THE BILLIONAIRE'S PRINCE
[ TRAUMA - 21 ]NORMAL POV
Mobil sedan hitam tersebut melaju tanpa hambatan. Ferran mengemudi mobil tersebut dengan kecepatan cukup tinggi. Terburu ingin mengetahui kondisi Alea setelah mendengar kabar salah satu pesawat keberangkatan Inggris jam sepuluh pagi dikabarkan mengalami kecelakaan.
Leonard, Am, Dinda dan Shani berada di satu mobil yang sama. Menuju kediaman mansion megah keluarga Willos. Setelah memarkirkan mobilnya di halaman, Ferran turun paling akhir dari mobil. Ia menghembuskan nafasnya pelan. Tidak dapat membayangkan kondisi Alea.
Ia memasuki mansion tersebut. Leonard dan yang lainnya terlebih dahulu mengobrol bersama Willos. Papah Alea nampak kacau.
"Ferran ngecek keadaan Alea dulu, Om," ijin Ferran.
Willos menggeleng, sepertinya menemui Alea sekarang bukan waktu yang tepat. Alea masih terpuruk kala mengetahui berita kecelakaan itu.
"Nggak apa-apa, Ferran cuma mau tahu." Ferran tak tenang. Ia sendiri merasa gusar. Willos menunjuk lantai dua. Dimana kamar Alea berada. Tanpa pikir panjang, Ferran berlari menaiki tangga.
Ia menelan ludah, menekan knop pintu. Bibir Ferran meringis melihat keadaan kamar Alea. Pakaian yang bertebaran dilantai, pecahan kaca dari pot bunga, buku-buku berserakan. Ia mendongkak, keadaan Alea jauh lebih buruk dari perkiraannya.
"Alea," panggil Ferran. Ferran memejamkan matanya. Ingatannya beberapa tahun lalu yang terkubur mendadak kembali. Terputar di otaknya.
Alea tak berekspresi. Mata gadis yang biasanya memancarkan kilatan cerah itu memudar seolah redup. Bibirnya yang biasa mengumpati dirinya begitu pucat, warna wajah yang sebelumnya nampak seperti bunga bermekaran kini layu. Jejak-jejak bekas air mata terlukis di kedua pipi gadis itu.
Ferran melangkah, sedikit menyeret kakinya. Persediannya melemah. Ia berjongkok di hadapan Alea yang tengah duduk di pinggiran tempat tidur. Beberapa goresan luka yang belum mengering terlihat di kulit mulus tangan Alea.
"K-kak Ferran.. Kak Xav-hiks..." Alea tersedu. Ia menggigit bibir bawahnya.
"Kakak tahu, Alea. Kakak disini."
Bibir Alea bergetar. Ia menyorot Ferran dengan sendu. Matanya meminta pertolongan Ferran. Menyelamatkan dirinya dari perasaan yang hancur.
"Cerita sama Kakak, apa yang terjadi?" Ferran terulur mengusap rambut panjang Alea.
"Alea nyuruh kak Xavier ke Inggris. Alea maksa buat dia pergi. Kak Xavier nolak tapi arghh ini salahnya Alea, Kak Ferran."
Alea menjambak rambutnya. Ia hampir gila, fakta tentang Xavier yang meninggalkan dirinya membuatnya kehilangan kewarasan.
Ferran menggenggam erat tangan Alea. Ia menuntun tangan Alea kebawah agar menghentikan sikapnya yang menyakiti diri sendiri."Semuanya salah Alea, andai aja Alea nggak maksa. Please, bilang sama Alea. Ini hanya bercandaan dari kak Xavier."
Ferran melihat dirinya beberapa tahun lalu. Sial, Ia memahami bagaimana perasaan Alea sekarang. Ia bangkit, merengkuh tubuh Alea ke pelukannya.
Tuhan, kenapa orang lain merasakan penderitaannya? Dirinya mungkin bisa sekuat ini karena usianya yang sudah tercukup dewasa. Lalu, bagaimana dengan Alea? Ia masih terlalu muda. Ia menyentuh pucuk kepala Alea.
"Kakak disini, Alea. Bakal jagain kamu."
Itu sumpah Ferran. Sumpah yang berteriak di setiap aliran darahnya. Ia tak bisa, Ia tak mampu melihat orang sekitarnya mengalami hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]
RomanceFerran Widjaya Pratama, dia pria beragam warna, mudah terseyum, humoris dan penuh perhatian. Terjebak dalam dunia masa lalu yang kelam, membuatnya sulit merasakan kembali jatuh cinta hingga kadang kala melakukan one night stand demi memuaskan nafsu...