[ TBP - 04 ]

23.7K 2.3K 82
                                    

THE BILLIONAIRE'S PRINCE -

[ Relationship - 04 ]

NORMAL POV

Tinggi 185cm, bahu bidang yang menggoda, otot biseps yang menonjol, tatapan teduh diselingi kerlingan nakal, senyum manis yang menjadi poin penting di wajahnya dan nilai plus di pria itu terdapat lesung pipit.

Rambutnya yang acak-acakan, pakaiannya yang selalu terlihat rapih namun trendy. Ferran, pria itu kembali menjadi pusat perhatian. Ia menyisir rambutnya dengan jari, lalu menaikkan alisnya menggoda beberapa wanita yang Ia lalui. Siapa yang percaya pria nakal itu masih tergolong remaja?

Hampir seluruh orang di bar tersebut mengenal Ferran. Mengenal bagaimana lady killer tersebut bermain dan menjamah tubuh wanita sangat handal. Jika Leonard sahabatnya seorang Goodkisser, maka Ia adalah Goodsex. Permainanya di ranjang benar-benar panas. Mampu memuaskan lawan mainnya.

Tetapi, sebulan belakangan ini pria itu berhenti menjamah tubuh wanita lain. Ia menekan knop pintu VVIP salah satu ruangan dalam bar tersebut.

Ferran berjalan memasuki ruangan yang begitu minim akan penerangan. Matanya menyapu bersih isi ruangan 4x4 itu. Bibirnya mengukir senyum nakal kala menemukan objek yang Ia rindukan.

"Della," panggilnya lembut. Suara bass-nya terdengar seperti nyanyian yang memacu adrenalin kaum hawa.

"Udah lama?" Tanya Ferran, menempatkan diri tepat disebelah kekasihnya, Ia merapatkan tubuh hingga nyaris tak ada jarak yang memisahkan kulit tubuh mereka. Tangan kekarnya memeluk posesif, Ia kemudian meletakkan kepalanya di pundak Della. Menyentuh, sesekali menghisap leher wanitanya.

"As always, you're to sweet. Make me high."

Della menggigit bibir dalamnya, menahan feromon yang Ferran pancarkan. Sial, mengapa prianya begitu liar?

"Not now, kamu terlambat. Kemana aja sih?" Ucap Della, menepis tangan Ferran yang mencoba menyentuh gundukan di dadanya.

"Di hatimu dong, emang kemana lagi selain di situ?" Pandangan Ferran menurun, menatap lekat belahan kekasihnya. Tanpa sadar, Ia bersiul.

"Jangan sentuh, Aku red day." Tutur Della, menjauh dari tubuh Ferran.

"Oh, pantes nyebelin," Ferran mengucapkannya dengan bibir tersenyum.

"Siapa nyebelin?"

"Aku," jawab Ferran.

Pintu ruangan tersebut kembali terbuka. Leonard, Dion, Steve dan Cleo memasuki ruangan. Mereka nampak seperti boyband yang siap tampil di hadapan ribuan manusia. Mengapa visual mereka tak ada yang mines satupun? Tak ada celah untuk menghujat. Netizen mungkin akan kehabisan kata nyinyir jika berurusan dengan ketampanan mereka.

"Fer, bener lo tidur waktu ujian matematika?" Tanya Cleo. Ia menuang Moonshine ke gelas krystal mini yang tersedia.

"Soalnya gue-"

Belum sempat Ferran melanjutkan ucapannya.

"Siapa yang milih Moonshine? Gila, gue nggak mau pulang mabuk. Wine aja kenapa sih?" Dion terlebih dahulu menyuarakan protesnya karena jenis minuman yang kadar alkoholnya sangat tinggi. Cukup berbahaya jika mereka lupa diri dan melupakan fakta mereka selalu membawa nama belakang dari keluarga. Karena, satu skandal keturunan akan menghancurkan hampir seluruh nama yang menyandang status tinggi.

"Udahlah, Kita juga udah nggak sekolah. Legal, nggak perlu sok takut gitu," Cleo menyesap isi gelas dengan sekali teguk. Rasanya cukup kuat dan ia menikmati sensasi tenggorokan yang terbakar. Ah, itulah mengapa alkohol sering kali menjadi minuman tepat sebagai suguhan orang-orang yang mencari kesenangan.

THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang