berencana menceraikannya. Terbukti isi maps tersebut yang berasal dari salah satu pengadilan agama Jakarta. Mereka akan bercerai jika Bulan menandatangani surat tersebut dikarenakan Arfa sudah menandatangani surat tersebut sebelum Arfa menghilang entah kemana.
Mencoba menelfon nya pun tidak bisa. Nomor Arfa tidak aktif dan membuat Bulan menjadi kacau balau sekarang. Apa karena kehadiran Bintang saat ini membuat Arfa mengambil keputusan ini tanpa bertanya terlebih dulu kepadanya?
Bulan sangat kecewa tetapi Bulan yakin. Kalau Arfa lebih kecewa kepadanya setelah apa yang terjadi beberapa waktu ini.
Mengapa semuanya harus seperti ini? Kalau bisa jujur. Bulan ingin tetap bersama Arfa tapi Bulan juga tidak bisa berbohong kalau dia masih mencintai Bintang sampai saat ini. Tidak pernah sekalipun rasa cinta itu hilang. Sehingga Bulan harus menyakiti Arfa yang tak memiliki kesalahan apapun kepadanya.
"Bulan apa itu Lo?!" Bulan mengangkat kepalanya saat seseorang memanggil namanya saat ini. Dengan pandangan buram Bulan berusaha mengenali wajah cowok yang sekarang sedang berjongkok di hadapannya.
"Lo siapa?" Kata Bulan dengan suara ciri khas habis menangis. Mana mungkin ada yang mengenalinya saat Bulan berada di salah satu taman kota di New York.
Cowok itu menghapus air mata Bulan yang masih tercetak jelas di wajah Bulan. "Apa yang terjadi sama Lo selama ini?" Tanya cowok itu, merasakan rasa sakit di hatinya melihat cewek yang sangat dia cintai terlihat hancur di taman sendirian.
Bulan mencoba mengenali wajah cowok tersebut yang tidak asing di ingatan nya. Setelah memakan waktu beberapa menit Bulan terbelalak tak percaya. Sosok di depannya kenapa bisa menemukannya di kota ini setelah kepergiannya waktu itu di bandara?
"Apa benar itu Lo Arfa?" Bulan bisa melihat jelas wajah cowok itu tersenyum seraya mengangguk. Menandakan kalau jawaban dari pertanyaan nya adalah benar.
"Siapa lagi selain Arfa? Apa Lo berharap kalau gue ini Rangga?" Kata Arfa sedikit bergurau. Menghilangkan perasaan sakitnya saat tahu kalau Bulan tidak mengenali nya.
Bulan buru-buru menggeleng cepat, "Gue gak pernah berpikir kalau Lo itu Rangga. Cuma sedikit kaget Lo bisa menemukan gue di sini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Fiksi Remaja[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...