Triple UP!!!
THE BILLIONAIRE'S PRINCE -
[ TOXIC - 17 ]NORMAL POV
"Kamu terlambat lagi, ya."
Sapaan itu mengalun bak suara kematian bagi Salwa yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki ruang kerja Ferran. Ia membatu di tempatnya tepat di depan pintu. Ia mengumpat pelan.
"Maaf, Pak. Saya kejebak macet." Alasan, itu hanya alasan Salwa. Ia bangun kesiangan. Tidak tidur akibat membaca berkas yang diberi oleh Nurul.
"Sejak kapan Jakarta nggak macet? Harusnya udah tahu, itu resiko kamu Salwa. Datang lebih pagi. Kamu nggak paham bahasa Indonesia? Perlu saya pakai bahasa inggris?"
Salwa menggeleng, ia menunduk dalam. Menggigit bibir bawahnya. Mendadak merasa takut. Ferran berdecak, mengapa dirinya luluh melihat Salwa? Sialan.
"Udah kamu duduk disitu, copy paste file dari microsoft word ke microsoft excel."
Salwa mengangguk patuh. Ia berjalan setengah berlari dan duduk di sofa ruangan Ferran. Ini kenapa dirinya selalu di suruh keruangan Ferran? Ia kan bisa mengerjakannya di meja kerja pribadinya. Meskipun itu masih bersifat sementara karena dirinya masih Trainee.
Ferran menggeser layar handphonenya. Menatap jelas wajah wanita-wanita yang selalu berada disekitarnya. Takut-takut jika dirinya salah dalam menyebut nama lagi. Biasanya jidatnya akan terlihat jelas. Namun, kali ini dirinya menjatuhkan sedikit rambut menutupi goresan akibat di pukul menggunakan tas selempang semalam. Ia hanya berdoa, luka di wajah tampannya tak membekas.
"By the way, Salwa kemarin kamu pulang sama siapa?" Ferran meletakkan handphonenya di meja. Memajukan kursi beroda agar lebih rapat ke sisi meja.
Salwa menoleh sekilas, lalu kembali fokus pada layar laptop.
"Bapak kok tahu?"
"Nggak sengaja, kan saya pas keluar dari gedung ngeliat kamu."
"Oh."
"Jadi, siapa laki-laki itu?"
"Nggak ada hubungannya kok sama Bapak," jawab Salwa seadanya.
Benar, memang tidak ada hubungannya. Tapi, apa salahnya jika dirinya bertanya? Harga diri Ferran sedikit tercoreng.
"Berarti ada hubungannya dong sama kamu?"
"Ngapain saya pulang sama orang yang nggak ada hubungannya sama saya, Pak?"
"Siapa tahu aja dia cuma tolongin kamu gitu, Salwa."
Salwa membalikkan tubuhnya. Ia tanpa sengaja menghapus kata yang tadi ia copy, membuatnya harus mengulang hal yang sama lagi. Argh, Salwa kesal!
"Terlepas dari semuanya, Bapak bisa diem dulu nggak? Saya nggak bisa konsentrasi karena Bapak," tegurnya, penuh penekanan.
"Oh, maaf," balas Ferran cepat.
Salwa membalikkan tubuhnya, fokus pada laptop. Ferran terdiam, detik berikutnya ia mengeryitkan kening.
"Sebentar, Salwa. Disini yang atasan kan saya. Kok kamu berani nyuruh saya diem? Lebih mentingin kerjaan kamu dari pada Saya. Kan Saya yang buat keputusan kamu kerja," cerocos Ferran.
"Kan Bapak yang nyuruh saya ngepaste file. Saya harus mematuhi perintah Bapak."
"Harusnya kamu denger kalau saya ngomong. Sini kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]
RomanceFerran Widjaya Pratama, dia pria beragam warna, mudah terseyum, humoris dan penuh perhatian. Terjebak dalam dunia masa lalu yang kelam, membuatnya sulit merasakan kembali jatuh cinta hingga kadang kala melakukan one night stand demi memuaskan nafsu...