[ TBP - 18 ]

14.8K 1.7K 163
                                    

THE BILLIONAIRE'S PRINCE -


[ TOXIC II - 18 ]

NORMAL POV

Tangan kekar itu kembali mengangkat gelas berbahan kaca kristal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan kekar itu kembali mengangkat gelas berbahan kaca kristal. Menyesap isi cairan pekat berwarna kuning. Ia berdesis, merasakan sensasi pahit dan terbakar di tenggorokannya. Ia memejamkan mata, membiarkan cairan itu mengalir membasahi jalur dinding dalam lehernya.

Bunyi bising dari alunan musik yang begitu memekakkan telinga tak mengusiknya sama sekali. Tubuh pria itu dibalut oleh kaos oblong putih dan kemeja bergaris biru dipadu celana kain senada dengan kemejanya. Penampilan biasa. Namun, terlihat luar biasa karena kharisma pria itu. Ferran, menggoda dan memanjakan mata kaum hawa yang berada di bar. Seolah magnet, mereka tertarik. Ingin mendekat, sayangnya mereka tahu jelas siapa Ferran. Pemuda tampan, yang selalu membawa nama 'Widjaya Pratama' di setiap langkahnya. Sebaiknya, tak menyentuh. Karena, kehancuran akan menghantui mereka.

Cleo menyunggingkan senyum menyeringai. Ferran tak mengatakan sepatah katapun. Ia bisa menebak mood pria itu pasti sedang jelek. Ia mengocok minuman di botol. Menuang minum tersebut ke dalam gelas kecil. Meletakkan gelas di hadapan Ferran. Ferran mendongkak menatapnya, pria itu menukik.

"Apa?" tanya Ferran tak paham.

"Minum yang ini, lo bakal ngerasa lebih tenang," sarannya, tersenyum nakal. Pekerjaannya sebagai bartender menuntutnya mengetahui segala kebutuhan pelanggan. Hanya saja, Cleo menikmati profesi tersebut.

Ferran mendengus, ia menyingkirkan gelas di tangannya. Terulur meminum cairan yang di racik oleh Cleo.

Ah, Ferran menaikkan alis. Moodnya mulai membaik hanya karena minuman itu. Ia kagum, seorang bartender sangat luar biasa.

"Lo kenapa? Mau cerita?" pancing Cleo.

"Gue dongkol aja."

"Tumbenan, perbuatan si Missya?"

"Lo kok tau nama pacar terakhir gue?"

"Emang sama Missya, kan? Ada yang lain?"

"Nggaklah, gue pacar cuma satu. Lo tau Arnia?"

"Pacar Lo tiga minggu lalu. Arnia yang buat lo dongkol?"

Ferran menggeleng. Ini kenapa jadi Cleo yang mengetahui nama-nama mantannya? Ia sendiri tak dapat menghapal mereka.

"Lo kenapa?" ulang Cleo.

"Gue ngerasa di injek-injek sama bawahan gue," curhat Ferran. Memikirkan tentang Salwa, membuatnya kembali tidak mood.

"Berani banget dah, lo pecat aja."

"Mana mau gue mecat dia."

Cleo menatap Ferran lamat-lamat. Ia menunduk menertawai Ferran.

THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang