☁️ 48. If I Can't See The Sun

1K 69 44
                                    

Darah hujan tak akan sebanding dengan luka penuh taburan garam..

️☁️☁️

Happy Reading!

"Gue mau kita bertindak sekarang! Bukan malah berdiam diri menunggu sesuatu hal yang gak pernah kita lakukan," gencar Bintang ketika sampai di tempat kumpul ketiga sahabatnya. Dia masih belum bisa meredakan emosi nya akibat fakta yang baru saja dia dapatkan tersebut.

Arka orang pertama yang berdiri langsung mengeluarkan berbagai macam senjata di balik jas hitamnya.

"Ambil semua senjata ini sebagai jaga-jaga kalau Diaz pakai cara kotor," kata Arka, menaruh satu persatu senjata itu ke tangan sahabatnya. Lalu, mengeluarkan sebuah bom kecil yang seperti bolpoin di balik saku celana bahanya. "Gue juga punya persiapan bom kecil yang akan berfungsi nanti, dan jangan remeh kan bom ini. Karena ledakannya bisa menghancurkan satu rumah dalam sekejap."

Matthew yang melihat bom itu di sela-sela jari Arka hanya bisa menahan nafas. Arka selalu bisa membuatnya ketakutan dalam hitungan detik. Untung saja Arka adalah sahabatnya bukan musuh. Jika Arka adalah musuh Matthew sudah di pastikan Matthew tak akan mampu melawan Arka sekalipun harus mengerahkan seluruh orang-orangnya.

"Bom ini gue yang simpan," Bintang mengambil bom berbentuk bolpoin itu dari tangan Arka. Karena Bintang punya firasat itu akan lebih berguna kalau Bintang yang menyimpan nya.

Arka berdecak tak suka tetapi tidak menahan Bintang untuk tidak mengambil bom tersebut, "Kalau gitu gunain itu bom saat situasi gak bisa di kondisikan."

"Tenang, gue pasti pakai saat darurat aja," Bintang langsung memasukan bom itu ke saku jasnya. Tidak akan ada yang tahu kalau itu adalah sebuah bom jika melihat bentuknya seperti bolpoin biasa.

"Sebelum kita berangkat gue mau kalian pakai kamera kecil ini di kerah jas kalian. Biar semua kejadian yang kita hadapi akan terekam di pusat kantor gue," kata Raja, meminta orang-orangnya untuk memakai kan kamera tersebut ke ketiga sahabatnya.

Matthew merendahkan sedikit kepalanya. Mengamati kamera tersebut yang sudah terpasang rapih di kerah jasnya, "Apa ini gak akan ketahuan? Gue takut nya ini bakalan mencolok dan Diaz tahu."

"Tenang aja Diaz gak akan tahu," tangan Raja mengibas santai, "Karena Diaz akan melihatnya kalau ini cuma pin hias yang biasa kita gunakan saat ada acara penting di kantor."

Matthew mengangguk mengerti. "Gue paham sekarang, apa ada hal lagi yang perlu kita pakai atau simpan sebelum berangkat? Gue udah gatel mau balas dendam ke Diaz. Dendam gue yang waktu itu di cambukin sama dia sampai sekarang belum hilang."

Salah satu orang Bintang mendekati mereka. Memberikan sebuah benda yang hampir mirip seperti earphone tapi transparan sehingga tidak bisa terlihat dengan jelas kalau tidak melihat dari jarak dekat.

"Kita semua akan pakai alat ini," ujar Bintang, memakai salah satu earphone itu di telinga kanannya. "Kita bisa bertukar informasi lewat sini tanpa perlu menggunakan ponsel lagi dan ini akan menghubungkan kita langsung dengan orang-orang kepercayaan kita saat berkomunikasi bukan cuma kita berempat."

Mata Matthew berbinar bahagia melihat benda yang sangat menakjubkan tersebut, "Apa gue boleh simpan ini alat kalau kita udah selesai habisin Diaz?"

If I Can't See The Sun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang