[ TBP - 34 ]

11.8K 1.4K 511
                                    

-THE BILLIONAIRE'S PRINCE -


[ BOLOS - 34 ]


NORMAL POV

"MATI LO DION MATIII!"

Ferran mencekik leher Dion dengan seluruh kekuatan yang ia miliki. Tak dapat dipungkiri tingkat kejengkelan Ferran pada sahabatnya yang bermulut racun tersebut.

Aldin menarik lengan Ferran melerai pertengkaran keduanya. Sedangkan Steve sibuk mereka aksi mereka. Bagus sekali, sebagai bahan live di instagram. Dua orang ganteng 'Gelut'. Bisa menambah popularitas dirinya.

"Lo ngapain sih vidio-vidio? Bantuin. Ntar Dion beneran mati!" teriak Aldin frustasi.

Cleo menghampiri sahabatnya membawa nampan berisi minuman yang dirinya racik.

"Lo juga orang kayak ini masih bawa minuman! Liat situasi!"

"FERRAN BERHENTI!"

Para lelaki tersebut terdiam. Mendadak hening mendengar suara Aldin setinggi beberapa oktaf. Suasana mendadak begitu hening. Ferran melepaskan tangannya dari leher Dion pelan. Ia duduk di sofa dengan patuh.

"Lo, lo nggak tau kita jadi tontonan? Malu sama umur Fer." Aldin menunjuk Ferran dengan jarinya.

Ia mengerang, melampiaskan emosinya yang memuncak. Mengapa dirinya seperti seorang Ibu yang tengah menasehati putra-putranya yang beranjak dewasa?

"Sabar, Al. Sabar."

Ferran mengusap punggung Aldin, meminta Sahabatnya untuk duduk menenangkan diri. Sepertinya, Ferran melupakan fakta bahwa dirinya lah pembawa masalah disini.

"Lo kenapa dateng langsung nyerang Dion?"

"Gue berasa di sumpahin sama dia tau nggak? Heran gue. Ini gue beneran mau saingan sama Riffat. Puas Lo?" sengit Ferran.

Ia menyorot tajam Dion yang tengah mengusap lehernya.

"Puas banget, makasih Sayang atas kepuasannya," timpal Dion sembari tersenyum lebar.

"Bersaing gimana sama Riffat? Kekayaan? Lo kan lebih kaya raya," cetus Cleo. Ia menyesap whisky di gelas krystal pada genggamannya.

Pertanyaan itu mewakili seluruh isi kepala sahabat-sahabatnya. Mereka nampak dilanda penasaran.

"Saingan cewek."

"Alah paling juga mainan lo." Niat Steve untuk tertarik pada jawaban Ferran ia urungkan. Pasalnya, Ferran jika masalah percintaan memang tak pernah serius.

"Lo nyerah aja deh, lo bakal kal-" Ferran segera membekap mulut Dion. Sebelum pria berkulit eksotis itu kembali menyumpahi dirinya.

Ferran mengerutkan kening berpikir sangat keras. Para sahabatnya ikut larut dalam keheningan. Menanti kira-kita apa yang akan diucapkan Ferran.

"Aha!" Ferran menaikkan satu tangannya penuh semangat.

"Apa? Kenapa?" serbu Cleo.

"Ternyata gue nggak ada ide," balas Ferran, nada suaranya terdengar lemas.

"BACOT LO BABI NGEPET!"

Kini, Cleo dan Steve lah yang menahan Aldin agar tidak menyerang Ferran. Setidaknya, sampai pemuda itu tenang.

"Jangan emosi sendiri. Ayok, habisin aja nih anak," seru Steve mempropokasi.

Ferran mendengkus tak percaya, ia segera melarikan tepat sebelum sahabatnya menyerbu.

- oOo -


Suasana kantor jauh lebih baik dari kemarin. Ketegangan sudah mulai kendur, kesibukan sejenak merenggang. Akhirnya, mereka berhasil melewati masa krisis perusahaan. Kenaikan pendapatan, kenaikan saham. Juga ikut membangkitkan semangat mereka. Membara bak api yang berkobar-kobar. Sesuai dugaan, Aliansi Tiga Perusahaan membawa dampak baik bagi mereka.

THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang