[ TBP - 35 ]

12.5K 1.5K 550
                                    

-THE BILLIONAIRE'S PRINCE -


[ Pameran - 35 ]

NORMAL POV





Mata Ferran memicing kala matanya menangkap objek yang begitu menarik perhatiannya. Ia berpikir keras mencoba mengenali sosok wanita dewasa yang berdiri beberapa meter dari tempatnya duduk.

Senyum di bibirnya mengembang. Ia melangkah mendekat pada wanita tersebut. Sekedar informasi, Ferran sedang menghadiri salah satu launching mobil Toyota terbaru.

Ia menyenggol pelan wanita itu dengan siku lengannya.

"Selamat sore mantan calon istri Ferran yang cantik, tumben sendirian aja. Kayaknya Tuan William nggak takut ya istrinya di cokol brondong ganteng kayak Ferran," ceplos Ferran sekali tarikan nafas.

Steffany mendongkak, tersenyum ketika bertemu seseorang yang Ia kenali.

"Menjauh seratus kilometer dari istri Om, Ferran," peringat seorang pria dibelakang punggung Ferran.

Ferran berdecak mendengar suara dingin yang serak itu. Ah, ternyata bapaknya Leonard juga menghadiri acara ini. Dasar, suami posesif. Mirip sekali dengan keturunannya.

"Jauh amat, Om, nggak sekalian Ferran di transit ke hutan amazon," kelakar Ferran.

"Kenapa? Mau pulang kampung?" sinis William.

William menaikkan satu alisnya. "Ide bagus Fer, sini kamu, Om karungin." Ferran berusaha menepis tarikan tangan William. Ia tergelak tak sanggup menahan tawa.

"Gimana Om? Toyota-nya bagus nggak? Pasti Om mau,ya." Ferran menyenggol perut William. Pria itu sempat mengangguk setuju atas ucapan pujian Ferran.

"Ferran udah punya dua warna,lho. Om kalau mau Ferran kasih," sambung Ferran.

"Tumben ba-"

"Kalau Om siap di poliandri sama Tante Steffanny, demi apa Ferran nggak kuat lihat kecantikan beliau."

Brugh.

Satu pukulan melayang telak di kepala belakang Ferran. Pemuda itu meringis, mendadak merasa pusing.

"Om kalau Ferran mati gimana? Jahat banget sih," hentak Ferran.

"Ingat umur, bahkan tuaan mama Leo dibanding mama kamu, Ferran."

"Umur hanya angka, nama hanya sebuah panggilan. Cinta dong yang ngewakilin."

"Muntaber Om denger ucapan kamu. Pantes nggak nikah-nikah. Om aja eneg, apalagi para cewek-cewek." William bergidik merinding.

"Udah biasa Ferran diginiin, udah kebal!"

William tertawa, merasa kasihan pada Ferran.

"Udah ketemu Alea?" tanya William.

"Udah dong, Om."

"Jangan ngebuat Alea buka hati buat kamu Ferran. Alea udah cukup tersakiti karena Almarhum Xavier. Om kali ini minta tolong sama kamu."

Lidah Ferran kelu atas ucapan penuh arti dari William yang menasehati dirinya. Ia menunduk, menatap ujung sepatu pantopel miliknya. Demi apapun, dirinya tak berniat menyakiti Alea. Ia hanya ingin melindungi Alea semampu yang Ia bisa.

- oOo -

Pameran bazar di salah satu pusat kota ramai dipadati penduduk. Ada banyak sekali hal-hal yang menyenangkan disini. Salwa menarik pergelangan tangan Riffat, agar melangkah lebih cepat. Sesekali dirinya hampir menabrak tubuh orang-orang sekitar. Namun, dengan sigap Riffat membantu Salwa.

THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang