[ TBP - 53 ]

9.8K 1.1K 329
                                    

-THE BILLIONAIRE'S PRINCE -


[ THE FIANCE - 53 ]


NORMAL POV






Salwa membantu Adinda menuntun Arnold memasuki kediaman Ferran. Bocah kecil itu merengek keras jika digendong. Lebih menyukai berjalan sendiri. Meski beberapa kali hampir terjatuh.

"Maaf ya, Sal. Arnold baru belajar jalan dia rewel banget kalau digendong." Salwa tertawa gemas.

"Ya nggak apa kok, imut banget sih Arnoldnya." Mata Salwa tak lepas dari Arnold, dirinya sudah sering bermain dengan anak Adinda. Salwa juga sudah dekat pada Reynold.

"Udah nyampe? Sini Arnold." Salwa dan Adinda mendongkak bersama mendengar sumber suara.

Leonard meraih Arnold yang berada digendongan Adinda. Karena, bocah yang usianya lebih tua dari Reynold itu tengah tertidur lelap.

"Masuk aja ke dalem, bentar lagi acaranya dimulai." Adinda mengangguk, ia merapikan gaunnya. Tersenyum pada Leonard.

"Inget, jaga mata," bisik Leonard penuh peringat yang bahkan didengarkan oleh Salwa.

Adinda hanya mengedikkan bahu, sifat posesif Leonard memang tak lekang oleh waktu. Ia menggenggam tangan Salwa memasuki Mansion.

Suasana ramai, megah dan elegan memanjakan mata Salwa. Ia kagum atas dekorasi Mansion Ferran yang disulap menjadi luar biasa.

Adinda berdiri tepat di sebelah Salwa. Karena, Leonard menjaga Arnold dan Reynold.

"Selamat malam Ladies and Gentlemen, acara pertunangan Ferran Widjaya Pratama dan Imelda Triansyah akan segera dimulai. Saya Amanda akan memandu kalian semua hingga penghujung acara..." Salwa terkejut kala MC mulai membuka acara.

Dirinya nyaris tak mampu menopang tubuhnya, yang untung saja Adinda segera membantu. Persediannya melemas dan hatinya berdenyut sakit.

"Salwa—" Salwa mengeratkan genggamannya di tangan Adinda.

"Dinda, maaf gue nggak enak badan bisa kita ke mobil, aja?" Adinda mengangguk.

Adinda sendiri terkejut. Fatalnya, mengapa Leonard tidak mengatakan pada dirinya bahwa ini acara pertunangan Ferran? Apakah Leonard sengaja turut melukai Salwa?

"Bisa biarin gue sendiri?" Pertanyaan itu lolos dari bibir Salwa ketika ia sudah duduk di kursi mobil.

"Okay, sepuluh menit lagi gue balik kesini. Gue cek si kembar dulu, ya." Adinda mengusap surai rambut Salwa.

"Semuanya bakal baik-baik aja, Salwa." Setelah memeluk Salwa, Adinda meninggalkan gadis itu seorang diri.

Salwa butuh waktu sendiri. Matanya memencar mencari Leonard pria itu tengah tertawa bersama beberapa sahabatnya sewaktu muda. Di pelukannya ada Arnold dan Reynold yang bermain di sofa.

"Leonard." Leonard membalikkan kepalanya, pria itu sedikit bingung atas ekspresi Adinda.

"Bisa bicara sebentar?" Leonard mengangguk. Dion yang mengerti segera menggendong Arnold.
Sedang Steve menemani Reynold yang masih sangat hyperaktif.

"Gue titip anak gue bentar," ujar Leonard. Steve dan Dion mengangguk.

Adinda membawa Leonard ke taman Mansion. Suasananya sepi dan tenang.

"Kenapa, Sayang?" tanya Leonard, tangannya melingkar di pinggang Adinda. Segera Adinda menepisnya.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau ini acara pertunangan Ferran?" Leonard mengedikkan bahu.

THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang