Hai..", suara asing ditelinga Changbin membuat mata yang tadinya terpejam itu perlahan terbuka.Matanya menyipit kala sinar dalam ruangan itu terpancar menuju matanya, dahinya mengernyit saat matanya menangkap siluet asing pada ruangan berwarna putih juga bau menyengat dari obat-obatan.
"Merasa baikan?", Tanya suara asing itu lagi, namun sungguh demi apapun Changbin entah kenapa merasa tenang saat suara itu memenuhi telinganya.
"Tidak, kepalaku terasa berat. Kalau boleh tau, aku dimana sekarang?", Changbin memegangi kepalanya yang terasa sakit, ia lalu mencoba duduk di ranjangnya. Tanpa disuruh, seorang yang menyapa Changbin tadi membantu Changbin bangun dan meletakkan bantal Changbin di belakang punggung Changbin.
"Memangnya dimana lagi tempat yang berbau obat-obatan begini selain di rumah sakit?", Ia tersenyum pada Changbin, memperlihatkan matanya yang menyipit kala ia tersenyum dan jangan lupakan lesung pipi samar yang membuat orang tersebut begitu tampan.
"Ah, benar. Tapi kenapa aku ada disini?", Pemuda itu mengendikkan bahunya menjawab pertanyaan Changbin.
"Entahlah, tadi pagi saat aku bangun tidur kau sudah berada diruangan ini. Kurasa kau sakit sama seperti ku", jawabanya, Changbin pun mengangguk tanpa curiga akan apapun.
"Mungkin juga, tapi kenapa kau yang ada disini? Dimana ibuku?", Tanya Changbin lagi pada pemuda yang tak ia kenal itu.
"Aku juga tak tahu, kau sudah sendirian sejak tadi. Dan selama aku menunggu mu bangun tidak ada siapapun yang datang kemari kecuali seorang perawat yang mengecek keadaanmu", Changbin mengangguk mengerti.
"Mungkin ia sedang pergi, oh ya siapa namamu?", Tanya Changbin pada pemuda berkulit putih pucat itu.
"Aku Christopher Bang, tapi kau bisa memanggilku Bangchan saja. Lebih mudah diingat. Dan siapa namamu?", pemuda bernama Bangchan itu mengulurkan tangannya ke hadapan Changbin dan langsung di balas oleh Changbin.
"Aku Seo Changbin, senang berkenalan denganmu Bangchan. Wow, tanganmu begitu hangat ternyata", matanya berbinar kala kulit tangannya bersentuhan dengan kulit tangan Bangchan.
"Memangnya kenapa?", Bangchan terkekeh kala melihat pemuda bermarga Seo itu terlihat begitu kagum dengan tangannya yang begitu hangat. Apakah itu sesuatu yang menakjubkan?
"Kulitmu begitu pucat seperti vampir, namun tak kusangka tanganmu bergitu hangat. Setidaknya aku merasa lega karena sebelumnya aku mengira kau memang vampir saat melihat warna kulitmu yang begitu putih pucat. Tapi sekarang aku tidak berpikir seperti itu saat aku tak menemukan sebuah gigi taring tajam dibalik bibirmu", lagi-lagi Bangchan karena perkataan terus terang yang dilontarkan Changbin.
"Kau ada-ada saja, lagipula kalau aku memang vampir sudah sejak tadi aku hisap darahmu. Kelihatan mereka manis", Bangchan berpose seolah ia akan menyerang Changbin sambil memperlihatkan gigi-giginya menirukan vampir-vampir yang ia lihat di film-film saat ingin menggigit mangsanya.
"Sayangnya jika kau benar-benar seorang vampir aku tidak akan takut", ucap Changbin yakin, Bangchan menaikkan alisnya.
"Benarkah? Kenapa demikian?", Tanya Bangchan dengan bingung, sedangkan Changbin hanya memperlihatkan senyum manisnya.
"Kau tak akan tega menggigit orang seperti ku, lagipula kau tak menakutkan sama sekali", jawab Changbin.
"Kenapa kau bisa berpikir demikian?", Changbin tersenyum penuh arti pada Bangchan.
"Kau orang baik, tak mungkin kau ingin mencelakaiku", jawaban Changbin itu membuat Bangchan mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Rasanya seakan ia baru saja ditampar dengan sangat keras pada wajahnya.
"Kau tak seharusnya berpikir seperti itu terhadapku, aku tak sebaik itu", Bangchan tersenyum dengan paksaan, namun tetap dapat ia tutupi dengan baik.
"Kau orang yang baik Bangchan, buktinya kau mau menemaniku sampai aku sadar saat tak ada seorangpun disampingku", Changbin menepuk pundak Changbin, ia tersenyum dan hal itu menular pada Bangchan.
"Oh ya, kenapa kau mau menungguku? Padahal kita tidak saling kenal. Atau apakah kita pernah bertemu sebelumnya, kau tampak tak begitu asing bagiku", lanjut Changbin.
"Entahlah, sebagai bentuk permintaan maaf mungkin" Bangchan lagi-lagi mengendikkan bahunya setelah menjawab dengan ambigu pertanyaan Changbin.
"Maaf untuk?", Bangchan segera menggeleng, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Changbin kali ini.
"Sudahlah, kau kembali tidur. Tadi dokternya berpesan padaku agar jangan terlalu banyak mengajakmu bicara, kau harus istirahat. Sekarang kau pergi tidur, nanti saat ibumu datang aku akan memberitahu mu", Bangchan membantu Changbin untuk kembali membaringkan tubuhnya.
"Tapi, aku baik-baik saja", Changbin menolak istirahat karena masih banyak yang ingin ia lakukan bersama Bangchan yang baru dia kenal beberapa menit yang lalu. Namun, ia hanya bisa menuruti perintah Bangchan sambil mengerucutkan bibirnya sebal.
"Tidak, kau tak baik-baik saja baby", Bangchan mencubit gemas hidung Changbin setelah ia selesai menyelimuti seluruh tubuh Changbin.
"Besok, kalau kau sudah baikan ingin aku ajak jalan-jalan keliling rumah sakit ini? Ada beberapa yang lumayan menarik di tempat ini", Ajakan Bangchan itu mendapat anggukan antusias dari Changbin.
Hey, lihatlah seberapa akrab mereka padahal sebelumnya mereka adalah orang yang bahkan tak saling mengenal.
"Baiklah, selamat malam Bangchan", ucap Changbin sebelum ia memejamkan matanya.
"Selamat malam juga Changbin", Bangchan sempatkan mengelus pucuk kepala Changbin sebelum ia kembali ke ranjangnya sendiri. Mengistirahatkan dirinya.
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
FanfictionSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...