-THE BILLIONAIRE'S PRINCE -
[ BAR AND ACCIDENT - 26 ]NORMAL POV
Menikah di usia cukup muda, membuat jiwanya bersenang-senang harus teredam. Berpacaran dengan sosok posesif yang selalu mengawasi setiap gerak-geriknya. Kadang kali, sebagian dari dirinya berteriak meminta pembebasan. Seperti hari ini, niatnya untuk memberontak tentu telah mencapai puncaknya.
Wanita itu menghapus pesan terakhir pada orang yang beberapa jam saling bertukar pesan dengannya. Berusaha menghapus bukti yang akan memberatkan dirinya di hari kemudian. Ia menoleh, dengan sepelan mungkin turun dari tempat tidur. Suaminya telah terlelap dua jam lalu, setelah mengunci loocksreen handphonenya. Ia mengaktifkan layarnya lagi, mengecek waktu. Ah, pukul sebelas malam. Ia meletakkan benda sejuta umat tersebut di meja nakas.
Setelah berganti pakaian, ia beranjak dari kamar. Selayaknya pencuri, dirinya elalu berhati-hati dalam menjalankan aksinya. Wanita itu menghela nafas panjang setelah berhasil keluar dari Penthouse miliknya.
Ia turun dari lantai atas menggunakan lift. Di depan pintu sahabatnya sudah menanti dirinya. Ia segera berlari, mereka bertepuk tangan ria.
"Kok lo bisa lolos sih?" Gadis tersebut memegang perutnya yang terasa sakit karena ledakan tawa.
"Kayaknya kalau ketahuan mati deh gue," balasnya.
"Gue udah nyoba tanya-tanya, Din. Ada bar di pertengahan kota itu masuknya bebas nggak perlu kartu member." Salwa melingkarkan tangannya di lengan Adinda.
"Boleh deh dicoba."
Dinda tertawa, dirinya menghirup udara malam yang menyegarkan.
- oOo -
Suara lantunan musik keras begitu memekakan telinga. Salwa dan Adinda baru saja masuk ke dalam bar. Mereka berdua menelan ludah bersusah payah, suara musik membuat detakan jantung mereka berdentum dengan kuat. Di sayap kanan ruangan manusia-manusia berjoget mengikuti iringan musik, sedangkan di sayap kiri ada beberapa pasangan yang bercumbu mesra tanpa memikirkan sekitar.
"I-ini beneran?" tanya Salwa pada Adinda. Mereka meyakinkan diri. Hanya bersenang-senang seperti anak muda lainnya. Tidak lebih, Adinda juga tak lupa statusnya sebagai istri sah Leonard.
"Coba pesen minum dulu gimana?" Salwa mengangguk cepat, ketidaktahuan mereka tentang dunia malam yang remaja nakal lakukan membuat mereka cukup canggung dan tak nyaman. Ini bukan gaya mereka sama sekali.
Adinda duduk di kursi tinggi berbentuk bundar, bersama Salwa yang ikut duduk disebelahnya.
Ia memicingkan mata menatap bartender yang berjaga di balik meja. Mengapa pemuda itu terlihat tidak asing baginya?
"Mau pesen apa manis?"
"A-ada yang nggak pakai alkohol?"
"Tentu, Mocktail nggak pakai alkohol. Saya akan meraciknya untuk Anda berdua." Senyum miring tercipta di bibir pemuda tersebut.
"Din, gue kekamar mandi dulu, ya?"
"Okay," timpal Dinda.
Seorang pria paruh baya mendekat pada Adinda. Ia mencoba menyentuh jengkal tubuh wanita yang terlihat begitu sexy di hadapannya.
Adinda membalikkan tubuh kala menyadari hal tersebut. Ia menepis tangan pria paruh baya itu. Merasa risih dan jijik.
"Kamu cantik, ayo main sama saya. Saya bayar mahal deh. Gimana? Malu-malu gini bikin makin terangsang."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]
RomanceFerran Widjaya Pratama, dia pria beragam warna, mudah terseyum, humoris dan penuh perhatian. Terjebak dalam dunia masa lalu yang kelam, membuatnya sulit merasakan kembali jatuh cinta hingga kadang kala melakukan one night stand demi memuaskan nafsu...