[ BAGIAN 55 - ENDING ]

22.5K 1.3K 505
                                    

-THE BILLIONAIRE'S PRINCE -


[ LAST STORY - 55  ]


NORMAL POV





"Saya terima nikah dan kawinnya Salwa Adiwinata..." Suara lantangnya menggema, tak ada tetes rasa keraguan di hati pemuda tersebut.

Ferran menoleh, memperhatikan setiap lekuk wajah Salwa yang jauh lebih cantik dari hari-hari sebelumnya. Bibir Ferran tersenyum bahagia.

"Astagfirullah Ferran jangan natap istri orang segitunya." Ferran bersedekap tangan. Ah benar. Ia seharusnya menjaga mata. Tapi, dirinya bahkan terus mencuri-curi pandang ke arah Salwa.

"Ternyata Kaisar bisa kalah juga, ya." Ucapan Dion bak mala petaka. Ferran yang sebelumnya tenang kini mulai menunjukkan tanduknya.

"Gue ngalah bukan kalah. Beda." Dion seolah ingin memuntahkan isi perutnya.

Terserah apa kata Ferran saja. Setelah acara salam-menyalami selesai, Ferran menghampiri Salwa. Ia memberikan paper bag berisi hadiah pernikahan.

"Selamat, Bro." Ferran mengulurkan tangan menjabat tangan pria disebelah Salwa.

Demi apapun Ferran teramat iri, sangat. Seharusnya, dirinya yang menghabiskan sisa hidup bersama Salwa bukan pria dihadapannya. Ferran berpindah posisi.
"Maaf Saya sedikit pecemburu." Niat Ferran menyalami tangan Salwa urungkan. Ia mengangguk paham.

Dirinya berkecamuk, iblis jahat mengatakan ini hadiah dari kebodohannya, sedang jin baiknya berkata ini memang jalan hidup yang harus Ferran lalui.

- oOo -

Cleo merampas gelas dari tangan Ferran. Pria itu mengembuskan nafas berat. Ferran sangat kacau, berantakan dan hancur. Suara bising dari musik yang memekakan telinga tak menyurutkan emosi Ferran.

"Udah biarin aja dia minum. Abis ditinggal mantan nikah emang sakit." Suara dibalik punggung Ferran, pria itu Dion duduk disebelah Ferran.

"Gue balik." Ferran tak ingin mendengar atau membahas apapun. Tubuhnya sedikit sempoyongan setelah bangkit.

Dengan sigap Dion membantu memapah tubuhnya. Ada rasa mengasihani Ferran. Mengapa sahabatnya ini tak pernah mulus dalam percintaan?

Masa lalu, masa sekarang, setidaknya Dion berharap ada masa depan yang indah bagi Ferran. Ia membawa Ferran ke Mansion.
Alissya meringis melihat kondisi putranya. Ia ingin membantu, namun bobot tubuhnya sudah pasti kalah oleh postur tubuh Ferran.

"Bawa langsung ke kamar, Nak Dion," pintanya, setelah meletakkan Ferran. Dion berpamitan pergi karena harus menemani Angkasa.

Alissya menyelimuti Ferran, saat hendak beranjak. Ferran mencekal lengannya, sedikit terkejut karena dirinya pikir Ferran tertidur.

"Mama, Ferran baik-baik aja nggak perlu khawatir." Suara Ferran parau.

"Kalau ada apa-apa ceritain ke Mama, ya." Alissya menepuk pelan bahu Ferran menenangkan Putranya.

Kemudian beranjak menjauh dari Ferran. Alissya menekan knop pintu. Tiba-tiba merasakan pelukan seseorang.

"Jangan balik, Mama... Ferran sakit." Ferran terisak, Alissya dapat merasakan pundaknya basah karena air mata Ferran menembus kain piyama yang ia kenakan.

"Sakit Mama, kenapa bukan Ferran? Kenapa orang lain? Kenapa Ferran yang terus ngalamin hal seburuk ini? Kenapa bukan orang lain? Ferran nggak baik-baik aja, Ma," lanjut Ferran.

Rangkulannya semakin kuat memeluk Alissya.

"Ferran pikir kehilangan Della rasa sakit terbesar dalam diri Ferran. Ferran salah, kehilangan Salwa berkali-kali lipat jauh lebih ngehancurin Ferran." Air mata Alissya menetes, penderitaan Ferran ikut menjadi akar kesakitannya.

THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang