Mencintai seseorang yang tak pernah mencintai kita itu lebih menyakitkan daripada harus tertusuk ribuan pedang di dada.
☁️☁️☁️
Happy Reading!
Diaz terkejut melihat sosok Arfa yang tergantung di tengah-tengah ruangan dengan kepala tertuju ke bawah dengan banyak luka di wajah pria tersebut. Bahkan kemeja yang di gunakan Arfa sudah di penuhi darah akibat luka yang terbuka sangat lebar.
Diaz sangat tidak percaya dengan apa yang telah di perbuat Arden saat dia berada di dalam ruangan Awan. Diaz mengakui tidak pernah ingin masuk ke permasalahan ini kalau bukan karena terdesak.
Jadi teringat masa lalunya yang pernah menyiksa Matthew saat dia sangat terobsesi dengan sosok Bulan saat itu.
Diaz mencari sesuatu hal untuk membantu Arfa bisa turun. Sangat menyakitkan melihat Arfa yang tak berdaya di gantung di sana. Seperti bukan manusia melainkan hewan yang siap akan di panggang.
"Mau berkhianat?" Suara dingin di balik punggung membuat tubuh Diaz kaku seketika. Jangan bilang kalau Arden sekarang memperegoki dirinya yang akan melepaskan Arfa.
"Udah bosan hidup atau mau ngeliat Joalin mati mengenaskan karena kesalahan Papa tercintanya?" ucap Arden sarkastik yang masih setia berdiri di belakang Diaz santai. Setelah memperintahkan semua penjagaan di perketat Arden kembali masuk untuk mengecek Arfa yang sudah tak berdaya di gantung sana.
Diaz tidak berani menjawab padahal dia ingin sekali berteriak keras tentang hal yang di lakukan Arden itu bukanlah manusiawi. Mulutnya terkunci rapat karena Diaz hanya seorang pria pengecut yang tak memiliki apapun.
Arden memainkan kelima jarinya dengan mata fokus ke punggung Diaz, "Lebih baik Lo jaga Awan sekarang karena mereka akan segera tiba."
Diaz memberanikan diri menoleh ke Arden yang menatapnya dingin tanpa ada aura baik sedikit pun. "Gue rasa orang-orang Lo cukup banyak buat ngejagain Awan, dan lagipula tugas gue cuma sampai di sini seperti perjanjian kita di kertas."
"Lo emang benar," Arden masih memainkan kelima jarinya. "Tapi gue rasa orang-orang Bintang akan jauh lebih banyak daripada orang-orang gue yang di sini," kaki panjangnya melangkah mendekati Diaz. "Jadi... lebih baik gue manfaatin Lo sedikit lagi. Setelah itu Lo bisa pergi dan membanggakan diri kalau perusahaan Lo dan anak kesayangan Lo itu bisa hidup dengan aman."
Diaz mengepalkan tangannya marah. Sangat tersinggung dengan ucapan Arden yang tak bisa di terimanya begitu saja. Tetapi Diaz melengos kan kepalanya ke samping tanpa ingin melihat wajah penuh kelicikan tersebut.
"Gue bersumpah Lo akan mati kali ini Arden! Lebih baik Lo berhenti sebelum mereka semua datang," Diaz menunduk sambil menahan gejolak amarah. "Karena salah satu dari mereka adalah monster dan Lo gak akan pernah bisa lepas kalau monster itu bertindak."
Kejadian delapan belas tahun yang pernah Diaz alami sudah membuat nyali Diaz menciut jika berhadapan dengan keempat orang yang paling di benci nya itu dikarenakan salah satu dari mereka bukanlah manusia biasa yang memiliki hati nurani.
Cukup keberuntungan yang di miliki Diaz saat itu sampai orang tersebut hanya menggertak nya untuk berhenti sebelum orang tersebut turun tangan menghancurkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't See The Sun √
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA ] Squel Bintang.. Kembar identik dengan paras tampan yang sangat menggoda iman para kaum hawa harus pindah sekolah dari salah satu Senior School tersohor di Amerika ke Indonesia hanya untuk mewujudkan mimpi mer...